Descargar la aplicación
60.21% RE: Creator God / Chapter 227: CH.227 Penyelidikan

Capítulo 227: CH.227 Penyelidikan

Apa yang sebenarnya terjadi? Hanya karena mendapat sebuah panggilan suara saat main ke rumahku, Shin dan aku pergi ke suatu tempat yang tidak kuketahui. Shin yang tidak banyak memberi alasan hanya memintaku untuk mengikutinya membuatku super kebingungan. Kalau ada yang tahu aku tidak pernah suka pergi tanpa tujuan? Ya itulah aku.

Namun kalau sampai memintaku ikut dan buru-buru, berarti ada hubungannya dengan perburuan monster. Tunggu, tetapi aku tidak membawa armorku… hah~ Shin, Shin. Aku tidak tahu ini anak sebenarnya mau apa.

"Tuan Shin dan tuan Sin, terima kasih sudah mau datang memenuhi panggilan kami."

"Ceritakan detail sebenarnya apa yang terjadi."

"Intinya saat kami ingin menangani portal dengan monster yang jumlahnya sedikit, tiba-tiba portalnya itu membesar dan jumlah monster yang datang menjadi berkali-kali lipat."

Portalnya membesar? Seingatku portal monster yang ada di taman bermain air waktu itu sudah besar sejak awal. Jadi intinya portal ini mulai menunjukkan keanehan-keanehan yang acak? Daripada itu, mending aku dan Shin tangani terlebih dahulu monster-monster ini.

Monster-monster ini memang terlihat lemah, tetapi kalau dalam jumlah lama-lama semakin banyak, ini akan jadi merepotkan. Tidak banyak pemburu yang punya kekuatan bertarung yang tinggi sejak awalnya semua orang yang tinggal di dunia ini berasal dari dunia yang damai tanpa ada monster sama sekali.

"Shin, sebaiknya kita tangani dulu monster-monster kebanyakan, dan tinggalkan satu atau dua dan biarkan jangan terbunuh, kurung saja. Kita bisa menganalisis portal yang ada setelah selesai bertarung."

"Ide yang bagus Sin, kalau begitu mari menggila."

Kurasa aku harus bilang, situasi ini lebih baik daripada situasi di taman bermain air. Coba pikir, melawan musuh tanpa armor, hanya sebilah pedang, sihir, sendirian, ratusan monster. Luar biasa, ini paling hanya karena tanpa armornya saja, sisanya aku tidak mempermasalahkannya.

Pula, kalau ada Shin, kesulitan yang harus kuhadapi menjadi setengahnya. Itu pun juga karena kekuatan Shin yang setara denganku juga tingkat kerja sama kami terbilang lebih dari sekedar kata cukup. Walau begitu aku tidak mengatakan ada beberapa hal yang saling berlawanan di antara kami yang membuat kesulitannya malah bertambah.

"Sin!! Yang di kiri aku serahkan padaku, aku ambil yang di kanan. Sisakan satu dan kurung."

"Tentu saja, serahkan saja padaku."

Kami tidak membuang waktu dalam menghajar setiap monster yang dalam pandangan kami. Oh ya, dari awal aku mulai memburu monster, aku selalu saja menggunakan Etaribun, padahal aku punya senjata lain. Ini senjata yang kumiliki sebagai Sin, tetapi aku lupa bahwa aku memilikinya. Aku baru sadar saat mengecek Pentarundum, dan ternyata dua pedang yang kumiliki masih ada.

Dua pedang itu sekarang sudah kusimpan di kalung The Goddess Love. Ngomong-ngomong kalung ini punya model yang netral, jadi dipakai olehku yang laki-laki pun tidak masalah. Sekarang, apakah aku harus mencoba menggunakan pedang yang sudah terlalu lama kutinggalkan tidak tergunakan? Seingatku malahan pedang-pedang ini baru kupakai sekali dua kali saja.

Pedang pertama yaitu Zero Eye Zero, pemberian Dark Society, dan yang lain Akinator, entah dari mana. Namun seingatku Blake, pemimpin Dark Society itu mengatakan mendapatkannya dari orang tuaku. Sebenarnya siapa yang dimaksud dalam kasus ini? Masih ada misteri yang bagiku belum terungkap sepenuhnya.

Kalau dibilang ingin mengungkap kebenarannya, aku sangat ingin. Namun teori tentang perjalanan waktu terbilang masih belum komplit dan dengan itu resikonya tinggi. Kemungkinan berhasilnya memang ada, tetapi terlalu kecil untuk bisa berhasil. Selama ini paling tikus percobaan selalu menjadi bahan eksperimen.

"Lama tidak menggunakan kalian."

Kembali memasukan Etaribun ke dalam kalung, aku mengeluarkan pedang berjenis katana bilah normal dan katana bilang panjang. Tentu saja, aku menaruhnya di pinggangku untuk memudahkanku bergerak. Pedang bilang panjang dan tipis jenis katana ini punya mobilitas yang tinggi, tetapi dampak serangan yang dihasilkan bergantung kepada kecepatan tangan dan tubuh pengguna. Kalau yang benar-benar memanfaatkannya, tentu juga memanfaatkan fisikanya.

Tidak terbiasa menggunakan pedang semacam ini, aku mengalami kesulitan dalam hal menyeimbangkan diriku dengan bobot dua pedang ini. Namun karena pengalaman yang sudah melatihku untuk bertarung dalam segala kondisi membuatku mampu menguasainya dalam sekejap kedipan mata saja.

"Woahh Sin, aku tidak mengira kau mempunyai katana. Sudah lama aku tidak melihatnya."

"Peninggalan lama, hanya tersisa dua ini saja."

"Menarik-menarik, lanjut!!"

Walaupun sebenarnya kami tidak butuh bantuan dari para pemburu yang lain, tetapi tidak apa-apa deh. Lagipula karena aku memanfaatkan kecepatan dan kebrutalan, aku menjadi melewatkan beberapa monster tanpa aku sadari waktu awal-awal.

Tanpa membuang waktu, aku menyelesaikan semua monster yang ada ini dengan batas waktu setiap monster hanya 3 detik, lebih dari itu artinya menurunkan kemampuan bertarungku. Ujung-ujungnya aku menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit untuk bagianku saja. Shin pun ternyata tidak menghabiskan waktu lebih lama dariku.

Sesuai dengan persetujuan aku dan Shin tadi, masing-masing kami mengurung satu monster supaya gerbangnya tidak tertutup. Ini teori dasar yang diketahui para pemburu, untuk menutup portal, semua monster harus dibasmi, tidak menyisakan satu pun. Katakan saja keberadaan monster satu biji saja mampu mempertahankan portal ini tetap terbuka, tidak ada kaitan dengan seberapa kuat monster itu.

"Fyuh, selesai juga. Shin, sebaiknya kita menyerahkan penjagaan monster yang kita sisakan ini ke para pemburu lain dan kita mencoba mencari tahu asal-usul portal ini."

"Aku setuju dengan hal itu. Eurgia, aku mengandalkanmu untuk menjaga monster yang di dalam kandang dua biji ini. Jangan dibunuh sebelum kami yang membunuh sendiri."

"Siap tuan-tuan."

Niatku sebenarnya ingin masuk ke dalam portal, tetapi itu terlalu berbahaya. Walau begitu sebenarnya Shin pun juga mengatakan bahwa masuk ke dalam portal itu salah satu jalan tercepat untuk mengetahui apa yang terjadi dibalik ini. Oh ya, kalau begitu kenapa tidak kami coba pulang dengan sihir teleportasiku jika terjebak. Untuk berjaga-jaga aku mencoba apakah bisa menggunakan sihir teleportasi di mana pun portal itu membawa kami.

Namun untuk sementara, biarkan kami menganalisis portal ini dan cara kerjanya dari dunia ini terlebih dahulu. Kalau mau dibilang kami bisa tahu dalam sekejap melihat, itu namanya kami sudah melampaui arti kata dewa dalam hal normal biasanya. Hanya dewa yang benar-benar mampu segalanya atau mahabisa yang bisa melakukannya. Aku hanyalah dewa pencipta belaka.

"Portal ini… Sin, apakah kau pernah melihat yang semacam ini? Setahuku kau sudah terbiasa dengan sihir teleportasi bukan?"

"Yup, tetapi yang seperti ini belum pernah kulihat."

"Begitu ya… berarti bahkan dirimu tidak mengetahui cara kerja portal yang semacam ini."

Namanya juga sihir, setiap orang bisa mempunyai teori yang berbeda untuk menciptakan sihir kreasinya sendiri. Ada memang sihir yang murni imajinasi, tetapi tingkat resiko juga mana yang dibutuhkan juga dilevel yang berbeda. Intinya setiap pembuat sihir bisa mengemukakan sihir dengan teorinya masing-masing. Bandingkan saja milikku dan Shin, sudah jauh berbeda.

Sekarang apa coba? Mau melihat ke dalam portal dan apa yang sebenarnya menjadi misteri dibalik keberadaan portal ini? Sebenarnya aku ada niatan begitu, tetapi kalau ada sesuatu faktor lain yang tidak kuperhitungkan terjadi bisa repot yang ada nanti.

"Shin, menurutmu apa yang kita harus lakukan untuk mencari tahu lebih tentang portal dan kebenaran ini? Aku punya ide, tetapi terlalu riskan."

"Mari kudengarkan idemu itu, kita tentukan setelah aku mendengarnya."

Tanpa membuang waktu, aku menjelaskan kepada Shin tentang rencanaku masuk ke dalam portal itu. Namun sebenarnya aku sendiri tidak tahu, itu portal satu arah atau dua arah. Namun kalau dua arah, seharusnya para monster bisa kabur dan apa alasan portal itu tetap terbuka kalau satu arah. Dugaan sementaraku seperti itu, tetapi tidak pernah ada yang tahu sebelum mencoba.

Shin yang mendengar ideku terdiam untuk memikirkan apa yang sebaiknya kami lakukan. Jujur resiko yang harus kami berdua hadapi itu benar-benar tidak diketahui, dan persentase untuk terjebak, itu sangat tinggi. Pilihan kami menentukan apa yang akan terjadi setelah ini. Kalau kami masuk, mungkin kami akan mendapatkan penyelesaiannya, tetapi tidak tahu ada jalan pulang atau tidak. Kalau menyerah, berarti yang seperti ini bahkan lebih lagi akan terjadi semakin sering.

"Susah juga ya, pilihan kita menentukan segalanya."

"Aku tidak bisa menyangkal itu, bukan hanya kita saja yang harus mengalami masalah, tetapi keluarga kita juga kita pertaruhkan."

Jujur aku tidak bisa menyangkal pikiran Sin, karena itu apa yang kupikirkan juga. Istri dan anak-anakku dan Shin juga orang tua Rie dan mamaku menjadi korbannya kalau salah mengambil keputusan. Tentu saja, itu hal terakhir yang diharapkan olehku dan Shin. Kami tidak ingin mengalami hal yang buruk seperti itu tentunya.

"Huh… tapi begini terus juga tidak ada baiknya. Kalau kita menyelesaikan semua ini langsung, mungkin saja kita tidak akan kesulitan melindungi dunia ini dari portal monster yang seperti ini."

"Huh, tetapi kita juga butuh persiapan Shin kalau mau menyelesaikan masalah ini. Kalau satu portal biasanya 200 monster lebih yang paling besar kita temukan, bisa-bisa nantinya kita menghadapi puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan monster segala kelas."

Bukannya aku takut, tetapi lebih baik was-was bukan daripada sembrono? Aku tidak ingin setelah melakukan semua hal, aku menyadari bahwa sudah terlanjut terjebak di dalam dunia dibalik portal. Tentu saja itu hal yang paling dihindari bukan?

Mengambil keputusan itu harus berhati-hati dan memikirkan segala kemungkinan yang ada. Salah satu menilai dalam faktor yang ada, hasilnya bisa berubah kecil atau bahkan drastis. Aku tidak ingin main-main dalam keputusan seperti ini.

"Bagaimana kalau begini, kita tanya istri kita terlebih dahulu. Aku tanya Lala, kau tanya Kiera, setelah mendengar pendapat mereka, kita baru mengambil keputusan dari situ."

"Bukan ide yang buruk, bertanya kepada mereka memang pilihan terbaik. Kalau begitu, kita menunggu kesempatan lain portal terbuka kan?"

"Tentu saja, kita akhiri saja untuk hari ini, bunuh saja dua monster tersisa."


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C227
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión