Descargar la aplicación
82.6% Stolen Voices / Chapter 19: Deven hilang

Capítulo 19: Deven hilang

"Eh Dev tuh berita lo ama Anneth lagi rame di media" kata Gogo ketika melihat Deven masuk ke dalam rumah dengan tampang pucat

"Iya, gue tau kok" kata Deven berjalan ke arah dapur dengan langkah gontai sambil mengambil gelas dan menuangkan air ke dalam gelasnya dan meminumnya cepat-cepat

"Lo gak konfirmasi sama Anneth?" tanya Gogo

"Konfirmasi gimana Go?" tanya Deven yang wajahnya masih pucat sementara ia memegang tenggorokannya

"Ya masa Anneth lo biarin sendirian ngadepin media sih Dev?" tanya Gogo

"Gue gak bisa ketemu Anneth sekarang Go" kata Deven sambil memejamkan matanya berusaha menenangkan dirinya sendiri

"Lo harusnya jujur ama Anneth tentang kondisi elo Dev" kata Gogo

"Jangan mulai deh Go" kata Deven menatap tajam ke arah Gogo

"Gue bukan apa Dev tapi kalau kayak gini, Anneth gimana mikirnya tentang elo" kata Gogo "elo mau dicap jadi cowok brengsek sama Anneth"

"Lebih baik gue dicap brengsek sama dia daripada gue mesti lihat dia nangis Go" kata Deven "gue yakin kak Rifan dan manajemen Anneth bisa mengatasi masalah ini tanpa bantuan gue"

"Tapi" kata Gogo

"Udah Go, gak usah dibahas lagi, gue mau ke kamar istirahat terus gue juga perlu bikin tugas" kata Deven

Gogo hanya terdiam melihat Deven berjalan masuk ke kamar.

Sementara di dalam kamar

Deven membuka chat Anneth di hapenya sambil menghela nafas 'sorry Neth, gue gak bermaksud ngacangin lo atau sengaja nyakitin elo tapi ini adalah jalan terbaik yang bisa gue lakuin buat elo'

Deven menaruh ponselnya di meja belajarnya tanpa membalas chat Anneth sementara Deven ganti baju dan kemudian terlentang di tempat tidur dengan perasaan sedih dan putus asa

Ia memejamkan mata dan kemudian terlelap.

Sementara itu Anneth yang menghadapi manajer dan menejemennya menjelaskan kronologi yang terjadi saat di Ancol bagaimana sampai dia dan Deven bisa sampai berpelukan di depan umum juga mengenai hubungannya dengan Deven

Seperti kata Joa dan Nashwa sebaiknya untuk saat ini, Anneth menjawab Deven adalah teman dekat dan hubungannya tidak lebih dari itu dan manajer maupun menejemen Anneth akan segera memberi konfirmasi ke media terkait hal itu.

Menejemen Anneth juga bertanya apa Deven tau mengenai hal ini jadi nanti saat menejemen konfirmasi ke media tidak ada bantahan dari Deven

Anneth bilang sampai sekarang Deven tidak bisa dihubungi dan tidak tau ada dimana... Anneth bahkan sudah menghubungi Charisa tapi Charisa juga tidak membalas chat Anneth meskipun merasa ada sesuatu yang aneh tapi Anneth berusaha menahan diri.

Anneth menghadapi beberapa media ketika ia berada di kantor menejemennya, Anneth bilang kalau dia dan Deven sekarang sebatas teman dekat dan tidak pacaran dan bahkan ada beberapa pertanyaan wartawan yang menjerumus membuat Anneth hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya

"No comment" jawab Anneth

Dan akhirnya setelah semua urusan beres, Anneth bisa bernafas lega... ia merogoh saku celana jeansnya dan berharap menemukan chat dari Deven dan sama sekali tidak ada hanya ada chat dari Charisa

Charisa : Sorry Neth baru bales tadi gue lagi kelas, Deven ada di kos... dia agak gak enak badan kata Gogo, mungkin tidur Neth

Anneth memejamkan mata, ia lelah sekali hari ini menghadapi segalanya apalagi kalau ditambah harus memikirkan Deven

Anneth : Gak enak badan kenapa?, dia sakit atau apa Cha?

Charisa : Gue gak tau Neth, ini gue gak mampir ke kos'nya soalnya gue ada acara di radio, coba lo chat dia atau telepon dia

Anneth : Udah gue chat gak dibales Cha, ditelepon berkali-kali juga gak diangkat, gue bingung ini kalau dia marah masalah gue ngomong ke media gimana?!

Charisa : Ngomong aja Neth, Deven gak mungkin marah lah sama elo

Bener juga sih kata Charisa kalau Deven gak mungkin marah tapi Anneth merasa gak banget kalau jawab pertanyaan ke publik seputar hubungannya dengan Deven dan jawabannya hanya sekedar teman, dia seperti berbohong pada publik, berbohong pada hatinya sendiri.

Setelah kehebohan di media, Anneth sama sekali tidak bisa menelepon Deven, chat sama sekali tidak di balas bahkan ketika Anneth ke gedung fakultas kedokteran, Anneth juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Deven

Deven seakan menghilang ditelan bumi

Anneth yang mencari tahu lewat Charisa hanya bilang kalau Deven sibuk belajar karena sebentar lagi menghadapi uts padahal uts masih 2 bulan lagi, apa kuliah kedokteran se-stress itu?!

Tapi jauh di lubuk hati Anneth yang terdalam, Anneth merasa kalau Deven sedang menghindarinya, ini sudah hampir seminggu...

Anneth cuma khawatir Deven marah karena semua berita di media tapi kata Charisa, Deven sama sekali tidak marah karena memang status mereka hanya teman tapi Anneth ingin sekali mendengar dari Deven kalau ia tidak keberatan dengan semua pemberitaan di media.

Jadi hari itu setelah Anneth kuliah dari pagi sampai siang, ia memutuskan makan siang di kantin dengan Joa dan Nashwa, ia masih menatap hapenya dan berharap ada chat masuk atau setidaknya entah keajaiban dari mana Deven telepon tapi tidak ada

"Lihat hape melulu Anneth ini" sindir Nashwa "Neth kita ini manusia loh bukan patung berjalan"

Anneth menoleh ke arah Nashwa "iya, sorry Wa tapi ini Deven udah seminggu lebih gak ada kabar"

"Udah biarin aja Neth" kata Nashwa "waktu lo ngehadepin media, dia juga gak keluar sama sekali khan?, masa iya jadi cowok kayak gitu"

"Bener kata Nashwa, Neth" kata Joa "ngapain sih lo mikirin Deven terus?, kalau ngilang ya ngilang aja"

Anneth menggelengkan kepalanya "ya gue peduli ama dia Jo, hubungan kita itu bukan temen biasa juga khan... dia itu mantan dan gue juga merasa kalau Ucha tau sesuatu tentang Deven yang sengaja dia tutup-tutupin ama gue, kayak Deven menghindari gue kayak gini ini... khan aneh, perasaan gue ama Deven terakhir ketemu gak tengkar juga gak ada apa-apa malah makan bareng di rumah gue terus tiba-tiba dia ngilang gitu aja"

"Terus lo mau gimana?" tanya Nashwa

"Gue juga gak tau makanya gue tanya ke kalian" kata Anneth "gue penasaran sih ntar Deven ngikut enggak ke pulau seribu"

Nashwa dan Joa sama-sama melihat ekspresi wajah Anneth yang sedih benar-benar tidak tega tapi Joa dan Nashwa juga tidak tahu harus bagaimana membantu Anneth.

"Kita tanya ke Gogo" kata Joa

"Gue gak deket ama Gogo Jo, gue juga gak tau nomer hapenya Gogo" kata Anneth

"Uwa pasti punya khan lo Wa, cinta sejatimu tuh" kata Joa nyengir kuda menatap Nashwa

"Ngomong jangan sembarangan ya Jo, gue ama Gogo itu beneran cuman temen" kata Nashwa

"Temen atau temen??, ntar malah kayak Anneth-Deven, temen spesial" kata Joa menggoda Nashwa

"Apaan sih elo Jo" Uwa menggelengkan kepalanya sambil memukul lengan Joa

"Gue ama Deven bukan temen spesial" kata Anneth "bahkan temen aja gak ngerti gue dianggep temen atau engga, chat gak pernah dibales, telepon gak pernah diangkat, disamperin juga gak ada orangnya"

Joa dan Nashwa berpandangan kemudian Nashwa memegang tangan Anneth dengan wajah bersimpati

"Nanti gue bantuin lo tanya sama Gogo, Neth" kata Nashwa "gue tanyain itu si Deven kenapa kok nyuekin elo lagi"

Anneth tersenyum "thank you Wa, gue bukan apa sih cuma ngerasa aneh aja gitu sama sifatnya Deven, habis baik banget eh tiba-tiba ngilang gitu aja, mana ada sih orang yang terima diperlakukan kayak gini?,gue mau minta penjelasan sama dia"

"Deven yang dulu setau gue orangnya gak kayak gini deh" kata Nashwa "dulu dia khan orangnya ramah dan hangat banget malah terkesan sweet sampe bikin diabetes di hati"

Anneth dan Joa tertawa mendengar celetukan Nashwa

"Iya, Deven berubah banyak sih sifatnya" kata Joa

"Tapi sebetulnya kalau gue lihat dia itu gak berubah banyak kok Wa cuma ya gitu kayak ada sesuatu gitu ama dia" kata Anneth "sesuatu yang bikin dia jaga jarak ama gue dan gue penasaran aja,

kenapa Deven begitu?!!"


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C19
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión