Descargar la aplicación
17.77% RE: Creator God / Chapter 67: CH.67 Penyesalan

Capítulo 67: CH.67 Penyesalan

Ketika aku menyadari mungkin ada efek samping dari penggunaan sihir terlarang itu, bahkan bukan hanya kemungkinan tetapi memang kenyataannya aku mulai sadar. Aku tidak pernah memikirkan bahwa semuanya akan sampai sejauh ini. Tidak pernah muncul dalam pikiranku apa yang akan terjadi dengan warga desa dan desa ini sendiri kalau aku menggunakan sihir terlarang yang sangat hebat itu.

Kemungkinan besarnya efek samping dari sihir itu ada dan muncul setelah aku pingsan. Pasti begitu karena aku melihat sebelum aku pingsan semuanya baik-baik saja. Tetapi setelah aku pingsan beberapa waktu lama semuanya jadi tidak jelas begini.

'Kalian mungkin benar. Apakah kalian tau efek samping dari dua sihir terlarang yang kupakai?'

Mungkin kalau mereka tau efek samping yang muncul aku bisa menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai orang yang suka akan segala informasi dan punya rasa penasaran yang tinggi aku tau bahwa informasi ini sangat penting. Kalau sampai aku menemukan keberanannya aku rasa itu akan menyelesaikan semua permasalahan ini.

[Maaf, walau kami tau apa yang bisa dilakukan oleh sihir-sihir itu, tetapi kami tidak pernah tau efek sampingnya. Sudah pernah kami bilang kan tubuhmu itu tidak sanggup menahan efek sampingnya, sedangkan kami sanggup. Makanya kami tidak pernah tau efek samping apa sihir yang bisa kami gunakan.]

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Kalau begini caranya aku hanya bisa mengandalkan semua sihir yang aku bisa daripada aku harus mencarinya secara manual. Jalan terakhir adalah menggunakan sihir. Apa yang tidak bisa dilihat oleh mata bisa digantikan oleh sihir.

'Apakah kalian tau sihir yang bisa seperti itu?'

[Sihir yang seperti itu ya… humm, kalau tidak salah setelah kukonversi ke sihir dunia ini mantranya adalah Memoar.]

'Begitu ya, terima kasih.'

Aku melihat apa yang dilihat oleh mereka. Sihir itu kupelajari dalam waktu singkat. Oh ya tolong jangan katakan aku ini maniak atau apa, tetapi aku tau rahasia dibalik mempelajari sihir dalam waktu singkat. Intinya kau harus tau mantranya dan yang penting kau tau bagaimana sihir itu bekerja. Karena selama ini aku bisa membaca memori mereka bertiga jadi aku tau cara kerja sihir itu.

"Jangan ganggu diriku, aku akan cari tau sendiri apa yang sedang terjadi." aku sebenarnya tidak mau menjadi angkuh terhadap orang yang jauh lebih tua dariku.

Dalam kondisi ini, mana mungkin aku tidak bisa bersikap tidak seperti ini. Aku jujur sudah tidak bisa menahan diri lagi. Semuanya akan terungkap dengan satu sihir ini.

"Memoar." sebuah sihir baru yang tidak pernah aku pakai sebelumnya langsung berhasil aku pakai.

Semuanya pasti begitu, asalkan syaratnya terpenuhi pasti bisa. Mungkin beberapa sihir aku tidak bisa pakai karena aku belum sampai cabang sihir Kejahatan tingkat Roh. Kalau cabang Roh aku bisa kuasai rasanya aku pasti bisa menggunakan sihir apa pun itu.

Ketika sihir itu aktif ada begitu banyak memori yang masuk ke dalamku. Untung saja tidak seperti yang waktu itu karena waktu itu tubuhku menerima memori ribuan tahun. Tidak mungkin kan kalau otak seorang diri bisa menahan kalau tidak memperbesar kapasitasnya?

"Ini… ternyata begini rupanya…." mengetahui semua memori itu aku langsung terdiam juga seperti mama dan tetua.

"Maafkan kami menyembunyikan semuanya ini darimu Kioku…. Kami tidak ingin dirimu terluka lagi dengan mengetahui kebenaran ini." mama menjadi sangat sedih dan mulai menangis.

Melihat mama menangis, mana mungkin aku sebagai anaknya tidak bisa merasakan kesedihan yang mama alami. Tidak ada yang mungkin bisa lepas dari kenyataan yang membuat diri terikat dengan kesedihan yang ada. Kujelaskan apa yang kulihat dari memori itu.

Berdasarkan seluruh memori yang ada, aku mengakumulasikan waktu dari semua memori baru itu adalah sekitar satu tahun. Hal itu saja sudah cukup untuk membuatku begitu terkejut. Siapa sangka yang aku terbangun begitu cepat aku sudah melewati satu tahun waktu hidup. Menyedihkan? Tentu, tetapi masih ada fakta yang lebih menyakitkan.

"Kalau kalian tau akan hal ini, kenapa tidak membawaku ke tempat sepi dan biarkan aku sendirian saja? Aku ini niatnya menolong orang lain, tetapi malah semakin menyakiti mereka." ada alasan dibalik ucapanku itu.

Memori yang kubaca bukan hanya untuk menghitung hari saja, tetapi untuk mengungkapkan rahasia lain yang disembunyikan oleh mama dan tetua. Rahasia itu adalah desa ini hanya tersisa lima orang saja. Kalau orang tidak tau apa alasannya pasti mereka akan kebingungan. Tetapi untuk lima orang tersisa ini, faktanya membuat mereka begitu sedih. Kalau mau tau siapa yang tersisa adalah aku, mama, tetua, Senshi serta satu orang warga terakhir.

Semuanya ini terjadi tanpa sepengetahuanku. Dalam waktu satu tahun ini, dari 50 warga yang ada, mereka semua awalnya baik-baik saja. Namun seiringnya waktu berjalan, tiba-tiba mereka lama-lama jatuh sakit. Bukan sakit biasa, tetapi mereka berulang kali pingsan sampai akhirnya mereka mati. Alasan kematian mereka bukan karena sakit yang mereka alami, tetapi karena darah mereka terus berkurang sampai akhirnya mereka kehabisan darah.

"Semua ini salahku. Kalau aku berhati-hati dalam bertindak, tidak mungkin semua hal ini terjadi."

Aku mulai menyesali tindakanku. Niatnya melindungi warga desa dari serangan penyihir jahat, tetapi malah aku yang membunuh mereka semua. Aku tidak tau harus apa lagi selain terpuruk dalam kenyataan ini. Para warga juga tidak pernah menyadari apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka, jadi sampai saat ini semuanya sudah mati karena efek samping sihir yang kupakai ini.

Sihir Kejahatan macam apa pun walau dipakai dengan niat baik, semuanya berujung mencari maut. Kejadian ini menyadarkanku betapa kejamnya menggunakan sihir Kejahatan ini. Kenapa aku sewaktu menggunakannya tidak memikirkan bahwa efek dari menggunakan sihir Kejahatan bisa seperti ini? Begitu bodohnya diriku ini.

"Sudahlah nak. Kioku juga tidak boleh menyalahkan diri sendiri. Kami juga merasa bersalah tidak bisa menghentikan semua ini. Yang tersisa di sini hanyalah semua yang bisa atau memiliki kekuatan sihir, kecil pun tidak masalah." ucapan tetua menyadarkanku bahwa kenyataan lain masih ada.

Benar ucapan tetua, mereka yang tersisa adalah mereka yang punya kekuatan sihir. Selain aku, mama, dan tetua, dan Senshi masih ada satu orang lain yang mempunyai kekuatan sihir walau begitu kecil sekali. Yang lainnya meninggal dan dikuburkan karena tubuh mereka tidak mempunyai kekuatan sihir dalam tubuh mereka.

"Bagaimana nantinya mereka akan menghantuiku? Aku sudah membunuh mereka walau tidak secara langsung." aku benar-benar tepuruk dan depresi memenuhiku.

Aku… aku… aku sudah tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan. Aku tidak bisa mengembalikan keadaan seperti dulu kala. Sekarang mana bisa desa ini disebut desa lagi. Begitu banyak tekanan batin yang kurasakan saat ini.

"Kioku…." mama pun juga tidak bisa berkomentar apa pun.

"Maaf… aku akan pergi menangkan diriku terlebih dahulu. Aku ingin mandi dulu."

Kembali aku beranjak dari kasur dan menuju ke sungai tempat aku biasa mandi. Hari sudah cukup malam sebenarnya, tetapi aku sudah tidak peduli lagi. Monster macam apa sekarang aku sudah bisa bunuh dengan mudahnya. Bukan hanya monster dapat kubunuh, orang tak bersalah pun kubunuh.

Aku hidup di desa ini niatnya ingin terus bersenang-senang bersama dengan yang lainnya. Namun semenjak kedatangan prajurit yang mereka adalah seorang penyihir jahat itu datang kemari, semuanya menjadi hancur. Apanya yang menjadi penyihir seperti mama, aku justru menjadi seorang penyihir yang sangat jahat.

"Hah~ kesalnya!!" dalam perjalananku ke sungai, ketika aku ditengah-tengah hutan, aku berteriak dengan sangat kencang melampiaskan seluruh emosi negatifku.

Biarkan aku tenang sejenak. Aku ingin memikirkan bukan hal yang buruk. Mungkin setelah aku mandi seluruh pikiran burukku juga ikut terbersihkan. Ya, mungkin. Ketika aku melihat sungai tempat aku biasa mandi di hadapanku, aku mulai mengalirkan air dari kedua mataku ini.

Tempat yang sebagus ini akan menjadi tempat yang begitu terkutuk karena diriku yang membunuh begitu banyak orang. Walau aku berpikir dengan mandi akan membuatku menjadi tenang dan membersihkan segala pikiran burukku. Tetapi aku juga sadar fakta itu tidak akan lari dari diriku. Fakta bahwa aku sudah membunuh orang yang tidak bersalah kepadaku akan tetap menempel erat padaku. Kurasa ini memang takdir diriku seorang.

"Kalian di situ? Aku ingin curhat dengan kalian. Walau pikiranku mungkin dewasa karena kalian, mentalku masih mental seorang anak berumur empat, ah tidak lima tahun."

Seorang anak berusia lima tahu membunuh puluhan orang yang tidak bersalah. Kalau berita ini sampai kepada orang lain yang tidak mengetahui faktanya mereka pasti akan mengatakan bahwa ini berita palsu atau berita untuk menakut-nakuti. Tetapi bagi yang mengetahui faktanya, diriku adalah seorang pembunuh yang kelihatannya baik, tetapi aku punya sihir Kejahatan.

[Kami di sini. Tidak apa-apa kah berbicara keras-keras? Bicara dalam pikiran saja tidak masalah kok.]

"Tidak, aku sekali-sekali ingin bersuara bukan hanya berpikir. Aku ingin menyuarakan kebodohan atas diriku ini."

Tidak ada kata yang positif satu pun yang keluar dari mulutku atau bahkan kupikirkan. Semuanya hanyalah sesuatu yang negatif, mengutuk, atau fakta yang menyakitkan. Penyesalanku ini tidak akan hilang. Kenapa tindakanku ini bisa sampai membuat diriku se-depresi ini?

[Itu karena dulu kami juga begitu.] ucapan mereka mengejutkanku sekali lagi.

Jadi semua tindakanku ini dipengaruhi oleh cara berpikir dan bertindak mereka? Kalau dipikir-pikir ada benarnya karena ucapanku sendiri saja sudah sama seperti orang dewasa. Tidak mungkin kan kalau ini karena diriku sendiri? Pasti karena ada efek dari memori mereka yang ada dalam diriku ini.

"Hah~ jadi ternyata tindakan kalian itulah yang mempengaruhiku. Sudahlah, biarin saja. Aku sudah malas mengurusi hal begituan. Rasanya aku juga sedikit… tidak aku begitu menyesal sudah belajar sihir."

Bagiku sihir awalnya adalah sesuatu yang kukagumi dari mama, tetapi justru sihir inilah yang menciptakan bencana. Semua malapetaka ini karena aku sudah belajar sihir.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C67
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión