Descargar la aplicación
92.04% RE: Creator God / Chapter 347: CH.347 Ragnarok

Capítulo 347: CH.347 Ragnarok

Sebuah peringatan tersirat yang seharusnya bisa kami abaikan malah menjadi tamparan keras akan realita yang tidak semudah dibayangkan.

Pertarungan memang bisa kami lanjutkan setelah suara mereka hilang. Ingat, kami hanya mendengar suara, tidak melihat badan apalagi muka mereka.

Namun kuyakin pasti mereka berdua adalah Cortin dan raja monster, toh mereka sendiri yang mengucapkan identitas mereka.

Pernyataan yang mereka sampaikan begitu jelas, bahwa pertarungan besar akan terjadi cepat atau lambat antara manusia dan monster yang disertai Cortin.

Sebelum komentar lebih jauh bagaimana nasibnya nanti, pikirkan dulu yang satu ini. Kekuatan manusia bisa kami ketahui, tetapi raja monster dan Cortin mungkin masih punya kartu AS lain.

Pada kondisi ini, masih banyak hal rancu yang belum bisa dikonfirmasi untuk menentukan rencana untuk membawa kita pada kemenangan.

Benar-benar semua ini menjadi buruk dalam waktu yang singkat, tetapi tak cukup untuk membuat kami putus asa. Sekarang, selesaikan pertarungan ini dan persiapkan yang selanjutnya.

"Berapa banyak monster yang tersisa sih? Terlalu banyak yang sudah kita buru."

"Prediksiku total kita memakan waktu empat jam, terhitung lebih cepat sebenarnya."

"Kalau begitu sekarang sudah berapa lama?"

"Dua jam lima puluh tiga menit, masih satu jam lebih sedikit tersisa."

Tentu saja, mana ada kami tidak lelah setelah memburu kurang lebih tiga ratus ribu monster dan beberapa monster raksasa.

Hebatnya lagi, monster raksasa itu yang sekarang ini muncul bersamaan, yang pastinya tentu lebih merepotkan dari yang kau pikirkan.

Sekarang ini aku hanya berharap semua cepat selesai, karena jujur, rasa lelahku sudah menumpuk begitu banyak walau rasanya tidak akan pingsan.

Memang tidak akan pingsan, tetapi setengah kesadaranku melayang karena kadar garam dalam tubuhku terus berkurang setiap kali aku berkeringat.

Jika saja aku mampu menyelesaikannya dalam sekali serangan. Kalau bisa sih mau, tetapi itu juga pasti akan merusak lingkungan sekitar.

Mana mungkin aku mau, malahan aku pecinta alam semesta yang hijau dan alami. Merusak adalah tidak mungkin.

"Itu masih sangat panjang sekali sisanya!! Seriusan, walau aku terbiasa bertarung, tetapi jumlah sebanyak ini tidak ada habisnya walau dibantu oleh para pemburu lain."

"Namanya juga sudah di atas empat ratus ribu, kau mengharapkan apa selain menguras tenaga sebanyak mungkin?"

Seorang veteran petarung, pemburu, apa pun itu yang bisa menjadi sebutan kami saja sudah kelelahan seperti ini. Makanya bantuan dari para pemburu lain pun hanyalah secuil saja.

Sekarang aku jadi berpikir, sebenarnya siapa yang dibantu siapa. Kenapa Jurai malah mengatakan kita dibantu oleh para pemburu dari berbagai LeArc?

Entahlah, mungkin otaknya sedang miring dan tidak bisa berpikir jernih? Kemungkinan seperti itu. Atau lebih besar persentasenya bahwa dia tidak menggunakan otaknya.

Lupakan soal perkataan Jurai, aku juga sudah lelah. Anggap aku baterai, dari penuh seratus persen, hanya tersisa delapan belas persen padaku.

Bisa dibilang tenaga tersisa ini tidak cukup walaupun kuirit. Namun jangan lupakan kekuatan dewa, itu menambah sedikit kapasitas, hanya saja efeknya muncul pasti setelah dilepas.

Kalau saja aku sedikit lebih sadis dan tidak peduli lingkungan, pastilah kuhajar semua ini dengan bom, entah yang macam apa. Mungkin bom nuklir skala kecil boleh juga, bisa menjangkau beberapa kilometer tanpa masalah.

"Ini hanya aku, atau perasaanku saja bahwa jumlah monsternya sama sekali tidak menipis? malahan kudapati bertambah."

"Tidak, bahkan aku merasakan hal yang sama. Ada gerangan apa ini?"

Sebenarnya sudah kusadari dari tadi, hanya saja aku masih diam dan menyimpannya sendiri. Yang pertama kali mengungkapkannya adalah Shin.

Namun anehnya kalau jumlah monsternya masih terus sama alias bertambah di saat kami membunuhnya, setidaknya ada perubahan jumlah total monster.

Itu yang seharusnya terjadi, tetapi tak kudapati komputer melacak perubahan atau detak jantung baru di sekitar sini. Jujur, ini aneh, sangat bahkan.

Sekarang apa? Tidak ada yang bisa kulakukan selain melawan. Dari semua hal, yang bisa kulakukan hanyalah berharap dan berjuang, tiada hal lain lagi.

Lagipula mengeluh dan hanya memprediksi melulu juga percuma, siapa pun dengan pengalaman yang cukup tetap mampu mencari pola dalam keanehan ini asal niat.

"Ada sesuatu, tetapi untuk sementara kita bisa abaikan. Selama bukan monster raksasa, seharusnya tidak masa… lah…. Hah~ baru juga aku berkata."

"Waw, ucapanku itu adalah sebuah 'flag' ya Sin? Apa pun yang kau tebak dan prediksi juga katakan, semuanya jadi nyata."

"Apakah itu suatu pujian? Kurasa tidak, karena pasti terjadi hal buruk kalau aku berkata. Jangankan berkata, berpikir saja terkadang sudah jadi kenyataan."

Membenci kekuatan atau kemampuan ini? Tentu saja!! Gila kau aku selalu berkata atau berpikir soal hal buruk dan pasti itu terjadi.

Bahkan aku ingin juga lepas dari masalah-masalah yang ada, bebanku sudah terlalu berat dan cukup untuk membuatku bisa jadi gila.

Sekarang untung masih tertahan karena beberapa hal di sekitarku yang melindungiku. Salah satunya Kiera yang melindungi perasaanku dan hatiku.

Maka dari itu, karena aku sendiri sudah dijagai seperti itu. Tidak boleh ada lagi kelengahan dalam diriku atau semuanya akan lenyap di hadapanku, termasuk diriku mungkin.

Hentikan, aku berpikir hal negatif lagi. Selalu saja begitu, kapan ya aku bisa berhenti dari berpikir seperti ini…? Ah tentu… setelah Kuroshin kutamatkan riwayat hidupnya.

"Tentu bukan pujian, gila saja kau. Dibanding itu, monster-monster raksasa ini semakin mengada-ada saja, jumlahnya yang sedikit ini digantikan dengan besarnya yang terus berkembang. Lihat saja ini, 57 meter?"

Baru hari ini lho, masih di hari yang sama, medan pertarungan yang sama, tetapi monster yang keluar adalah monster yang lebih kuat lagi.

Sekejap saja tinggi mereka bertambah sembilan meter sendiri. Lama-lama aku bahkan lelah menjelaskan tipe monster apa mereka dan detil lainnya.

Tenagaku sudah terkuras habis, jika dilanjutkan bahkan aku mungkin mencapai titik minus dalam kapasitasku.

Sebelumnya beberapa kali aku menyentuh minus, tetapi masih skala rendah. Namun sekarang karena kapasitasnya terus melebar, kalau menyentuh minus, itu kebangetan.

Selama ini palingan hanya berhenti ditersisa satu persen saja, tidak lebih, tidak kurang. Itu saja sudah menyiksa diri karena kehabisan total tenaga.

"Semakin besar saja ya? Sudah kuduga, ini perang besar yang dimajukan. Prediksiku soal yang satu ini adalah, Ragnarok. Kemunculan raja monster dan Cortin bersamaan memberiku sebuah arah untuk menentukan jalannya."

"Memangnya apa itu?"

"Perang yang kuprediksi akan datang sebulan lagi, itu terjadi sekarang."

"Se-seriusan!?"

Aku tidak terkejut mendengar teriakan terkejut semuanya yang lain. Padahal seharusnya aku hanya berbicara dengan Shin mungkin juga Jurai, tetapi para istri juga ikut terkejut.

Bagaimana tidak, perang yang akan memuat jutaan monster malah muncul sekarang di saat semua kekuatan lenyap dari kami.

Tidak ada hal baik lagi yang tersisa dari pertarungan ini. Bahkan rasa lelah kami tidak cukup hanya dibayarkan oleh miliaran Vousx, tidak cukup.

Sialan, kenapa harus begini sih? Perubahan demi perubahan terus terjadi dan dampaknya juga tidak main-main. Begitu sekali berubah, semuanya jadi totalitas kacau.

Badanku padahal sudah mencapai batasannya, tetapi entah kenapa secara otomatis tetap terus bergerak tanpa kuingini. Haruskah ini terjadi?

"Semuanya dilanda keputusasaan… lihat saja mayat-mayat terbelangkai di mana-mana."

"Tentu saja, namanya juga pemburu, nyawa sudah jadi taruhannya. Itu pilihan mereka."

"Inilah hidup, inilah perang, begitu menyedihkan."

Biar kutanya, siapa yang suka perang? Mungkin ada, tetapi paling hanya menonton karena itu seru, tidak mungkin ada yang mau menjalaninya.

Dini ini, manusia belajar apa namanya kedamaian, tetapu terlalu berlebihan sampai menimbulkan berbagi masalah termasuk kelalaian.

Mental yang seharusnya ditempa untuk siap menghadapi segala cobaan dan masalah, menjadi mental pecundang yang mudah hancur sekali digertak.

Pada akhirnya, orang-orang seperti kamilah yang akan terus bergerak dan maju. Kau tahu sendiri hukum rimba itu seperti apa, yang kuat akan memimpin, dan yang lemah tertindas.

Bukannya sadis atau apa, tetapi bahkan hukum itu dijalankan sadar atau tidak sadarnya dirimu itu. Semuanya sama saja, manusia selalu begitu.

Terlebih lagi terikat oleh dosa, sangatlah itu memberikan dampak. Manusia memang sudah banyak berubah, dan pastilah kau tahu itu berubah ke arah negatif.

"Perang besar Ragnarok ya…? Kurasa inilah hidup, tidak pernah ada yang berjalan selalu mulus sesuai kehendak kita."

"Jangankan pernah ada, tidak akan ada kalau kukatakan. Semuanya selalu berlawanan dengan kita."

"Sebaiknya kita tutup mulut saja, dan selesaikan semua ini. Biar kukatakan bahwa pertarungan ini tidak akan selesai dengan kita terus berbicara."

"Tentu aku tahu itu, beberapa kali kau sudah memperingatkannya."

Kembali pada mode solo lagi. Komunikasi sudah kunon-aktifkan hanya setengah tapi. Memang kumatikan, tetapi tak menutup kemungkinan berpapasan dengan monster di tengah jalan alias keadaan darurat seperti tadi.

Perang ini, benar-benar mengajarkanku sesuatu, yang sangat berharga. Betapa tinggi dan besar nilainya hidup manusia, seharusnya dijaga, bukannya dibiarkan diinjak-injak orang lain.

Akhirnya pun selalu begitu, kekerasan memang jalan terbaik. Bukannya aku mengatakan kekerasan itu hal normal dan bisa diwajari, tetapi itu solusi paling bagus.

Semua mulut dapat tertutup rapat asalkan kau memukulnya di leher belakang juga bagian kepala. Tak perlu sulit-sulit, selalu saja begitu manusia-manusia begini, biarkan saja.

Pada akhirnya biarlah tindakan, perbuatan, juga hasil yang menjelaskan semuanya. Saat itulah kau mulai menyesal, tetapi terlambat. Yaa, itulah hidup. Menyenangkan? Pfft, kau bercanda.

Yang namanya hidup, pastilah ada badai yang menerpa. Jangankan badai yang kuat, angin kuat saja mampu membuatmu mundur dan terbang ke belakang.

Manusia itu makhluk yang lemah dan rawan, terlalu mudah hancur, pecah, juga dikalahkan. Hanya dengan sedikit tekanan, selesai semuanya.

Berbeda denganku seorang dewa. Dulunya aku memang manusia, tetapi kelemahan itu sudah lama kulalui, tidak perlu khawatir.

"Perang ini tidak akan ada habisnya Sin, terlalu panjang."

"Mau ini perang biasa, atau bahkan Ragnarok, tidak akan ada yang bisa menghentikanku. Malahan semuanya ini akan kuhentikan, nantikan saja!!"


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C347
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión