"persetan dengan kedudukan mu, aku tidak akan menyandingkan Putra ku dengan Putri pembawa sial mu itu!"
"lancang sekali kau!"
"jangankan diriku, Raja manapun tidak akan ada yang akan menikahkan Putra mahkotanya dengan Putri mu itu, walaupun ia dianugerahi oleh kecantikan sejuta Dewi sekalipun, nasib sialnya tidak akan pernah berubah dan akan menjadi malapetaka bagi siapa saja yang akan menikahi nya!"
"tutup mulutmu!" Murka Markz, kedua pundaknya sudah bergetar akibat dikuasai amarah yang menggebu, dan dari kedua tatapan matanya seolah mengatakan akan menebas habis lawan bicaranya jika berani membuka suara sekali lagi.
keadaan di sekitar mereka sudah di penuhi oleh hawa suram yang mencekam, bahkan Arina yang sedari tadi menemani Markz ikut merasakan nyeri di hati ketika mendengar Putrinya dihina dengan begitu rendah.