"Sudah siap Ray? Ada yang ketinggalan gak?"
Rangga sudah ada di depan pagar rumahku pagi ini untuk pergi bareng ke UGM naik motornya.
"Sudah Ngga, gak ada yang ketinggalan kok"
"Yuk naik kalo gitu, kita brangkat sekarang" ujarnya.
"Iya"
Lalu aku segera naik ke jok belakang motornya, duduk agak menjarak dari dia.
"Jauh amat Ray? ntar kalo oleng kamu jatuh"
"Gak apa-apa Ngga, aku lebih nyaman gini."
"Kalau gitu pegangan" katanya lagi
"Iya"
Aku pun pegangan pada bagian samping baju kausnya, disaat seperti ini nih yang bikin aku kangen Bimo, kalau dengan Bimo aku sudah pasti akan santai saja pegangan pada pinggangnya atau pundaknya, juga bisa duduk lebih dekat, karena sebenarnya duduk agak jauh ke belakang begini tak nyaman juga, tapi aku lebih tidak nyaman terlalu dekat dengan Rangga.
Rangga mulai melajukan motornya, agak sedikit belingsatan, salip sana-sini, aku jadi takut. Berbeda jauh dengan gaya Bimo naik motor yang selalu ingat kalau ada aku di belakangnya. Refleks aku cengkram kaus Rangga yang jadi peganganku sambil tutup mata, mungkin dia sadar aku takut jadi dia pelankan sedikit laju motornya dan jadi agak lebih tenang mengendarainya.
Hhhhhh...akhirnya, aku gak mau mati tabrakan gara-gara dia.
Sampai di UGM, tepatnya fakultas FKIP dimana acara Bunkasai di selenggarakan, kami langsung menuju ke stand sekolah kami untuk menyiapkan segala keperluan lomba, Rangga juga langsung melesat entah kemana.
Nisa dan Rina sudah disini sewaktu aku sampai, kami lalu membenah-benahi mading yang kami susun sebagai senjata dalam lomba tahun ini, saat sudah siap dan rapi, kami tutup kembali mading portable itu dengan kain hitam yang cukup lebar untuk menutupi, jadi nanti saat Bunkasai di buka, mading kami baru kami pamerkan.
"Anak lain mana?" tanya Nisa entah ke siapa
"Gak tau, belum keliatan" jawabku
"Lagi nyariin kali tuh, tahun ini kan tempatnya beda" Rina menimpali.
"Oohh..iya juga, tapi awas aja pada gak dateng dukung!" kata Nisa, dia bilang begitu karena biasanya Bunkasai seperti ini akan ramai sekali pendukung dari setiap sekolah yang berpertisipasi, tak terkecuali para mahasiswa yang ikut nonton. Lomba yang diadakan juga cukup banyak dan yang paling menarik perhatian pengunjung adalah lomba cosplay, kalau saat lomba Cosplay pendukungnya sedikit, jadi kurang seru. Itu pengalaman dari beberapa tahun belakangan kami ikut Bunkasai.
"Tuh! pada nongol" Rina bicara seraya menunjuk pada serombongan anak SMA dengan seragam putih abu-abunya yang wajah-wajahnya sangat kami kenali sedang berjalan menuju stand sekolah kami. Mereka tampak melambai-lambai dari sana dan kami balas lambaian mereka dengan melakukan hal serupa.
Kami sebagai peserta lomba yang mewakili sekolah sudah di bagikan baju kaus khusus warna baby blue yang bersablon logo dan tema Bunkasai dari panitia, jadi kami wajib memakainya saat hari lomba, dan lomba diadakan selama 3 hari sampai nanti di hari kamis.
Lombanya dibuat seperti sebuah pameran dan pegunjung boleh memberikan suara mereka untuk kategori juara favorit nantinya. Hari jumat nanti kami tetap kembali ke sini untuk pengumuman pemenang dan pembagian hadiah, sekalian perayaan berakhirnya Bunkasai.
"Rame banget tahun ini woy" Dwi yang sudah sampai di dekat kami langsung celingukan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang memang ramai sesak dari pada tahun-tahun sebelumnya.
"Iya, tahun ini rame banget, jadi deg-degan. Menang gak ya kita?" Nisa nampak agak sedikit khawatir.
"Bismillah aja Nis, mudah-mudahan masih rejeki" kataku pada Nisa.
"Iya Nis, Bismillah aja, yang penting udah usaha" Rina menimpali.
"Hehe...iya, mudah-mudahan masih rejeki kita menang tahun ini" jawabnya kembali ceria.
Bayu nampak berdiri tak jauh dari Dwi, dia memang begitu, ku jamin dia ikut Dwi kesini karena takut Dwi di dekati cowok lain. Aku tahu Bayu dari dulu memang gampang cemburu, kalo kata anak sekarang bisa dibilang dia itu bucin. haha
"Bimo sekolah gak Bay?" tanyaku pada Bayu yang sedang sibuk dengan ponselnya. Lalu mendongak padaku karena ditanya.
"Sekolah tadi, gatau sekarang" jawabnya. Maksud Bayu tadi pagi Bimo ada di sekolah tapi gatau kalo sekarang Bimo nya bolos apa enggak.
"Ooh.." kataku ber-oh ria.
Tak lama setelah bertegur sapa dengan teman-teman yang datang menjadi pendukung kami, Bunkasai segera dimulai dan para pendukung harus memisahkan diri mereka agak jauh dari para peserta lomba agar juri bisa menilai dan tidak umpel-umpelan.
Kata sambutan dari berbagai pihak sudah di sampaikan, dan kini sudah akan masuk ke acara intinya yaitu pameran perlombaan yang bisa di nikmati pengunjung, ada juga penampilan band di sebuah panggung berukuran sedang, disana jugalah tempat para peserta lomba nyanyi lagu-lagu jepang diadakan selain untuk bagian hiburan.
Rangga datang ke stand kami dengan membawa beberapa buah botol air mineral, ia sodorkan padaku 1 lalu memberikan sisanya pada yang lain.
"Minum dulu Ray" katanya sambil memberiku air mineral ditangannya.
"Oiya makasih Ngga" kataku seraya mengambil botol itu dan dibalas dengan senyum oleh Rangga.
Aku minum air mineralnya sampai hampir setengah botol karena memang haus, Rangga hanya menatapku lama dengan senyun di wajahnya.
"Kenapa?" kutanya.
"Gak ada" jawabnya masih dengan ekspresi wajah yang sama lalu tangannya meraih sesuatu di rambutku bagian pucuk kepala dekat poni, lalu dia singkap sedikit rambut depanku dengan tangannya sebelum membuang benda yang tadi nempel di sana. Kelakuan Rangga sukses bikin aku gak nyaman, siapa dia berani sekali ngelus-ngelus rambut orang. Refleks kujauhkan kepalaku cepat dari tangannya.
"Ada potongan kertas tadi nempel" katanya masih dengan senyum yang aku tak paham maksud senyumnya itu.
"Ooh..iya makasih" ujarku kaku.
"Heh! Anak Komandan!"
Seseorang memanggilku dari arah belakang, membuat aku harus menoleh kalau ingin tau itu suara siapa, dan saat aku berbalik ternyata orang itu adalah seseorang yang ku kenal.
"Mas Bara!" ku panggil nama orang itu dengan antusisa karena sudah lama sekali tidak bertemu, lalu aku berlari kecil menghampirinya yang berdiri tidak jauh dari tempatku semula.
"Hehehehe...udah gede Raya" Ujarnya seraya mengacak rambutku gemas.
"Hehe...mas Bara juga udah tua" candaku
"Hahahahahah...dasar adek durhaka! Kamu ikut lomba?" tanyanya kemudian
"Iya, ikut lomba mading. Mas Bara jadi mahasiswa abadi disini? kok gak lulus-lulus?"
"Hahahaha...ssstt.. jangan di omongin...wkwkwk"
"Hahahah..."
"Ayah sama mamah sehat?"
"Alhamdulillah, sehat... main kerumah makanya..
mentang-mentang udah pindah jadi sombong."
"Hahaha...bukan sombong Rayap! Tapi sibuk. Ntar deh cari waktu main ke rumah."
Rayap itu ejekannya padaku dari dulu, kadang dia sengaja bawa kayu lapuk kerumah cuma buat memberikannya padaku lalu bilang 'makan yang banyak ya'. dan itu menyebalkan.
"Ish...cantik-cantik di panggil Rayap mulu!" kataku cemberut.
"Heh! yang bilang kamu cantik siapa? wkwkwk sakit mata dia" candanya lagi.
"Iiihh..mas Bara masih aja nyebelin ya, pacarku lah yang bilang cantik!" ujarku sok bangga.
"Rayap udah bisa pacaran sekarang? hebat!" ledeknya sembari tepuk tangan.
"Mas Baraaaaaa...." rengekku padanya sambil memukul tangannya, sedangkan mas Bara hanya terkekeh geli seperti puas sudah menggangguku.
"Hahahah...mana pacarmu?"
"Sekolah, gak ikut kesini"
"Ooh..nanti kenalin, biar di ospek" katanya dengan senyum jahilnya.
"Awas aja"
"Wkwkwkwkwkwk"
"Woy Bar! dicari Dekan!" Salah satu kawan mas Bara memnaggilnya, setelah itu dengan cepat mas Bara mengikuti kawannya itu setelah pamit padaku dan bilang akan cari waktu main ke rumah.
Aku kembali ke tempatku duduk tadi, Rangga masih disana masih menatapku sampai aku duduk kembali di kursi yang ada di sebelahnya.
"Siapa Ray?"
"Abangku" kujawab sekenanya tanpa melihat dia.
"Ooh..."
--###--
Bunkasai hari pertama sudah berakhir, besok kami akan kembali lagi kesana, sebenarnya capek dan agak membosankan karena kami tidak melakukan banyak hal dari pagi sampai sore, hanya lebih sering duduk menunggu pengunjung datang untuk melihat karya kami. Paling hanya bisa ikutan nonton peserta lomba nyanyi di panggung atau penampilan band hiburannya.
Aku pulang masih dengan Rangga dan masih dengan bagaimana aku duduk menjaga jarakku darinya seperti tadi pagi, besok sepertinya aku akan minta diantar ayah saja.
Rangga sesekali mengajakku bicara entah apa karena kadang aku tak dengar dia bilang apa sebab aku yang duduk jauh di ujung jok motornya.
"Besok aku jemput lagi Ray" Ujarnya setelah kami sampai di depan rumahku.
"Besok aku diantar ayah aja Ngga, gausah dijemput"
"Loh kenapa?"
"Gak apa-apa, jauh kamu kalau harus jemput aku dulu"
"Gak masalah Ray, pergi barengan kan lebih enak"
"Nanti aku kabarin ajalah besok jadi diantar ayah atau enggak"
"Oke Ray, aku pulang ya."
"Iya, ati-ati Ngga.. makasih"
Rangga lalu melajukan motornya kembali ke jalan raya bergabung dengan deru kendaraan lain.
Aku lalu masuk ke rumah dan segera pergi mandi karena sudah gerah dan capek. Ku cek ponselku yang ku diamkan seharian ini, sepi. tak ada pesan apapun dari Bimo.
Bbzzztt....bbzzztt..bbzzztt...
Aku terkejut karena ponsel yang sedang ku pegang tiba-tiba bergetar tanda panggilan masuk sampai-sampai hampir terlempar, kulihat nama siapa disana. Ternyata Bimo yang telfon.
"Halo Bim?"
"Salam..."
"Eh iya, Assalamualaikum hehe"
"Hehe.. Waalaikumsalam, sudah sampai rumah?"
"Sudah, ini juga udah mandi"
"Alhamdulillah, capek?"
"Iyaa, lumayan. Besok kesana lagi"
"Aku antar?"
"Hmm...tapi balik ke sekolah gak?"
"Iya balik kesekolah setelah antar kamu"
"Iya deh, sama kamu aja besok perginya"
"Yaudh besok ku jemput pagi"
"Iyaa.."
"Banyak cowok ganteng gak?"
"Banyaaak, hehehe"
"Hehehe... cewek juga banyak pasti, besok aku cuci mata dulu abis anter kamu"
"Heeeehh!! Hahahah"
"Hahahahah..."
"Minta disunat lagi?"
"Eh, jangan! masa depan kita itu"
"Ahahahahahha...gak mau dengeeeeerr"
"Hahahahaha...."
Kami ngobrol cukup lama sampai aku ketiduran sambil telfon, aku sadar setelah terbangun jam 2 pagi dengan ponsel masih nempel di telingaku.
Ternyata Bimo kirim pesan setelah aku tertidur.
>Bimo<3 :
[Kamu ketiduran? belum makan, besok sarapan sebelum pergi]
Lalu ku balas pesannya.
>Aku :
[Iyaa maaf ketiduran ;( ini baru kebangun]
Tidak dibalas Bimo, mungkin sudah tidur karena jam memang sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, jadi kuputuskan melanjutkan lagi tidurku, tapi lalu aku teringat belum mengabari Rangga, jadi ku kirim pesan padanya untuk tak usah menjemputku besok. done!
Mari tidur lagi...kutarik selimutku dan segera memejamkan mata karena aku masih sangat ngantuk..
Selamat malam semua...
Ekhem...Ray, jangan disunat lagi Bimonya kasian.
-Pesan Author-
jangan lupa komen dan review setelah baca, dikasih PS juga gak nolak kok wkwk
lav ya ❤❤