Descargar la aplicación
24.66% RE: Creator God / Chapter 93: CH.93 Pelajaran Sihir

Capítulo 93: CH.93 Pelajaran Sihir

Setelah selesai mengenalkan diri, aku dipersilahkan duduk di kursi yang kosong. Tentu saja mataku langsung tertuju ke kursi yang ada di sebelah Eriana. Posisi duduk ini lumayan strategis, karena ruangan ini tempat duduknya semakin lama meninggi, jadi posisi duduk di tengah sangat lah nyaman. Tidak jauh atau dekat, suaranya pun cukup terdengar sampai di sini.

"Kalian buka saja buku halaman 90, nanti tulis esai tentang itu. Saya pergi dulu." tunggu, jadi pelajaran pertama adalah pelajarannya Rikuno-sensei?

Tetapi kenapa dia hanya memberi tugas dan pergi begitu saja? Pelajaran sihir macam apa ini? Aku jadi bingung apakah aku tidak salah masuk kelas.

"Oh iya karena nona Kioku belum ada buku, bagaimana kalau kita berbagi dulu? Jangan urusi soal Rikuno-sensei, dia tidak pernah punya keniatan mengajar kita."

Sekarang jadi jelas setelah mendapat pencerahan dari Eriana. Namun buatku masih aneh sih sikap Rikuno-sensei yang tadi ramah, tetapi malahan dia malas mengajar. Yaa mau bagaimana lagi, setiap orang punya kehendak melakukan apa yang diinginkannya bukan?

"Hei kalian. Bagaimana nona Kioku? Merasa bahwa Rikuno-sensei aneh?"

"Tepat seperti ucapanmu. Apa yang sebenarnya terjadi kepada Rikuno-sensei?"

Setiap tindakan punya alasan, termasuk Rikuno-sensei yang tidak punya keniatan mengajar. Pasti ada masalah yang membuat dirinya jadi seperti ini. Insting sebagai wanitaku bekerja pada hal ini. Tidak kubutuhkan, tetapi muncul.

"Kau cukup cerdik akan mengetahui hal baru ya tuan putri nona Kioku? Kau benar, ada alasan dibalik semuanya ini. Dulu pernah Rikuno-sensei mempunyai suatu murid, dia sangat menyayanginya, tetapi murid itu-."

"Ahh aku kembali lagi. Tuan putri, kepala sekolah mencarimu, tolong ikuti aku."

Baru saja aku ingin mendapatkan sebuah informasi penting malah diputus oleh Rikuno-sensei sendiri. Benar-benar keberuntungan yang buruk. Tidak bisa ya menunggu sampai aku mendapat suatu informasi dengan penuh?

"Baiklah. Tunggu aku, nanti ceritakan lagi.�� aku bangkit dari kursiku dan menuju pintu kelas mengikuti Rikuno-sensei.

Setelah menutup pintu kelas, kami berjalan menuju entah ke mana. Tentu saja, karena aku tidak tahu wilayah akademi ini dengan jelas. Aku harap nanti mereka bertiga atau orang lain bisa mengajakku berputar-putar untuk mengetahui isi akademi ini.

"Ada apa Rikuno-sensei? Kenapa kepala sekolah mencariku?"

"Aku tidak diberi tahu alasannya. Nanti kamu bicarakan sendiri dengan kepala sekolah. Tetapi aku sedikit mendengar katanya soal pembelajaran spesial untukmu."

Pembelajaran spesial untukku? Memangnya apa bedanya dengan yang sudah ada? Tunggu, kalau mereka berbicara soal pembelajaran spesial untukku berarti mereka tahu bahwa sihirku tidak seperti sihir normal lainnya. Apakah berarti mama sudah memberi tahu akan hal ini?

"Ternyata begitu… aku mengerti. Terima kasih Rikuno-sensei."

"Bukan masalah, masuklah karena yang dicari oleh kepala sekolah hanyalah dirimu."

Setelah berhenti di depan suatu ruangan, Rikuno-sensei meninggalkan diriku. Hmm, ruangan ini terlihat berbeda dari yang lainnya, jadi ini ruangannya kepala sekolah? Karena khawatir membuat kepala sekolah menunggu, aku langsung saja mengetuk pintunya.

"Masuklah." atas izin dari kepala sekolah aku masuk ke dalam ruangannya.

Aku mendekati kepala sekolah dan berhenti di depannya. Tidak ada siapa pun di sini, apakah mama tadi sudah datang atau hanya mengirim sebuah surat? Seperti biasanya, aku selalu penasaran bahkan oleh hal kecil.

"Ada ada yang kepala sekolah inginkan dariku?"

"Duduk saja dulu. Apakah tuan putri ingin teh?"

"Tidak usah repot-repot kepala sekolah. Tetapi kalau memaksa tidak apa-apa."

Kepala sekolah Jiferei Louis benar-benar memberiku secangkir teh hangat yang baru saja diseduh oleh dirinya. Harusnya tadi aku menolak dengan tegas saja. Jujur aku merasa aneh jika diperlakukan beda dari orang lain seperti biasanya.

"Terima kasih kepala sekolah. Jadi apa yang kepala sekolah inginkan dariku?"

"Baru saja aku tadi mendapat surat dari istana kerajaan, lebih tepatnya dari ratu Ekiresia, okaa-sama tuan putri. Isinya adalah soal bagaimana tuan putri sudah berada di luar pengawasan ratu selama 10 tahun lebih dan menjadi penyihir yang luar biasa."

Sudah kuduga bahwa mama yang mempelopori semuanya ini. Nanti kalau ada kesempatan ketika aku kembali ke istana aku akan memprotesi mama karena sudah melakukan hal ini dan itu untukku dengan berlebihan. Mama ini, ketika aku tidak ada masih cuek, begitu aku kembali ke istana perhatiannya berlebihan.

"Hanya itukah?" aku yakin pasti ada hal lain lagi.

"Kau jeli tuan putri. Benar ratu Ekiresia mengatakan bahwa tuan putri bukan hanya menjadi penyihir yang luar biasa, tetapi tuan putri bahkan sanggup membuat sihir baru untuk tuan putri sendiri."

Ma, kau mengacaukan segala rencanaku. Tidak bisa kah mama memperlakukan diriku cuek seperti dulu ketika masih berada di desa? Sekarang aku jadi merasa sedikit risih semuanya diperhatikan, entah oleh mama, temanku, atau bahkan semua orang.

"Sudah kuduga… apa permintaan okaa-sama adalah membuatku untuk diajari secara khusus?" kebiasaanku adalah menebak sesuatu dalam jangka waktu dekat.

"Sekali lagi kau benar tuan putri. Mama anda meminta memperlakukan dirimu sebagai murid akademi spesial. Tetapi kurasa tuan putri tidak begitu menghendaki hal ini bukan?" oh aku terkejut ternyata kepala sekolah bisa mengerti kehendakku.

Biasanya yang mengerti soal isi pikiranku adalah orang yang dekat dan mengenalku dalam atau seorang wanita. Namun kepala sekolah ini yang adalah seorang pria bisa mengerti kehendakku, aku jadi ingin memujinya.

"Aku begitu terkejut kepala sekolah mengerti apa yang kupikirkan. Kepala sekolah benar, aku hanya ingin diperlakukan sama dengan murid yang lain. Sebenarnya aku datang ke akademi ini pun bukan untuk belajar sihir, tetapi untuk dua tujuan lain."

Tujuannya masih belum berubah, masih dua tujuan utama itu. Mungkin tujuan pertama sudah kukerjakan walau kelihatannya masih dalam kadar kecil. Tujuan pertama mendapatkan teman anggap saja berhasil, tetapi tujuan kedua untuk menjadi dekat dengan pangeran itu masih belum dimulai sama sekali.

"Benarkah? Boleh aku tahu dua tujuan tuan putri masuk akademi?"

"Yang pertama bisa kukatakan, tetapi yang kedua kurasa kepala sekolah akan menyadarinya seiring waktu berjalan. Tujuanku yang pertama adalah mencari teman di akademi ini. Sudah selama waktu hidupku sebelum ini aku tidak punya teman."

Diriku sebelum jadi tuan putri saja sudah jauh dari orang lain, cenderung menyendiri terus-menerus. Sekarang aku menjadi tuan putri, akan semakin sulit lagi menggapai tujuan ini. Tetapi setelah berteman dengan Fuukou, Midori, dan Eriana aku menjadi percaya diri.

"Begitu ya, kalau begitu bagaimana dengan permintaan ratu dan pelajaran sihir tuan putri?"

"Soal permintaan okaa-sama, kirim balasannya saja bahwa aku tidak ingin diperlakukan berbeda, dan bilang jangan mencampuri kehidupanku lagi. Aku sudah terbiasa melatih diri sendiri, asalkan ada perpustakaan saja."

Belajar sihir yang ada di dunia ini tidak akan efektif karena sihirnya termasuk lemah dibanding sihirku. Kecuali ada yang memakai sihir terlarang, itu baru lain cerita lagi. Kalau aku punya kecerdasan belajar cepat dari buku saja, aku rasa itu sudah cukup.

"Begitu ya? Kalau begitu aku akan sampaikan pesan tuan putri kepada ratu Ekiresia. Tuan putri boleh kembali ke kelas lagi."

"Kalau begitu permisi. Tehnya enak, terima kasih."

Setelah meninggalkan tempat itu aku sedikit berputar tidak langsung menuju kelas. Aku harus mencari perpustakaan lagi, aku tidak akan menyerah. Atau setidaknya berikan aku buku dalam jumlah puluhan atau ratusan maka aku akan pelajari semuanya secara mendalam.

"Tuan putri tunggu!" baru saja aku ingin pergi, kepala sekolah menghentikanku lagi.

"Kepala sekolah? Apa ada yang kurang?"

Kelihatannya ada informasi lagi yang ingin disampaikannya. Mungkin berguna, jadi kudengarkan saja. Eh tapi informasi apa pun tetap kudengarkan sih, jadi tidak ada bedanya.

"Ambil kartu ini. Ini adalah kartu akses penuh ke perpustakaan. Perpustakaan memang ada di tempat ini, tetapi jarang sekali ada murid yang tertarik untuk pergi ke perpustakaan."

Jadi ada perpustakaan di tempat ini!? Tetapi kenapa aku tidak menemukannya walau sudah mencarinya di seluruh wilayah akademi? Tidak mungkin kan ada yang kulewatkan?

"Kartu akses? Itu akan membantuku. Tetapi aku tidak menemukan adanya keberadaan perpustakaan di mana pun. Apakah kepala sekolah bisa menunjukkan jalan untukku?"

"Ah aku lupa kalau perpustakaan di tempat ini tersembunyi lokasinya. Baiklah aku akan mengantarkan tuan putri ke perpustakaan."

Setelah menerima kartu akses itu, aku mengikuti langkah kepala sekolah dari belakang. Namun ada hal yang sedikit mengusik diriku. Apa benar ini adalah perpustakaannya?

"Ini hanyalah kecohan saja, perpustakaan yang sebenarnya ada dibalik lemari buku ini." kepala sekolah menarik sebuah buku dengan judul paling tidak menarik dari semua buku yang ada.

Jadi perpustakaan yang sebenarnya adalah ruangan tersembunyi!? Sialan, pantas saja tidak kutemukan walau aku mencari di mana pun. Kalau begini caranya informasi yang ada di perpustakaan pasti sangat berguna dan berharga.

"Saya harap tuan putri bisa memanfaatkan perpustakaan ini. Sekarang seluruh perpustakaan ini milik tuan putri, gunakanlah sesuka hati tuan putri."

Aku memiliki sebuah perpustakaan dengan informasi yang berharga dan berguna ini!? Ini keren, kurasa bahkan aku bisa membuat diriku tinggal di dalam perpustakaan ini. Ah aku nanti akan ajak tiga orang gadis itu kemari deh, mereka pasti akan terkejut.

"Aku sungguh berterima kasih kepala sekolah. Kalau begitu aku tinggal ke kelas dulu."

Tadinya niat mencari perpustakaan dengan berputar-putar tidak langsung ke kelas, sekarang aku malah terburu-buru ke kelas karena begitu senang. Kurasa buku dan perpustakaan serta diriku tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Tidak ada rasa bahagia buatku untuk bisa mempunyai perpustakaan sendiri. Aku akan memanfaatkan semua buku-buku yang ada di perpustakaan itu. Tadi aku hanya melihat sedikit dan melihat setidaknya ada 5000 buku di tempat itu.

"Ah tuan putri nona Kioku, kau sudah kembali." Midori menyambut diriku.

"Kau sudah kembali nona Kioku. Padahal barusan aku berpikir apakah ada hal buruk yang terjadi, tetapi melihatmu begitu bahagia aku jadi menggagalkan pikiran itu. Apa yang membuat nona Kioku begitu bahagia?"

"Sebuah perpustakaan jadi milikku."


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C93
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión