Descargar la aplicación
44.82% Caffe Latte With Jae / Chapter 13: Menghindar

Capítulo 13: Menghindar

Jam 5 lewat aku baru sampai ke coffe shop nya Sandi, saat aku membuka pintu tentu saja wangi coffe sudah menguar. Huahhh akhirnya aku ketemu kopi juga hari ini, oh iya aku sduah tidak terlalu mual lagi dan badan ku sudah enakan, mungkin efek samping dari the yang aku buat tadi di kantor

"hii ca tumben sendiri" sapa Sandi dari balik bar

"nanti Brian nyusul" kata ku

Eh BTW kalian harus kesini deh, Sandi tuh selain bisa buat kopi terenak seJakarta, dia juga isa buat cewe-cewe pada melting loh. Sandi tuh kalau senyum manis banget apalagi tadi dia senyum pas nyapa aku, aduhh manis banget deh pokonya, kebetukan nihh orang nya lagi jomblo jadi buruan kenalan sana kalian hahaha.

Aku mencari tempat duduk favorite ku aitu di samping kaca agak pojok di ruangan ini, kenapa aku memilih tempat ini karena aku bisa lihat ramai nya jalanan dari luar sini, banyak pejalan kaki juga di trotoar jadi bikin rileks banget kan

"nihh special buat orang cantik" Sandi meletak kan caffe latte di depan ku

"ihh makasih lohh orang Jelek" canda ku

"apa kabar kalian, kok uda jarang ga kesini?" tanya sandi sambil menarik kursi dan duduk di depan ku

"baik kok, Cuma lagi hetctic aja sama kerjaan kantor, trus Brian juga lagi diluar kota ka nada kerjaan" Jekasku

"oalahh, jadi kapan dia balik sini?"

"ini dia uda dijalan, bentar lagi sampe sini" kata ku sambil meminum kopi buatan Sandi

"lohh beneran? Kirain masih diluar kota?" Sandi terkekeh

"iya dia baru banget balik makanya langsung gue aja meet. Gue lagi pusing banget soalnya"

"yaelah Brian mah bisa aja ye demi pujaan hati nya langsung meluncur" ledek sandi sambil tertawa

"hehh mana ada ya pujaan hatii dari mana" aku ikutan tertawa

Ini bbukan hanya sekali dua kali orang-orang meledeki bahwa aku dan Brian memang ada hubungan yang special, kecuali Wira, dia tahu persis hubungan kami, jadi dengan bercandaan seperti ini aku sudah kebal banget hahaha

"Briann" aku langsung teriak pas lihat dia diujung pintu café

"apa sayang" bales nya sambil mempercepat jalan nya

Eh tunggu, itu siapa yang di belakang Brian? Kok dia bawa orang lain?

What?? Jae?? Kok bisa ada Jae? Kok Brian bisa bareng Jae?

Brian dan Jae mengambil kursi dan duduk, sekarang kami ber 4 satu meja. Suasana macam apa ini? aku lihat Jae dan dia tersenyum ke Sandi

"gue Jae teman nya Brian sama Ica" dia memperkenalkan dirinya ke sandi

"iya dia bos gue san" Jelas Brian yang langsung di tabok pelan sama Jae

"ohh gue sandi" bales sandi

Aku mencoba untuk tidak bertemu mata Jae, aku males banget kalo aku dan dia harus saling menatap huhh, dan ternyata Tuhan tak mendengar kan doa ku, karena di detik berikutnya Jae melihatku dan tersenyum, mau gak mau aku senyum balik, aku harus terlihat biasa saja apalagi ada Brian, aku tidak mau dia curiga.

"caa pucet banget lu, belum makan?" tanya Brian

" iya dari kemarin ga nafsu makan sama badan kayak nya berat banget, mual" kataku

"masuk angin dia bri" nah kan sandi tauu kalo aku lagi masuk angin, pantes aja dia bikin kopi nya panas, bukan ice

"ya musti makan caa, tar sakit loh, itu muka uda pucet banget" kali ini Brian menasehati ku huhh

"iya iyaa" jawab ku asal

Sebisa mungkin aku menghindari adanya obrolan dengan Jae, jadi selama meraka mengobrol aku hanya haha hihi merespon nya, oh iya ternyata Jae nyusulin Brian ke Bandung tadi malem makanya ini mereka bisa pulang bareng. Sepertinya Sandi akan akrab dengan Jae melihat sekarang mereka bahkan sudah mengobrol 2 jam an.

***

Aku mengenakan pajama ku, setelah aku mandi dengan air hangat, aku ibuat kan the oleh Dandi. Lagi dan lagi badan ku terasa tidak enak, mual nya masih belum hilang. Aku hanya bersama Dandi di apart ku ini, mamah papah kayak nya uda pulang ke rumah. Biasanya mereka kesini seklai sebulan jadi jika terjadi apa- apa Dandi lah yang mengambil peran untuk merawat ku.

"lo kok masuk angin masih sempat-sempatnya ke tempat bang Sandi" Dandi mengomeliku sambil memijit tengkuk leher ku

"bosen kalo langsung balik" aku membela diriku dengan suara ku yang lemah

"tar gue bikini bubur, dimakan" Dandi keluar dari pintu kamar ku, sepertinya dia marah deh. Hmmm tapi yasudahlah Dandi emang seperti itu kalau aku sakit dikit dia langsung kesal karena nyatanya memang aku tidak bisa menjaga diriku dengan benar.

20 menit akhirnya Dandi dengan nampan berisikan air putih dan dua mangkuk bubur

"ayo makan" dia memberikan satu mangkuk buburnya

"enak ga nih?" tanyaku dengan niat meledek hahaha

"enak lah ini aja gue makan ampe mau nambah lagi" katanya yang sudah makan beberapa sendik buburnya

"makasihh ya sayang ku" aku mengelus puncak kepalanya, dan yang pasti aku tau dia benci banget kalo aku memperlakukan dia sebagai anak kecil

"ishh uda makan" dia menghindari tangan ku

Aku pun memakan bubur buatan Dandi, tapi baru 3 sendok aku sudah kembali mual, aku benar-benar tidak kuat. Ku letak kan mangkuk ku ke meja, buru-buru aku lari ke kamar mandi untuk memuntahkan apa yang ada di dalam perutku, Dandi langsung menyusulku ke kamar mandi

"mual lagi kak?" tanyanya

Aku hanya mengangguk dan membersihkan mulutku di westafel, Dandi segera mengoleskan minyak kayu putih ke tengkuk leher ku.

Dandi masih memijat tengkuk leher ku, aku benar-benar pusing banget saat ini, kenapa ya? Ini ga seperti masuk angin biasanya, ini sduah dua hari masa ga hilang-hilang

"kak ke rumah sakit aja yu"

"emang gue parah ya kelihatannya?"

"banget kak, mana pucet banget" kata Dandi

"yauda gue prepare dulu" aku mulai beranjak untuk menggandi baju ku, dan Dandi berjalan keluar dari kamarku.

Tapi kepalaku pusing banget dan lemas, mungkin karena aku belum makanseharian ini, dan semua isi perut ku ku muntah kan akhirnya aku jatuh ke lantai karena kaki ku tidak kuat lagi menahan badan ku

"kak caaa!!!" Dandi langsung buru buru menggendong ku

Aku tidak kuat mengatakan apapun, keringat ku sudah bercucuran karena aku mungkin panic juga. Kulihat Dandi benar-benar panic dan khawatir.

Dandi melajukan mobil degan kecepatan maksimal, sebenarnya aku hanya merasa pusing aja tadi makanya langsung terjatuh ke lantai, mengingat aku hanya makan beberapa sendok saja tadi pagi jadi ya mungkin ini adalah alasan aku sangat lemas saat ini.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C13
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión