"Semoga Lo ngerti Dewan, jadi Gue itu gak enak." Zalfa sudah mulai melemah, tensi bicaranya sudah normal. Karena Dewan juga suda tidak setegang tadi. Meskipun bisa dikatakan ucapan Dewan yang tadi membuat Zalfa tersinggung, tapi karena Zalfa merasa ucapan Dewan benar, jadi dia mengalah.
"Hidup itu emang gak enak, kalau mau enak ya makan." Dewan dengan jokes bapak-bapaknya.
"Bercanda mulu Lo, awas nanti kangen." Kali ini, Zalfa lah yang mengajak bercanda. Dia sebenarnya rindu pada lelaki ini, tapi kemarin bukan waktu yang tepat untuk berbicara seperti ini pada Dewan. Masih ada Azra kemarin.
"Kayak bisa aja Lo jauh dari Gue," ujar Dewan meledek balik Zalfa. Dia rindu sekali, bisa slaing ledek begini dengan musuh bebuyutannya di kantor ini.
"Gue? Ya bisa lah." Dengan angkuhnya Zlafa berkata. Padahal hatinya merengut. Saat pertama kali meihat Dewan, dia ingin sekali berlari dan mengutarakan kebahagiannya bisa bertemu dengannya.