Semenjak aku bicara dengan ayah, perasaanku sudah sedikit membaik. Pada akhirnya kami makan malam bersama-sama di meja makan, dengan Bimo juga. Dwi dan Sari sudah pulang sebelum maghrib.
Bimo banyak ngobrol dengan ayah, bahkan selesai makan mereka berdua duduk di teras belakang sambil minum kopi. Sepertinya ayah sudah mulai membuka diri pada Bimo. Aku lega.
Untuk masalah Wira dan segala kelakuannya yang merugikanku, ayah bilang untuk banyak berdoa dan sholat, mengadu pada yang Maha Kuasa atas segala kesulitanku, dan menyerahkan pembalasannya pada yang Berhak. Aku memang menderita, entah bagaimana perbuatan nista Wira padaku dulu sangat amat menyakiti dan merobek hidupku.