Descargar la aplicación
17.14% It's You-You Are / Chapter 30: 30

Capítulo 30: 30

"Jadi, mereka semua pada ngomongin gue itu karena iri?" Tanya gue dan dibales dengan anggukan kepala dan senyuman sama Kalula.

Well, tadi Kalula memperkenal dirinya sebagai temen Johnny, dan dia juga sempet memperjelas kalau dia adalah orang yang Johnny suruh untuk bantu ngelindungin gue.

Awalnya gue kira Johnny bakal nyuruh cowok. Tapi ternyata cewek. Kalula ini ternyata kakak kelas gue, dan orangnya cukup berpengaruh juga, tapi bisa-bisanya gue gatau akan itu. Untung dia orangnya baik, ga jahat.

Kalula cerita sama gue dan juga Lintang, kalau kemarin, tepatnya kemarin malem. Dia mulai melancarkan aksinya untuk membungkam mulut anak-anak cewek disekolah gue supaya mereka ga lagi ngomongin gue.

Gue ga kebayang si, seniat apa dia sampe-sampe hari ini mulut mereka gaada yang bikin gue panas telinga. Bahkan ngeliat gue aja kaya yang ga berani.

"Tapi Ka, kalau mereka iri kenapa gaada yang berani deketin Bianca? Minimal kaya manfaatin atau apa gitu. Bener ga Bi?" Saut Lintang yang gue bales dengan anggukkan setuju. Karena ya sebagaimana pengalaman gue, dulu banyak banget yang iri sama gue jadinya mereka pada deketin gue. Tapi ini engga, walaupun tetep bikin gue jadi stres sendiri.

"Gue juga sebenernya bingung untuk yang satu itu. Tapi setelah gue tanya ke salah-satu dari mereka, ternyata mereka ga berani deketin lo karena mereka gamau nyari resiko. Kalau mereka nyelakain lo, mereka takut malah jadi di blokir dari kehidupan kembaran lo sama temen-temennya.. ngerti kan maksud gue?" Jawab Kalula, gue sama Lintang pun cuman ngangguk-ngangguk aja. Gila sih, se berpengaruh itu Aksa dkk, sampe-sampe cewek-cewek disini gaada yang berani nyentuh gue.

"Pokonya Bi, mau lo sekolah dimanapun yang sekiranya masih di sekitaran Bandung, udah dipastikan lo gaakan bisa tenang kalau mereka pada tau lo itu kembarannya Aksa" lanjut Kalula lagi. "Emang se terkenal ituya mereka berlima tu?" Tanya gue yang seakan masih gapercaya kalau kekuatan visual mereka se powerful itu.

"Banget Bi, mereka berlima tu terkenal banget. Banyak cowok-cowok yang sirik sama mereka, karena ya mereka tu punya segalanya. Pinter iya, ganteng iya, tajir iya, eksis iya. Apalagi yang kurang? Makanya mereka bisa se terkernal itu karena ya itu semua.. apalagi muka gantengnya mereka. Gue akui, kalau mereka berlima ganteng banget, apalagi kembaran lo Bi, sama Moza juga."

"Untung gue sempet pindah, jadi ya seengganya orang-orang gaakan tau sedari awal kalau gue itu ada hubungan darah sama Aksa.."

"Iya, itu salah satu sisi positifnya. Gue sempet diceritain juga sama Johnny soal masalah lo yang itu, gue kalau jadi lo juga pasti bakal ngelakuin hal yang sama.."

"Ngomong-ngomong Ka, kenapa lo mau ngeiyahin ucapannya Johnny? Secara kan lo malah jadi kerepotan kaya gini" saut gue terselip rasa gaenak. Karena ya, biasanya kalau cewek harus terlibat sesuatu yang sebenernya gaada untungnya buat diatu malesin.. ga guna. Tapi kenapa Kalula mau...

"Gue mau karena gue sedih ngedenger cerita lo Bi.. gue juga agak pusing sebenernya berhari-hari harus dengerin orang-orang yang terus-terusan ngomongin lo.. ya walaupun bukan hal yang negatif tapi tetep, gue cape dengernya. Apalagi lo gitu kan..." gue tersenyum mendengarnya. Akhirnya ada orang yang bisa ngertiin gue selain Lintang.

"Ka, makasih ya.. gue gatau bakal gimana kalau gaada lo. Pokonya apapun itu yang lo lakuin untuk gue sekarang ini gue berterima kasih banget dan lo keren ka.. cuman dalam kurang dari 24 jam lo udah bisa bikin hidup gue kembali tentram gaada gangguan sama sekali"

"Sama-sama.. gue seneng ko ngebantuin orang. Apalagi lo ada kaitannya juga sama Johnny, Johnny tu udah kaya sodara gue sendiri Bi, jadi ya gue bakal lakuin apapun untuk dia, karena dia juga banyak bantu gue" bales Kalula disertai senyuman lembut.

--

Sepulang sekolah, gue langsung pulang kerumah untuk ganti baju. Dan setelahnya gue pergi lagi menuju salah satu cafe yang ada di derah taman sari.

Tujuan gue kesana itu karena gue pengen ngajak ketemu seseorang, sengaja gue ajak ketemuan diluar biar kerasa santainya.

Setelah kurang lebih 20 menit gue nunggu, akhirnya orang yang gue tunggu pun dateng. Dia segera turun dari motornya lalu menghampiri gue.

"Hai Bi!" Sapa Johnny- ya, gue ngajak Johnny untuk ketemu karena gue pengen bilang sesuatu sama dia. Bukan hal yang penting sih, tapi menurut gue ini cukup penting, apalagi kalau bukan soal tadi.

"Hai! Baru pulang banget ya lo?" Tanya gue karena Johnny masih mengenakan seragamnya, hanya saja kemeja putihnya dibuka sama dia, menyisakan kaos hitam polos dan jaket denim warna senada yang lagi dia pake.

"Iya, begitu bubaran gue langsung kesini. Lo udah nunggu lama banget ya?"

"Engga.. baru sebentar ko"

"Jadi... ada apa nih? Soalnya ya tumbenan lo ngajakin gue keluar kaya gini.

"Gue mau bilang makasih sama lo" ucap gue seraya tersenyum lebar. "Gue mau bilang makasih karena berkat bantuan lo, hari ini gaada yang ngomongin gue lagi. Temen lo keren banget, secepet itu dia bikin orang-orang pada gabuka mulut" lanjut gue lagi.

"Sama-sama... syukur kalau gitu, gue minta maaf ya Bi, karena ini semua pun salah gue. Karena gue lo jadi kaya gini. Makanya gue cepet-cepet minta tolong sama Kalula, untungnya dia ga keberatan.."

"Dia baik banget John.. beruntung banget lo punya temen kaya dia, langka orang yang baiknya kaya diatu"

"Iya, lo bener..."

"Ohiya Bi, gue pengen nanya sesuatu sama lo. Gue sempet ngobrol sama Moza, kata Moza awalnya lo kaya gaenak gitu karena tindakan gue ini. Bener itu Bi?" Tanya Johnny sambil memainkan jari-jari tangannya.

"Iya. Moza bener, mungkin lo juga kemaren bisa ngerasain betapa kakunya gue selama jalan sama lo. Tapi ya itu semua cuman ketakutan gue aja.."

"Pada kenyataannya engga kan Bi? Lo baik-baik aja kan?"

"Iya John... gue baik-baik aja ko" bales gue sambil tersenyum lembut.

Setelahnya baik gue dan Johnny kita sama-sama diem, seakan abis bahasannya. Jadinya terciptalah kecanggungan antara gue sama Johnny sekarang ini, gue yang lagi kikuk cuman merhatiin sekitaran doang, nyari satu objek yang sekiranya bisa gue liat terus-terusan, jadinya fokus gue bisa teralihkan untuk menatap objek tersebut.

Mata gue akhirnya menemukan satu objek yang bisa gue liat terus-menerus, tapi sayangnya gue gaakan bisa fokus. Karena yang gue liat sekarang ini adalah mukanya Johnny.

"John.."

"Hm? Kenapa?"

"Gue paham sekarang..." saut gue yang mengundang kerutan di dahinya Johnny.

"Paham? Paham apanya Bi?"

"Gue pagam sekarang kenapa anak-anak disekolah pada iri sama gue"

"Gimana Bi? Gapaham gue"


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C30
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión