"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Lagipula aku juga agak gugup."
"Tidak apa-apa. Kakekku sangat santai. Jangan khawatir, ayo pergi."
"Lina, ini Kakek."
"Kakek, ini menantu perempuanmu. Namanya Lina."
"Halo kakek."
Saat melihat Kakek Erza, hati Lina masih merasa cukup gugup.
"Oh ini anak Tama."
"Kakek, bagaimana kamu tahu nama ayahku?"
Ucap Lina yang juga cukup penasaran saat ini. Tidak hanya Lina, tapi bahkan Erza juga merasa sangat penasaran. Menurut identitas kakeknya, mungkin dia bisa mengenal ayah mertuanya.
"Kebetulan Pak tama dulu adalah pengawalku saat berada di medan perang."
Kata-kata Tendean ini bahkan membuat Erza terbangun dari mimpinya. Erza pun kemudian mengerti kenapa suami lamanya begitu sopan padanya. Itu pasti karena dia berhubungan dengan kakeknya dan ini membuat Erza merasa agak tertekan dalam hatinya.
"Ternyata begitu."