Sandra menatap dengan bodoh ke layar ponsel, melihat pesan yang dikirim oleh Leo. Hatinya merasa sangat sedih.
Pacarnya bahkan lupa akan hari ulang tahunnya. Saat ini, dia pergi entah kemana, meninggalkan Sandra sendirian. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun sejak semalam hingga menghilang pagi ini. Justru saat ini, pria yang peduli padanya hanya Leo seorang. Menyedihkan, terlalu menyedihkan.
Sandra masih belum membalas pesan dari Leo. Ia duduk di sofa dan menatap jam di dinding. Jika Nico tidak pulang pada pukul sembilan, Sandra tidak akan menunggunya. Dia akan menghampiri Leo di taman kota.
Kenapa dia tidak pulang juga? Kenapa Sandra harus menunggu seperti orang bodoh?
Sandra marah, menatap jam, berharap di dalam hatinya. Sampai pada akhirnya jarum jam menunjuk ke pukul sembilan tepat. Hati Sandra seperti tersayat oleh benda tajam. Dia sungguh tidak datang.