Descargar la aplicación
67.9% RE: Creator God / Chapter 256: CH.256 Titik Kumpul

Capítulo 256: CH.256 Titik Kumpul

Hari H tepat pertarungan antara aku, Kiera, Shin, Lala melawan semua monster yang jumlahnya mengerikan itu. Oh ya waktu itu aku bisa memprediksi jumlahnya, memprediksi keberadaanya, tetapi aku tidak bisa menentukan jadwal tepat kapan terbukanya. Kalau tanggalnya bisa, kapannya hanya diketahui pagi hari, tetapi jam berapa, menit keberapa, tidak diketahui.

Pagi-pagi ini aku sudah meminta Shin dan Lala mempersiapkan diri untuk mengikutiku dari belakang menuju akademi Forosolou. Para pegawaiku yang bekerja sebagai supir sudah membawa semua peralatan yang dibutuhkan dan bersiap di titik yang sudah kutentukan. Rasanya ini bukan mau memburu monster, ini seperti aku merencanakan perampokan besar-besaran saja.

"Feliha, dengar kata papa ya? Apa pun yang terjadi Feliha dan teman-teman Feliha jangan keluar dari dalam gedung sekolah. Feliha terkenal di sekolah bukan? Kalau teman-teman Feliha nanti panik, Feliha beri tahu mereka untuk tidak keluar dan tenangkan mereka oke?"

"Memang kenapa papa kok teman-teman Feliha akan panik?"

"Feliha tidak perlu tahu detailnya, tetapi permohonan papa yang satu ini Feliha dengarkan dan lakukan oke? Nanti setelah semuanya kembali normal, papa akan jelaskan semuanya ke Feliha."

Sekali lagi aku tidak akan bisa mengatakan bahwa portal monster yang super besar akan muncul di lapangan sekolah Feliha. Panik adalah salah satu hal yang harus dihindari. Coba pikir saja kalau orang panik, pasti pikirannya tidak lurus. Makanya daripada membuat keributan dengan murid-murid pergi ke medan perang, aku tidak akan memberi tahu ini.

Memang nantinya aku pasti akan kena amuk Feliha lagi sejak waktu itu saja aku sudah cukup nekat menangani semua monster sebanyak itu sendirian. Memang kalau dengan Kiera lebih mudah, tetapi siapa yang akan melindungi Feliha kalau begitu? Semuanya harus dalam perhitungan sejak salah hitung sedikit, semuanya bisa jadi kacau.

"Sayang, sudah jam 7 kurang, sebaiknya kita cepat berangkat daripada terlambat."

"Benar juga. IAI, siapkan mobil yang biasanya di depan rumah."

Jangan lupakan kalau mobil di zaman modern ini bisa berjalan otomatis hanya dengan perintah. Pola ini cukup simpel sejak IAI hanya akan mengambil sebagian kalimatku untuk menjadi perintah dan menjalankan perintah lain dari perintahku untuk menjalankan mobil. Oh ya, walau pola pikirnya simpel, programnya tidak, akunya yang ribet membuat sebelum semua bisa semudah ini.

Sekolah Feliha dimulai jam 7.15, sekarang sudah jam 6.58. Tidak masalah sebenarnya soal waktu karena mobilku cukup cepat untuk datang dalam waktu 5 menit. Juga beberapa hari ini setelah Feliha masuk sekolah seminggu yang lalu, kata Feliha, dia menjadi pusat perhatian semua orang bahkan sampai kemarin. Katanya mereka bertanya siapa orang tuanya dan apa mobil itu. Tidak kusangka hanya karena sebuah mobil buatan perusahaanku membuat keributan.

Kembali ke pembahasan awal, yang kupermasalahkan bukan Feliha datang terlambat, tetapi aku takut kalau portalnya muncul lebih awal bahkan sebelum jam pelajaran sekolah Feliha dimulai. Itu kenapa aku sudah menyuruh para pegawaiku untuk tetap berjaga bahkan sejak jam 6.30 sekaligus untuk melihat kondisi sekitar.

"Sudah siap?"

"Sudah! Ayo berangkat pa!"

Melihat Feliha yang ceria seperti ini mengingatkanku pada masa kecil Migusa dan Furisu yang waktu itu mencurigaiku, lama-lama juga dekat padaku. Kenapa setiap anak perempuan yang kumiliki tidak bisa kulihat perkembangannya sejak kecil? Pengecualian masa hidupku waktu sebagai Kioku. Tidak mungkin seorang mama jauh dari anak yang dilahirkannya karena masih perlu menyusui juga.

Namun aku tidak akan menyesali apa yang sudah terjadi. Tidak seperti aku bisa mengembalikan kenyataan yang lampau bukan? Bisa sih, tetapi buat apa? Itu tidak akan berefek karena aku sudah mengalami kenyataan itu dulu. Juga, kalau aku menyesali, aku tidak akan bisa maju dan menang melawan dewa takdir dan Kuroshin bahkan dewa komplotan lainnya.

Perjalanan berlalu dengan cepat, dan seperti biasa, menarik perhatian. Padahal niatku itu untuk menyingkat waktu perjalanan sebisa mungkin, tetapi memang desainnya terlalu berlebihan. Lagipula teknologi di sini belum terlalu maju dibandingkan Logiate yang sudah punya mobil terbang. Kurasa di sini memang penyuka alam mungkin ya?

"Hati-hati ya Feliha? Ingat kata papa untuk tidak keluar dari gedung sekolah apa pun alasannya."

"Un, baik papa. Sampai jumpa lagi pa, ma!"

Kami tidak mungkin menunggu di depan sekolah, makanya aku berkumpul dengan pegawaiku dan Shin juga Lala yang sudah membuntuti dari belakang sejak tadi. Sekali lagi aku mengulas rencana yang sudah kuperbincangkan dengan yang lain agar tidak ada kesalahan karena pertarungan kali ini berat.

Bukan hanya untuk membunuh para monster, aku dan yang lainnya juga harus memperhatikan agar monster-monster ini tidak masuk ke dalam gedung sekolah. Intinya misi dan pertarungan kali ini adalah 'Fight and Protect' alias bertarung dan melindungi. Jujur misi melindungi itu paling ribet. Oh masih ada satu lagi yang seimbang, misi menangkap bukan membunuh.

"Sudah siap semua ya? Kurasa kita tinggal menunggu portal itu terbuka."

"Pertarungan ini akan jadi pertarungan sengit, jangan turunkan pertahan sedikit pun."

Kalau saja ada perasaan meremehkan daripada aku, Kiera, Shin, atau Lala, habislah kita berempat melawan semua monster yang jumlahnya mengerikan itu. Yang bisa kuharapkan sekarang adalah aku mampu bertahan bersama yang lainnya sampai akhir pertarungan selesai. Kuharapkan semua yang baik terjadi kepada kami dan mungkin akhir pertarungan ini juga.

Sambil menunggu portal itu dibuka, aku mengecek perlengkapan sekali lagi sambil memperhitungkan lagi kalau jumlah monsternya benar. Terkadang menghadapi yang sebegini sulitnya aku perlu ekstra hati-hati atau yang ada kegagalan menanti di depanku dan yang lain. Hati-hati boleh, panik jangan.

Namun bahkan setelah menunggu belasan menit di titik kumpul yang tidak jauh dari akademi Forosolou, masih belum saja ada balasan bahwa portal sudah terbuka. Aku tidak mempermasalahkannya, tetapi buatku sebenarnya tanganku sudah gatal ingin menyerang musuh sebanyak-banyaknya. Keinginan untuk melawan musuh eh?

"Ya ya, ini sangat membuang waktu. Aku berpikir portalnya terbuka pagi-pagi sekali, tetapi malahan sampai jam 7.54 saja belum terbuka."

"Tunggu coba sampai jam 8, kalau belum ada kabar juga, kita ke restoran terdekat dulu sambil menunggu."

Ternyata penungguan kami tidak membuahkan hasil apa pun. Akhirnya sesuai saran dari Shin, kami pergi mencari makanan ringan untuk mengisi waktu. Daripada bertarung dengan perut kosong, dan kehabisan stamina, mending mengisinya dulu sekarang. Namun aku tidak makan sampai terlalu kenyang atau yang ada nanti bisa jadi repot di tengah pertarungan.

Oh ya, sebelumnya atau lebih tepatnya sejak pagi aku sudah menyuruh IAI untuk tetap siaga melihat keberadaan portal seperti yang waktu lalu. Sebenarnya ini bukan waktu yang tepat untuk mengobrol seperti ini, tetapi apa boleh buat, kami masih punya waktu sebelum pertarungan dimulai. Jadi ingat, apa aku harus memberi tahu kepada komunitas pemburu akan hal ini ya?

"Shin, Shin, menurutmu apa sebaiknya kita memberi tahu para anggota komunitas tentang ini? Jujur kemampuan 4 orang saja tidak cukup."

"Bukankah ada Jurai juga? Prediksi dari orang-orangmu mengatakan kemampuan kita berempat bisa menangani setengahnya, tetapi itu kan bukan kekuatan penuh."

"Tidak salah sih, tetapi memakai kekuatan penuh atau lebih dari batas biasanya hanya akan membebani tubuh kita. Jangan katakan kau tidak pernah menggunakan kekuatanmu sampai ke sepenuhnya? Kalau tidak pernah kau tidak akan mengalami sepertiku dulu."

Kalau kekuatan penuh, yang kuat sekali biasanya dampaknya hanya seperti sakit biasa seperti pusing. Untuk yang kuat standar, paling akan ambruk dan diam di atas kasur selama beberapa jam untuk memulihkan diri. Buat yang sepertiku, tubuh manusia ini sangat riskan untuk menerima beban karena pada dasarnya ini tubuh Rie, tubuh perempuan. Ingat terakhir kali aku menggunakan kekuatan dewi dengan tubuh perempuan dan koma selama 1 hari dan 1 tahun?

Ngomong-ngomong aku jadi ingat bahwa aku belum memastikan keberadaan Jurai yang sudah siap atau belum. Kalau aku memberi tahu Jurai, sudah pastinya, tetapi Jurai ada di dunia Heiya, aku tidak tahu dirinya bersiap diri atau tidak. Oh ya entah kenapa tubuh Jurai sekarang menjadi lebih kuat dan dapat menahan kekuatan tak terbatas.

Waktu itu, waktu aku hidup sebagai Lucifer, kemampuanku juga setara dengan Jurai sekarang yang tak terbatas. Namun waktu itu aku mampu karena hidupku sudah lebih dari 3000 tahun dan tentu badanku masih kuat setelah sekian lama. Namun dengan batasan yang begitu besar dan perbedaan yang sangat signifikan, jangan harap aku bisa menahan kekuatan tak terbatas.

"Hei enak saja kau berkata begitu, aku juga pernah melawan dewa takdir tahu dan berhasil menang. Walau mungkin dia hanya mati sementara seperti yang kau katakan."

"Huh… baiklah kalau begitu. Ahh~ jadi kesal aku mendengar kata dewa. Itu benar-benar membuat telingaku bereaksi terlalu berlebihan."

Dewa oh dewa, kenapa kau membuatku membencimu. Ironis ya? Seorang dewa benci akan dewa. Menurutku sebenarnya entitas dewa itu tidak diperlukan. Kalau perlu, paling hanya satu, dewa pencipta sepertiku. Dewi pencipta, membuat dunia, membuat manusia, membuat isi dunia yang lain juga, sisanya serahkan semua ke manusia. Iya, kalau bisa sesimpel itu.

Terlalu banyak kontradiksi dalam ucapanku atau bahkan pada diriku. Kalau aku bisa menggunakan kemampuanku sebagai dewa pencipta, aku bisa membuat tubuh yang kuat. Dengan tubuh yang kuat, aku bisa membuat diriku menjadi punya kekuatan tak terbatas. Jika dunia atau aturannya semudah itu, aku sudah menang melawan Kuroshin sejak dulu.

Entah kenapa raja para dewa, Kuroshin sialan itu membuatku tersiksa seperti ini. Sejak awal niatan Kuroshin adalah membunuh mama, dan membiarkan aku juga Jurai hidup. Namun akhir-akhirnya kehidupanku dan Jurai hanya menjadi tontonan penghibur untuk Kuroshin sialan. Tidak bisakah aku menang hanya dengan memaksakan diri? Persiapanku masih jauh dari komplit.

"Sudahlah, mau bagaimana pun juga semua ini ada karena dewa-dewa sialan yang kau katakan itu."

"Tidak salah sih sebenarnya."

Kalau bukan dewa-dewa yang ada di kayangan dan membuat semua ini, aku juga tidak akan ada dan menikmati semua ini. Sekarang aku jadi berpikir, apakah roh manusia itu sebenarnya diciptakan baru atau memang sudah ada? Apakah sejak awal jumlah seluruh manusia di alam semesta yang luas ini sudah ditentukan atau terus bertambah? Semuanya itu masih misteri bahkan untuk orang sepertiku dan Shin, itu materi yang terlalu sulit untuk dipelajari.

"Tuan, portal sudah terdeteksi sesuai dengan prediksi tuan. Portal terbuka dan monster muncul dengan cepat."

"Ayo semuanya, kita hajar itu para monster!!"


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C256
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión