"Wow! Benarkah? Jadi kau sudah bisa mengendalikan semua orang?"
Bahkan berita baik itu, malah di prasangka buruk oleh Max. "Maksud mu?"
"Kau yang membalasnya dengan aksi penurutan mu terhadap suara terbanyak yang mengatur mu?"
"Sungguh, aku tak memahami maksud mu," balas Nathan yang mulai tak nyaman dengan seputar apa pun perbincangannya dengan Max. Bahkan saking kesal dan ketidak berdayaannya untuk melakukan sesuatu, membuatnya melampiaskan diri dengan mencengkram buku jarinya terlalu erat.
"Tentang rencana pernikahan mu dengan adik ku, bukankah kau melakukannya setengah hati?"
"Ku rasa kau terlalu percaya diri untuk mengetahui semuanya."
"Lantas, kau ingin katakan jika dengan penyatuan dua keluarga membuat semuanya lekas membaik seperti orang-orang lain miliki?" sengit Max.
"Ku rasa kau tak melupakan bentuk tanggung jawab besar ku terhadap adik mu."