"Aku Hanya tak ingin istri ku salah paham saja jadi terpaksa aku rahasiakan" Jawab Eunhyuk berusaha tenang padahal perasaan nya sudah tak karuan, apalagi ada masalah teror yang Nara alami kemarin.
"Tenang saja jaksa Lee aku paham kok kecemasan mu itu, jika aku jadi kamu pasti akan seperti itu juga, rahasia mu akan aman padaku, aku janji" Ujar Jina menanggapi.
"Terima kasih sudah membantu ku letnan Jung, oh iya bagaimana kabar hubungan mu dan Donghae? dia itu lelaki yang baik, aku tahu banyak soal dia, karena dia sahabat ku" Eunhyuk tersenyum berharap Donghae dan wanita itu bisa menjalin hubungan lebih serius lagi sampai di jenjang pernikahan, apalagi sejak Eunhyuk dan Nara menikah lima tahun lalu, Donghae adalah pihak yang patah hati.
"Maaf, seperti nya tak ada kemajuan apapun, aku dan pengacara Lee hanya bisa berteman saja, maafkan aku" Jina menunduk sedih, dia tak mau memberikan harapan lebih pada Lelaki manapun, sementara perasaan nya belum bisa lepas dari Lee Hyuk jae yang tengah berdiri di depan nya.
Eunhyuk manggut-manggut maklum, kemarin saat bertemu Donghae di pengadilan atas kasusKim Jeha karena dia menjadi pembela pria tersangka itu, Donghae belum curhat apapun soal
masalah percintaannya dengan Jina.
"Lee Donghae itu pria yang baik, aku bisa merasakan ketulusan nya jika dia bersungguh-sungguh dan serius padamu"
Eunhyuk mulai lebih sering menggunakan banmal, dia mendekap lengannya mencoba serius memberi nasihat pada Jina sebagai teman, karena dia merasa cukup simpati pada wanita di depannya.
"Jaksa Lee, maaf jujur saja aku masih tak bisa melupakanmu, aku masih menyukaimu, maafkan aku yang juga masih merasa bersalah pada mendiang Yesung oppa, maafkan aku~sungguh" Eunhyuk menganga shok, dia mengusap wajahnya karena kaget dan JungJina mulai
menangis.
"Aku tak mau menyakiti Lee Donghae dengan menerima cinta nya, sementara perasaanku belum mantap untuknya, jangan kuatir soal perasaan ku pada mu, sejak lama aku sudah berjanji takkan masuk dalam hubungan mu dan istri mu, ah iya sudah lama kita ngobrol di sini, titip salam untuk Nara-ssi ya, sampai jumpa besok di markas tim"
"Iya hati-hati....." Eunhyuk hanya mengangguk lirik dia masih tercenung kaget, sepeninggal wanita itu dia duduk dengan gelisah dikursinya, Eunhyuk terus membatin gamang saat tahu alasan Jung Jina tak pernah bisa menerima Lee Donghae selama lebih dari lima tahun ini ternyata karena dirinya.
Jung Jina, sebenarnya wanita satu satunya yang pernah benar-benar mengusik hidup Eunhyuk, meskipun hubungan mereka hanya rekan kerja dan pernah sekali one night stand namun Eunhyuk cukup paham jika Jung Jina tak semudah itu merelakan nya, kisah cinta Jina dengan Kim Yesung dulu juga kandas karena Eunhyuk dan sekarang dia harus terlibat lagi dalam hubungan asmara wanita itu dengan Lee Donghae, ironis sekali. Eunhyuk seperti menjadi pelakor saja di antara mereka.
*
*
*
Hingga malam ini Lee Hana masih menginap di apartemen putranya, ibunya bilang jika Nara sejak siang tadi mengeluh tak enak badan, bahkan sejak tadi siang Nara belum keluar dari kamar, tak mau makan dan hanya tiduran saja dengan tubuh lemas, yang paling membuat Eunhyuk cemas istrinya itu juga sering muntah, apa mungkin Nara masih trauma dan jijik dengan teror mayat kucing penuh darah beberapa hari lalu, sampai selera makannya menurun drastis begini.
"Sayang lihat nih bibi Jung buat sup krim ayam untukmu, ayo makan dulu ya sayang, sejak pagi tadi kamu hanya makan roti dua potong" Nara yang masih berbaring meringkuk di ranjang hanya menggeleng enggan, Eunhyuk sampai menghela nafas pasrah dan meletakkan mangkuk berisi sup tadi di meja Nakas, dia sudah kehabisan akal membujuk Nara agar mau makan.
"Oppa aku mau tidur saja, jangan kemana-mana, temani saja aku disini"
"Iya, tidurlah sayang..." Eunhyuk. mengangguk pasrah lalu ikut berbaring juga di sebelah Nara, meletakkan lengannya untuk menjadi bantal istri nya.
"Tidurlah Nay, aku akan disini terus menemanimu"
"Oppa.....aku takut~ apa aku akan di bunuh seperti kucing itu?" Tanya Nara mulai menangis.
"Jangan begini Nay....lupakan saja soal itu, please jangan seperti ini kamu makin membuatku cemas, apa perut mu sakit, kita ke dokter saja ya sekarang?"
"Aku tak mau kemanapun, aku takut oppa, peluk saja aku" Eunhyuk menggeleng sebal, baju piyama yang Nara pakai sampai basah karena dia berkeringat terus mungkin karena efek dari ketakutan.
"Ya ampun kamu harus ganti baju, sampai basah begini, nanti masuk angin, tunggu ya aku ambilkan dulu baju tidur ganti"
"Piyama tidur yang tipis saja oppa aku kegerahan sejak tadi"
"Iya sayang tunggu sebentar ya"
Eunhyuk berjalan keruang ganti setelah beranjak berdiri, dia memilih milih salah satu piyama tidur bersih untuk istrinya di lemari, Angin malam tiba-tiba bertiup di jendela yang korden kamar ini yang hanya tertutup separuh.
Krek....krekk.....
Nara yang duduk di ranjang menunggu Eunhyuk jadi menoleh karena suara
berisik dari luar kamar nya tadi,wanita itu berdiri dan menghampiri jendela bermaksud menutup kordennya karena angin bertiup cukup kencang malam ini.
"Siapa itu?!"
Nara terkejut dengan bernafas memburu dan jantung berdebar, setelah beberapa hari lalu ada mayat kucing di atas mobilnya, kini tepat didepan matanya ada lagi hal menakutkan itu.
Didepan jendela kamar nya ada kepala kucing berwarna hitam yang telah putus dari tubuhnya tergantung di sana, tepat di depan jendela kamar, bahkan dengan mata kucing itu yang melek lebar dengan banyak darah yang masih menetes, sungguh menjijikkan dan menakutkan.
"Kyaaaaa oppa....tolong.....!!!!!"
Nara berteriak histeris saat menatap pemandangan di balkon kamarnya yang terlihat sangat menakutkan, dia mundur hingga kaki ranjang, menangis dengan wajah pucat pasi dan tubuh yang lemas.
"Nay ada apa? kenapa teriak histeris begitu?!" Eunhyuk berlari kencang ketika mendengar Nara berteriak keras.
"Oppa ada~....ada kepala, Ahk aku takut~" Tangis Nara sambil menunjuk jendela kamar.
Bluk....
Grepp...
"Yak Lee Nara!!.....astaga, sayang kamu kenapa!!" Eunhyuk kaget, dia menopang pinggang Nara yang tiba tiba jatuh merosot dan untung saja masih bisa Eunhyuk tangkap tubuh mungil itu yang jatuh pingsan ke lantai, jika tidak mungkin kepala Nara akan terbentur kaki ranjang yang terbuat dari besi.
"Ya tuhan kamu kenapa sayang?" Eunhyuk panik dan berteriak keras, memanggil semua orang agar datang ke kamar nya.
"Bibi Jung!! eomma!! Daeyoon Hyung!!" semua orang tiba-tiba sudah berdatangan ke kamar ini ketika Eunhyuk memangku tubuh Nara di lantai, dan memeluk Nara.
"Lho Nara kenapa?!" Lee Hana ikut panik melihat menantunya pingsan.
"Eomma tolong bantu aku dulu memindahkan Nara ke atas kasur, tadi tiba-tiba dia pingsan!"
Mereka langsung membantu Eunhyuk yang membopong tubuh Nara ke atas ranjang. "Tuan muda, ini nyonya muda kenapa?"
"Entahlah Hyung tadi dia berteriak histeris dan ketakutan sambil bilang ada kepala dan menunjuk jendela, lalu langsung pingsan"
"Nara, kamu kenapa nak? jangan menakuti eomma begini" Lee Hana menangis berusaha membuat Nara siuman dengan mengelap dahi perempuan itu.
"Tuan muda mungkin tadi ada sesuatu di luar jendela yang membuat nyonya muda ketakutan? apa nyonya muda di teror lagi?"
"Ah benar juga, sial! apa ada penyusup di apartemen ku?! shit pasti ada orang di balkon tadi?!" Eunhyuk langsung ikut berlari ke jendela menyusul pengawal keluarga nya yang akan membuka pintu balkon, Eunhyuk menyambar pistol nya di bawah bantal dan membuka lebar pintu balkon mencari seseorang yang tadi berulah membuat Nara berteriak histeris.
"Hyung cari yang teliti, jangan sampai dia kabur!" Eunhyuk melihat sekeliling balkon dengan siaga bersiap menembak siapa pun yang bersembunyi di sini.
"Tak ada siapapun di sini tuan muda? ini di ketinggian tiga puluh lantai, mustahil juga ada yang bisa naik ke sini dari luar, kalaupun bisa pasti dia gak bisa kabur dengan mudah, ini tinggi sekali"
Lapor Daeyoon setelah ikut memeriksa balkon kamar ini yang cukup luas dengan sofa, juga beberapa tanaman bunga.
"Benar juga Hyung, lalu kenapa istri ku histeris tadi? nggak mungkin Nara bisa ketakutan kalau gak ada apapun di luar, dia bilang ada kepala di luar, setelah itu dia pingsan" Daeyoon ikutan bingung.
"Kepala apa maksud nya, kok nyonya muda aneh? ya tuhan apa ada sesuatu yang mengerikan tadi?"
Eunhyuk mengacak kesal rambut cepak pendek nya, dia bingung juga karena setelah di cek tak adapun di balkon ini bahkan kursi dan tanaman tak ada yang rusak.
"Hanya Nara yang tahu, nanti kita tanya dia saja, semoga Nara cepat siuman " Jawab Eunhyuk lalu masuk ke kamar lagi akan memeriksa Nara yang masih di kerumumi bibi Jung dan beberapa pelayan, juga Lee Hana.
"Ambil kan minyak zaitun bik, kita gosok dada dan lehernya"
Lee Hana membuka sebagian kancing piyama menantunya, mengusap wajah Nara yang pucat.
"Nay bangunlah nak, jangan pingsan terus eomma kuatir nak" Lee Hana terus mengusap wajah Nara dengan mengoleskan minyak zaitun itu.
"Hyuk tadi ada apa sebenarnya? Nara kenapa bisa pingsan? Apa ada yang meneror disini?"
"Entahlah eomma, tadi Nara berteriak histeris dan menunjuk jendela kamar, lalu gemetaran menangis, dia mengatakan ada kepala, setelahnya dia langsung pingsan"
"Apa katamu??? Ya tuhan, ada kepala apa? Ya ampun ini menakutkan!!"
Lee Hana langsung berlari ke balkon kamar, namun dia kebingungan, di sini tak ada siapapun dan hanya angin dingin malam yang berhembus, Eunhyuk yang ikut menyusul ibu nya keluar geleng-geleng, Lee Hana menatap anak nya yang juga melihat seluruh isi balkon ini.
"Ini sudah keterlaluan siapa yang berani meneror di rumah ku hah? ingin aku lubangi kepalanya!?" Eunhyuk mendengus kesal.
"Tuan muda, saya dan Daniel akan memeriksa seluruh sudut apartemen, siapa tahu ada jejak dari penyusup tadi, pihak security akan saya hubungi juga"
"Iya hyung, tolong perketat juga penjagaan di sini, cari dan temukan, tangkap juga siapapun yang terlihat mencurigakan di sekitar gedung apartemen, aku yakin pasti tadi ada penyusup kesini meneror Nara" Daeyoon mengangguk dan berpamitan untuk melakukan tugas nya.
*
*
*
Dua puluh menit kemudian**
"Nara, ayo bangun sayang, kenapa lama sekali pingsan nya?" Eunhyuk duduk di sebelah Nara yang masih belum siuman, dia mencium tangan perempuan itu yang panas dan mengusap rambut Nara berkali-kali.
"Tadi eomma sudah menelpon dokter Hwang, dia sudah dalam perjalanan kesini"
"Iya terima kasih eomma, semoga Nara cepat siuman"
Kedua Mata Nara akhirnya terbuka pelan, Eunhyuk mendesah lega lalu mencium wajah istrinya yang mengejapkan mata nya dan langsung memeluk Eunhyuk sambil menangis sesenggukan.
"Oppa~ada...hiks ada...."
"Ssh~sudah sayang, jangan takut lagi ada aku disini, jangan nangis lagi ya" Nara menggeleng, dia menoleh kearah jendela kamar yang korden nya sudah tertutup rapat.
"Tadi...ada kepala kucing yang digantung di depan jendela itu oppa, aku takut sekali, kepalanya masih banyak darah nya, sampai menetes banyak, huhu" Lapor Nara terbata dan menangis ketakutan.
"Mwo?? Ada kepala kucing?!"
Eunhyuk melotot kaget, dan Lee Hana membungkam bibirnya ikutan shock, setelah itu Eunhyuk terus berusaha menenangkan Nara dengan menepuk lembut punggung wanitanya.
"Ini minuman Teh nya, nyonya muda minum teh hangat dulu ayo duduk dulu"
"Apa dokter Hwang sudah datang bik?"
Bibi Jung yang baru masuk setelah membuatkan teh hangat menggeleng pelan.
"Belum tuan muda, mungkin sebentar lagi sampai sini?"
"Aish dia lama sekali sih, badan istriku mana demam begini?" Eunhyuk medumel kesal.
"Sabar saja Hyuk, mungkin jalanan sedikit macet nak"Lee Hana memeras handuk basah yang baru saja dia ambil dari toilet, dia mengompres dahi Nara yang demam, sejak tadi Nara masih menangis dengan tubuh gemetaran.