"Kenapa sangat lama hanya untuk mempersiapkan diri? Hei, Dev... Kau tak perlu merias wajah seperti halnya wanita."
Devan yang sesaat lalu mematung, sontak saja melempar pandang pada seseorang yang datang ke dalam ruangannya. Menarik lebar sudut bibir, remaja mungil itu lantas membentangkan kedua lengannnya untuk memberikan pelukan.
Dalam posisi duduk, wajah kecil Devan di sembunyikan pada perut atletis milik Nathan. Menghirup aroma tubuh yang sangat maskulin, pria jangkun itu balas mengusap lembut surai halus milik Devan.
Tak seberapa lama, pandangan Devan pun terangkat tanpa mau repot-repot mengambil jarak. Bibirnya yang semula nampak sangat bahagia, dengan cepat memberenggut dengan artian protes keras. "Kenapa kau hanya memakai setelan pendek rumahan?"
"Ya, karena memang aku sedang berada di rumah," balas Nathan yang dengan gemas menarik ke dua belah pipi menggembung milik Devan.