Terik surya sudah menjulang tinggi, waktunya pulang sekolah telah tiba, aku dan Bimo memutuskan pulang naik angkot ke rumahku karena Bimo tidak bawa motor ke sekolah, sebab luka di perutnya belum memungkinkannya untuk berkendara. Pagi tadi, dia bilang diantar oleh tante Ratih kesekolah.
Seperti biasanya jika kami menunggu angkot, kami akan duduk di halte tak terpakai dekat simpang sekolahku. Mulai minggu kemarin, pak Yono mendapat tugas tambahan untuk berjaga di luar pagar sekolah hingga ke simpang jalan untuk memantau siswa yang akan berangkat kesekolah atau baru keluar dari sekolah supaya tidak diganggu lagi, karena ternyata bukan hanya anak Pertiwi yang suka kurang ajar, ada juga beberapa tukang becak mata keranjang yang suka melakukan hal tak senonoh pada siswa, terutama perempuan.
"Ray, si Burhan kok gak pernah keliatan lagi ya?"