"Apa yang kau katakan?"
Mendengarkan kata-kata Erza ini, Wina pun dengan cepat mengatupkan mulutnya. Erza bahkan seperti sering melanggar janjinya.
"Tidak. Kau adalah saudara laki-lakiku yang terbaik."
Ucap Wina yang berkata sambil tersenyum. Bagaimanapun juga dia juga masih menyukai Erza dalam hatinya. Yang dia inginkan hanyalah persetujuan dan janji Erza. sedangkan Erza, hanya merasa jika keselamatan Wina yang terpenting.
"Ngomong-ngomong, apakah cederamu sudah membaik?"
Ucap Wina yang masih mengkhawatirkan Erza dan segera ingin memberikan tubuhnya untuk kesembuhan Erza.
"Sudah semakin membaik. Kenapa?"
"Bukan apa-apa. Aku ingin cepat sampai."
Wina yang tadinya ragu-ragu pun akhirnya juga tidak mengatakan apa yang ada di hatinya.
"Ini sudah segera sampai. Kenapa? Kamu lapar? Ada saudara perempuan di sini hari ini, jadi dia akan memasakkannya untukmu."
"Yah, aku sedikit lapar."
"Erza."