Aku ingat semuanya, semenjak mendengar suara Wira tadi. aku mengingat kembali semuanya, bikin aku panik dan sulit bernafas. Kepalaku pening dan berdenyut.
Waktu itu, kami beramai berencana untuk main sama-sama. Aku tadinya tak ingin ikut, tapi kemudian dipaksa oleh Putri dan Babas, juga Wira. Dwi tidak masuk sekolah hari itu, lagipula Dwi dari awal memang tidak suka pada Putri, membuat kami bertiga (Aku, Babas, Dwi) yang dari kelas 1 sudah dekat, kini jadi renggang. Di kelas 2 pun, aku sekelas dengan Putri dan Babas, Dwi di kelas lain. Kami masih sering main, tapi tetap saja aku jadi lebih dekat ke Putri dibanding dia waktu itu. Akhirnya, aku ikut pergi main dengan kawanku sama-sama. Sudah ditentukan tempat yang akan kami datangi kali ini adalah rumah Wira karena sedang kosong, orang tua nya sedang diluar kota. Wira yang mengusulkan untuk main ke rumahnya.