Pertanyaan itu, tiba-tiba terlintas dipikiran Zalfa. Dia terlalu percaya diri, tapi rasa ingin tahunya cukup tinggi.
"Pernah, waktu Kamu terpuruk karena Figo, dan kamu berada di titik terendahmu dalam hidup, merasa tidak memiliki siapapun."
"Kenapa Aku?" tanyanya. Dia seperti membutuhkan jawaban yang sangat memuaskan.
"Karena kalau jodoh yang sesungguhnya, tanpa harus diminta pasti akan datang juga."
Zalfa langsung terdiam, mendengar kata-kata itu keluar dari mulut manusia sedingin orang yang ada di sampingnya ini.
"Delvis, 2021."
Kini, giliran dia yang meledeknya. Gelak tawa terdengar nyaring. Membuat suasana langsung mencair.
"Jaga diri baik-baik di sana. Mulai besok, Saya akan merapihkan semua tugas Kamu, nanti akan ada yang menggantikannya."
"Abang usir Aku?"
pertanyaan konyol itu membuatnya tidak habis pikir.
"Bukan, tapi Saya tahu. Kamu pasti akan tetap pergi. Jadi, Saya mempersiapkan diri."