Lapangan baseball, BigHit Middle School
"Cih! Lihatlah gadis sombong itu! Dia pikir dia itu siapa?" Dengus Jimin. Bergosip bersama Taehyung dan Jungkook, alih-alih melakukan pemanasan. Sementara gadis yang mereka gosipkan sedang melakukan peregangan, terutama bagian lengan ke atas.
"Santai saja hyung, melemparnya." Jungkook memberi saran pada Taehyung.
Taehyung tertawa pelan. "Tentu saja. Membuang-buang energi saja untuk melakukan lemparan penuh. Bernani bertaruh, mungkin dia tak bisa membedakan ball atau strike."
*ball, lemparan bola keluar yang tidak menyentuh zona strike
*zona strike, volume ruang di atas home plate yang terletak antara lutut pemukul dan titik tengah batang tubuh mereka
Ketiganya kini tertawa geli. Membayangkan betapa akan malunya gadis itu nanti.
Duel hampir di mulai. Namun sebelum itu, Taehyung menjelasakan peraturannya.
"Karena tiga lawan satu, maka masing-masing dari kami akan mendapat kesempatan batting sekali dengan kau sebagai pitcher. Sedangkan kau mendapat tiga kesempatan batting dengan aku sebagai pitcher. Yang berhasil memukul paling jauh, dia yang menang." Diakhiri dengan senyum simpul. "Peraturan yang mudah, bukan?"
*pitcher, pelempar bola dalam permainan baseball.
*batting, memukul bola.
Sohyun tertawa. "Wah! Aku belum pernah mendengar peraturan yang lebih payah dari ini. Benar-benar bodoh!" Sarkas Sohyun.
"Mwo, yak!" Erang Taehyung tak terima.
"Kau pikir aku segitu butanya terhadap baseball hanya karena aku wanita, begitu? Sempit sekali pemikiran kalian."
Baik Taehyung, Jimin, dan Jungkook hanya bisa berdehem pelan. Merasa tertohok. Faktanya memang mereka berpikir begitu tadi. Memang apa yang bisa diharapkan dari gadis di depannya itu? Dia bahkan tak mengambil jurusan olahraga.
Catat! Dia siswi jurusan seni. Seorang pianis. Ya walaupun prestasinya di bidang itu tak bisa dibantah bahkan diremehkan.
Tapi kan ini baseball! Olahraga yang identik dengan laki-laki. Kalaupun ada tim wanita, kekuatan mereka paling tak seberapa. Dan umumnya wanita, mereka lebih fokus ke softball--menyesuaikan kekuatan tubuh mereka daripada hardball--yang membutuhkan kekuatan penuh.
"Ganti peraturannya." Sohyun memainkan kuku-kuku jarinya. "Kita main sebagai tim. Tim bertahan dan menyerang. Dengan masing-masing pemain tiga kali strike out dan cetak angka sebanyak-banyaknya." Lalu menatap mereka bertiga.
*strike out, yaitu kondisi dimana batter tidak bisa memukul 3 lemparan yang masuk zona strike dari pitcher, maka batter akan dinyatakan OUT. Lalu terjadi change (pergantian pemain, menyerang-bertahan)
Ketiganya saling berpandangan. Ingin tertawa namun mereka urungkan ketika suara Sohyun kembali menginterupsi.
"Yang kalah harus menuruti semua keinginan yang menang."
Membuat mata ketiganya berbinar. Memikirkan satu hal yang sama, kemenangan yang berada di depan mata.
"Walaupun harus membelikan benda yang pemenang inginkan?" Taehyung memastikan.
"Ofcourse," jawab Sohyun.
"Ah, dan kalian tak perlu ganti rugi dengan mobilku kalau kalian menang. Yah, itupun kalau bisa." Sohyun tertawa menceemeh.
Dasar sombong!
"Oke, deal!" Jawab ketiganya serempak. Bukankah ini taruhan yang menyenangkan?
Kim Sohyun serius dengan ucapannya tentang bermain sebagai tim. Saat dirinya jadi tim bertahan, maka harus menjadi pitcher sekaligus pemain bertahan (penjaga base).
Sebaliknya, saat dirinya menjadi tim menyerang, berarti dirinya menjadi batter satu-satunya yang hanya memiliki 3 kesempatan strike out dan harus kembali ke home plate. Namun jika hanya menghasilkan hit tapi tak bisa kembali ke plate atau bahkan strike out, bukankah sudah tamat?
*hit, pemukul dapat memukul bola dan selamat ke base.
*tak bisa kembali ke home plate, berarti belum bisa dikatakan menyetak angka.
Itu bunuh diri namanya.
Sebuah duel yang sangat timpang dan tak adil. Namun mau bagaimana lagi, itu keinginan dia sendiri. Dari sini bisa dilihat, seberapa angkuh dan arogannya si gadis.
Tak bisa membedakan antara impian dan realitas. Alias dunia halunya terlalu tinggi hingga tak menyentuh dunia nyata. Begitu anggapan Taehyung, Jimin, dan Jungkook kepada Sohyun.
Duel di mulai. Sohyun menjadi tim menyerang. Sementara 3 orang dari tim bangtan menjadi tim bertahan. Kim Taehyung menjadi pitcher, Jeon Jungkook menjadi penjaga base 1, sedangkan Jimin hanya berjaga di belakang Taehyung. Jimin adalah seorang catcher dan harusnya menjadi catcher. Tapi dia tak mau buang-buang energi untuk menangkap lemparan Taehyung atas Sohyun. Menurutnya, Taehyung saja sudah lebih dari cukup untuk mengalahkan Sohyun.
*Catcher (C), pemain yang bertugas menangkap lemparan dari Pitcher dan memberikan komando kepada pitcher untuk memberikan lemparan yang diinginkannya.
Sohyun telah berada dalam posisi siap memukul.
"Okei. Lebih cepat, lebih baik," batin Taehyung dalam hati. Lalu berada pada posisi siap untuk melempar.
Bola telah dilemparkan. Namun Sohyun bergeming. Tak mengayun juga bergerak sedikitpun.
Melihat itu Jimin tertawa keras. Sementara Taehyung hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Ball, one," ucap Sohyun. Membuat ketiga orang itu cukup terkejut.
"Kenapa aku harus memukul bola ball," lanjut Sohyun.
"Sial! Bagaimana dia tahu? Padahal itu tadi tipis dengan zona strike," gumam Taehyung yang samar-sama terdengar oleh Jimin.
"Apa hanya segitu kemampuanmu?" Tanya Sohyun. "Masih meremehkan aku rupanya."
Nyatanya provokasi Sohyun membuat rahang Taehyung mengetat. Baiklah kalau itu maumu.
Akan ku habisi kau, Kim Sohyun!
"Terima ini!"
Bola melaju kencang dan takkk! Suara keras yang dihasilkan dari tubrukan bola dan bat membuat ketiga lelaki itu melongo. Pandangan mereka mengikuti ke arah perginya bola. Dan...
Home Run!
Satu - kosong, kemenangan untuk Sohyun. Gadis itu berjalan dengan santainya menuju base 1, melewat Jungkook dengan senyuman meremehkan. Melewati Jimin menuju base 2. Lalu sedikit berlari ke base 3 hingga kembali ke home plate.
Bagaimana bisa?
Sohyun kini sudah bersiap untuk memukul lagi ketika ketiga lelaki itu belum bisa mencerna apa yang terjadi.
"Mau diam sampai kapan kalian?" Suara lantang Sohyun membawa kesadaran mereka bertiga kembali, terutama Taehyung. Setelah mengambil bola baru, dirinya bersumpah dalam hati, akan lebih serius dalam melempar. Tak akan membiarkan gadis lemah itu memukul lemparannya lagi. Yang tadi itu hanya kebetulan. Ya, sebuah keberuntungan semata bagi gadis itu karena dirinya melempar tepat ke tengah zona strike.
Dalam glove, Taehyung bersiap dengan fastball 4-steamnya. Memposisikan jari telunjuk dan jari tengah melintang di jahitan bola baseball, sementara jempolnya berada tepat di bawah, di tempat yang tak berjahit. Melemparnya dengan penuh tenaga tepat mengarah ke sudut dalam.
*Glove, sarung tangan
*Fastball, lemparan lurus yang sangat cepat. Ada yang benar-benar lurus dan ada juga yang bergerak. Ada 2 jenis, 4-steam (4 jahitan) dan 2-steam (2 jahitan)
Dan takkkkk!
Sohyun kembali berhasil memukul lemparannya. Bola melambung jauh ke belakang.
"Yak! Apa yang kalian lakukan? Tangkap bolanya!" Sohyun berlari sambil memerintah pada Jimin dan Jungkook yang dari tadi hanya melongo seperti orang bodoh.
Jimin mendapatkan bolanya. Jauh di belakang lapangan tengah. Lalu melemparkannya ke Taehyung. Taehyung baru saja ingin melempar ke home plate, namun gadis itu telah tiba terlebih dahulu. Dan mereka pun sadar, mau dilempar ke siapa kalau catcher saja tidak ada.
"Dua - kosong," teriak Sohyun. "Bagaimana? Masih ingin dilanjut," tawarnya.
"Tentu saja!" Jawab Jimin yang kini telah berjalan maju ke home plate. "Aku akan menjadi catcher," katanya. Lalu memasang mit dan penutup kepala.
*Mytt, mit, sarung tangan catcher
Sohyun hanya mengedikkan bahunya acuh. "Terserah kalian!"
Lalu membiarkan duo battery itu, Jimin dan Taehyung untuk berlatih lempar-tangkap sebentar.
*battery, pasangan catcher dan pitcher.
Ketegangan dalam permainan meningkat. Sebenarnya hanya bagi tim bertahan sih. Tidak untuk Sohyun yang masih terlihat santai meski lawannya kini berada dalam posisi siaga. Sepertinya sudah benar-benar serius dalam menghadapi Sohyun.
Jimin memberi isyarat pada Taehyung agar melempar ball yang tipis dengan zona strike ke sudut luar.
Lemparan pertama. Sohyun bisa membaca itu ball dan tak mengayunkan tongkatnya.
Lalu Jimin memberi isyarat agar Taehyung menaikkan sedikit kecepatan fastballnya, namun masih tipis di zona strike dan ke sudut dalam untuk mengecoh Sohyun.
Dan lagi-lagi Sohyun bisa membacanya. Sialan memang.
Tidak ada cara lain. Lempar ke zona strike ke sudut luar, Jimin memberi sinyal baik pada Taehyung maupun Jungkook. Jungkook pun pindah ke lapangan luar atau center outfield.
Namun ternyata Sohyun tak bergerak.
Yes! 1 strike, 2 ball.
"Lanjutkan!" Jimin memberi sinyal.
Taehyung melempar bola cepatnya mengikuti arah mit Jimin. Dalam hati berteriak, "Terimalah ini!"
Sudut bibir Sohyun tertarik ke samping. "Kalian pikir aku takut? Terlalu meremehkanku. Dasar tidak kreatif!" jawabnya dalam hati. Menunggu timing yang tepat dan...
Takkk!!!
Bola mengarah jauh ke belakang outfield bagian kanan. Meleset dari perkiraan mereka. Melewati Jungkook yang sebenarnya sudah berjaga sedikit ke kanan, namun masih lebih dekat ke lapangan infield. Karena dirinya tak menyangka, jika pukulan Sohyun bisa sejauh itu. Jungkook kemudian berlari untuk mengejar bola. Dan berhasil mengambil bolanya ketika Sohyun baru saja melewati base 1.
Cepat juga ternyata lari gadis itu.
Masih ada kesempatan. Jungkook lantas melempar bola ke pada Taehung yang kini sudah mundur ke belakang untuk menyongsong bola. Namun sialnya terjadi miss komunikasi antara Jimin dan Taehyung. Jimin yang ingin segera mematikan Sohyun, pindah ke base tiga. Sementara Taehyung langsung melempar bola ke home plate tanpa memperhatikan pergerakan Jimin.
Skor tiga - kosong. Sohyun berteriak kegirangan. Sementara ketiga pria itu berteriak frustasi dan saling menyalahkan atas kejadian barusan.
"Jadi? Apa kalian mengaku kalah," tanya Sohyun.
"Jangan bercanda Kim Sohyun! Yang itu tadi bukan permainan kami yang sebenarnya."
Sohyun tertawa mencemooh. Ternyata para lawannya itu masih belum sadar diri juga. Dengan siapa mereka berhapan.
"Okei, pergantian posisi," putus Sohyun. Tak ingin membuang-buang waktu lagi. Ingin segera menginjak-injak mereka.