Pagi ini aku merasa sedikit plong sebab Babas terus menemaniku seharian kemarin. Aku merasa lega sebab punya teman bicara selain mamah. Tapi hari ini dia bilang tidak bisa menemaniku sebab sibuk mengurus kuliahnya.
Dimas tetap rutin menghubungiku, kadang aku balas pesannya, kadang juga tidak. Saat baru saja putus dengan Bimo kemarin itu, aku beberapa hari mendiamkan ponselku hingga tidak menghiraukan pesan dari dia. Sampai tadi pagi aku baca semua pesannya yang bilang khawatir denganku dan minta izin ingin datang kerumah menemuiku.
Ku pikir akan baik bagiku untuk bertemu dengan orang lain agar bisa lupa pada Bimo. Sungguh aku sangat kesulitan melangkah maju meninggalkan semua kenanganku dengan Bimo di belakang. Ingin pindah dari rumah ini pun aku merasa berat, sebab banyak kenangan dengan Bimo disini.
Aah ... Sialan!
Dimas datang setelah maghrib, duduk di teras sambil ngobrol, kusuguhkan segelas es teh untuknya. Dia tersenyum dan bilang terimakasih.