Descargar la aplicación
2.1% KARA / Chapter 8: BAB 8

Capítulo 8: BAB 8

Malam ini mereka akan berkumpul di rumah Aulia. Bagus yang mendapat jadwal buat jemput Rizka malam ini. Bagus sudah siap dengan mobil jazz merahnya sebelum pergi kerumah Rizka, Bagus menelpon Rizka terlebih dulu. 

"Halo ?"

"Kenapa gus?"

"Gue udah mau otw kerumah lo nih. Udah rapihkan? Sekitar 15 menitan lah gue sampe"

"Udah ko, gue udah rapih. Yaudah hati-hati gus, gue tunggu dirumah "

"Oke"

Setelah memutuskan telpon Bagus memutar kunci mobilnya. Mobil Bagus segera menuju rumah Rizka, karena malam minggu makanya Bagus menjemput lebih awal takut terkena kemacetan ibu kota. 15 menit berlalu dan Bagus sudah tiba di rumah Rizka .

Tin...tin...tin...

Saat klakson ketiga barulah Rizka keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobil. 

"Lama ya ?" tanya Rizka.

"Gak baru sampe juga. Langsung aja nih? " kata Bagus.

"Tumben lo bawa yang ini?"

"kalau jemput lo pasti mampir kemana-mana"

"Tau aja lo"

"Beli martabak ditempat biasa dulu. Katanya Aulia nyokapnya pergi jadi gak ada makanan deh" jelas Rizka. 

"Tuh kan apa gue kata"

Bagus melajukan mobil nya ke tukang martabak. Rizka turun dari mobil dan diikuti oleh Bagus. Mereka memesan 3 rasa buat kumpul hari ini. Setelah menunggu 30 menit martabak mereka sudah jadi segera Bagus membayarnya dan pergi ke rumah Aulia. Saat sampai didepan rumah Aulia ternyata sudah ada Zaky dan Rafka. Bagus dan Rizka masuk dengan mengucapkan salam. 

"Assalamualaikum " kata Bagus dan Rizka berbarengan. 

"Wa'aaikumssalam. Widih bawa oleh-oleh" kata Rafka.

"Iya nih titipan Aulia. Gue si minta ganti ul sama nyokap lo hehe. Btw Althar belom sampe? " tanya Bagus. 

"Belum gak tahu kemana ,gue line gak dibales juga " jelas Aulia. 

"Gue tel-" kata-kata Rizka terputus karena bunyi ponselnya. Saat dilihat ternyata Althar yang menelpon segera Rizka menjawab telpon itu. 

"Halo Al lo dimna?"

"Halo cantik" suara bariton disebrang sana. 

Rizka terpaku. Suara itu, suara yang sangat ia kenal. Suara yang dulu selalu ia rindukan .

"Daniel" ucapnya pelan tetapi orang diseberang sana mendengarnya. 

"Cepet juga lo Kenalin suara gue,  apa kabar cantik? " katanya genit. 

"Dimana Althar?  Kenapa hape Althar ada sama lo? " ucap Rizka lantang. 

"Sabar dong sayang, kan gue yang nelpon. Lo gak kangen sama gue emangnya? " ucapnya tanpa memperdulikan pertanyaan Rizka. 

Bugh

Bugh

Prangg

"Niel. Dimana Althar ?!" teriak Rizka histeris.  Membuat mereka yang ada dihadapannya semakin bingung. 

"Riz,  siapa? " tanya Bagus.

Bugh

"Bangsat" suara Althar

"Halo, Al. Halo" panggil Rizka. 

"Suruh ke gudang lama.  Sekarang" setelahnya sambungan telepon terputus. Perlahan air mtara Rizka turun. 

"Riz,  kenapa? " tanya Rafka khawatir. 

"Althar " isak Rizka. 

"Iya Althar kenapa?  Dia dimana? " tanyanya penasaran. 

"Dia di gebukin sama orang-orangnya Daniel.  Dia ada digudang lama" ucapnya dengan isakan tangisnya. 

Dengan cepat Rafka, Zaky dan Bagus saling pandang. Lalu bangkit,  mengambil kunci motor. Saat ingin keluar rumah.

Rizka menahan tangan Rafka dan menatap tajam matanya. Mata yang mengatakan gue ikut gak boleh ada yang melarang gue. Karena paham dengan tatapan mata itu Rafka

"Lo gausah ikut kali ini" tegas Rafka.

"gue ikut" Kata Rizka tidak mau kalah.

"Lo ngerti gak si? gue bilang gausah. Nanti lo kenapa-napa kita lagi yang repot" kalah Rafka pedas.

Rizka diam, tidak peduli dia tetap keluar .

"Oke oke lo ikut gue dimobil Aulia. Ul kunci mobil lo cepet" kata Aulia.  Aulia yang juga panik segera mencari kunci mobilnya. 

"Lo gila?  Ini bahaya. Udah lo di sini aja sama Aulia" tolak Bagus.

"Gue.mau.ikut. gak.ada.yang.bisa.ngelarang.gue" kata tegas Rizka tanpa ada penolakkan. 

"Terserah lo Riz. Nanti disana pas gue sama yang lain menghadap mereka. Kunci mobil dari dalam jangan dibuka kalau bukan salah satu dari kita yang minta" jelas Rafka frustasi. 

"Mau ampe kapan lo bebacotan? Althar lagi butuh kita" teriak Zaky kemudian pergi menggunakan motornya. 

Rizka dengan Rafka, Aulia dengan Bagus mereka membelah jalanan ibukota dengan kecepatan diatas rata-rata.  Banyak pengendara yang menyumpahi karena kecepatan mereka. Jalan menuju gudang lama sangat sepi. Rafka terus mencari posisi Althar karena ada begitu banyak gudang didaerah ini. Rizka juga terus mencoba menghubungi nomor Althar namun lagi lagi operator yang menjawab. 

"Ah anjing. Ngpain kedaerah sini sendirian coba?!  Gak punya otak banget!" geram Rafka.

Rizka tidak menjawab omelan Rafka saat ini.  Karena kalau Rizka menanggapi omongan Rafka yang ada hanya adu mulut yang terjadi. Tidak sengaja Rizka melihat ke arah kiri , disana ada banyak motor dan ia mengenali salah satu orang disana. 

"Raf itu bukan?  Coba berhenti terus lihat kali aja Althar disitu" kata Rizka sambil menunjuk ke arah segerombolan motor besar. Rafka segera menepikan mobil Aulia , mobil Bagus yang berada dibelakang mobil Aulia ikut menepi. 

"Inget! kunci dari dalam jangan buka kalau bukan gue atau orang yang lo kenal yang minta bukain pintu" tegas Rafka. Rizka menuruti perkataan Rafka segera dia mengunci pintu dan jendela mobil dari dalam. 

"Semoga lo pada bisa kalahin orang-orang itu" kata Rizka dalam mobil. 

*

Althar yang sudah tidak kuat lagi akhirnya ambruk. Saat salah satu anak motor itu ingin menginjak dada Ardi, namun orang itu ditahan oleh Zaky. Tidak lama kemudian disusul oleh Rafka dan Bagus.  

"Brengsek" teriak Rafka saat melihat Althar yang sudah babak belur. "Lo semua itu masalahnya sama gue bukan dia. Bajingan lo semua" lanjut  Rafka.

Jangan ditanya bagaimana keadaan mereka dalam hal berkelahi. Mereka jagonya, karena bagi mereka bela diri itu penting.  Untuk menjaga diri dan orang disekitar. Sama seperti saat ini.

Mereka mampu mengalahkan semua orang itu . Tetapi. 

Prok prok prok .

"Pahlawan" ucapnya orang itu sinis, senyum meremahkan tercipta dibibirnya.

"Lo lagi! Mau lo apa si?! " geram Rafka.

"Dan lo lagi lo lagi yang jadi pahlawan sahabat"

"Mau lo apa brengsek?! "

"Lo tanya mau gue apa? Lo yakin bisa menuhin apa mau gue? " jedanya, " gampang mau gue lo pergi bareng mereka. Biarin Rizka disini sama gue" ucapnya tajam .

"Lo pikir gue bego,  bisa ninggalin Rizka disini sama lo?! Pake otak lo anjing"

"Kenapa gak? Dia bukan siapa-siapa lo kan? " tanyanya skak mat. 

"Terus lo itu siapanya dia? " tanya Bagus dingin. 

"Hahaha,  lo tanya siapa gue bagi Riz-"

"Banyak bacot lo! " potong Zaky. 

Lalu ia memukul Daniel , membuat Rafka menahannya. 

"Jangan pake emosi. Pake otak lo, Rizka sama Aulia nungguin kita disana" tahan Bagus.

"Lumayan juga pukulan lo" katanya sambil berkekeh .

"Mau lo tuh apa si niel? " tanya Rizka dibelakang sana.

Daniel membalikkan tubuhnya senyum sinis tercipta. Hati Rizka bahkan masih berdesir saat melihat senyum itu. Padahal maksud Daniel ingin membuat Rizka takut tetapi tidak berhasil. 

"Wow,  bisa liat kan gimana sikap dia ke gue? Kalian telalu jahat si sama gue " ledek Daniel. 

"Riz masuk mobil " ucap Rafka dingin. Baru pertama kali ia bersikap seperti ini didepan Rizka. 

"Ini urusan gue sama dia Raf,  mending kalian yang masuk duluan ke mobil nanti gue susul" bujuk Rizka. 

"Tapi Riz" kata Althar.

"Bawa Althar kemobil,  biar dia sama Aulia. Gus lo bawa motor Althar" titah Rizka. 

"Riz masuk mobil sekarang! " bentak Rafka.

"Lo yang masuk mobil,  ini urusan gue bukan urusan lo! " bentak Rizka tak kalah keras.

Pasrah dengan patuh mereka masuk ke dalam mobil,  Zaky dan Bagus lebih dulu meninggalkan daerah itu.  Begitu pula dengan Aulia dan Althar, Rafka tidak masuk ke mobil melainkan duduk diatas kap mobil. 

"Apa?" ketus Rizka.

"Jangan so jutek,  kalau hati lo masih terikat sama gue " ucap Daniel santai.

"Mau lo apa? " tanyanya lagi. 

"Jadi pacar gue lagi. Dan lo harus mau" matanya menajam ke arah Rizka,  membuat Rizka merasa aneh.

"Enak banget lo ngomong kaya gitu. Lo pikir hati gue histeria yang bisa lo naik turunin suka-suka hati lo? gue gak mau" balas Rizka. 

"Gue gak nerima penolakkan" tajam Daniel. 

"Dan gue gak suka paksaan " Rizka berbalik,  hendak meninggalkan Daniel tetapi tangannya dicengkeram erat. Tangan yang sama dicengkeram oleh Leon. 

"Aww" teriak Rizka membuat Rafka menoleh.  Langsung saja ia berlari kearah Rizka.

"Lepasin tangan kotor lo! " desis Rafka.

"Gak usah ikut campur " ucap Daniel

Tapi

Bugh

Bugh

Bugh

"Aaaa "jerit Rizka lalu menjauh dari Daniel dan Rafka, lagi mereka berkelahi . Membuat Rizka ketakutan.

Dalam sekejam Daniel jatuh dengan luka dan darah dimana-mana . Rafka juga tidak kalah dengan luka. Nafasnya memburu dan darah mengalir di pelipisnya.

"Udah Raf, udah" teriak Rizka dengan air mata yang sudah turun. 

Rafka yang mendengar teriakkan itu langsung menahan emosinya.  Mencoba menahan demi orang yang ia sayang. Lalu ia menendang sekali lagi perut Daniel. 

"Cabut lo" usir Daniel yang di bantu oleh anak buahnya.

Setelah Daniel pergi, Rizka menuntun Rafkake mobil Aulia. Duduk di kursi penumpang membuat Rafka mengerutkan dahi. Lalu Rizka masuk dan duduk di kursi pengemudi , namun Rizka tampak ragu, Rafka yang menyadari itu angkat suara. 

"Kalo ragu gue aja yang bawa, gak lucu kalau kita masuk sakit bareng-bareng Riz" kata Rafka dan ingin membuka pintu namun ditahan oleh Rizka. 

"Gak gue yang bawa. Lo ragu sama kecerdasaan yang gue punya? Hah?  Diam-diam aja deh tahan luka lo biar darahnya gak keluar terus" balas Rizka sambil menjalankan mobil Aulia menuju rumahnya. 

Sebelum mereka mencar Rizka menyuruh mereka kerumahnya saja. Karena rumahnya sepi mama masih dirumah eyang papanya sedang keluar kota. Mereka juga bisa menghabiskan waktu bersama malam ini dan kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Rizka, untuk meminta penjelasan tentang hal ini. Saat tiba dirumahnya disana sudah ada Aulia , Althar dan Zaky. Aulia yang serius pembersihan dan mengobatin luka tidak sadar kalau tuan rumah sampai. 

"Serius amat tuh muka ul hahahaha" ledek Rafka.

"Eh udah sampe kirain nabrak tembok Riz" diledek balik oleh Aulia.

"Enak aja lo kalau ngomong" balas Rizka. 

"Aww sakit bego pala gue" kata Althar karena lukanya ditekan oleh Aulia. 

"Ih pedas kali itu kata" Zaky ikut bersuara. 

Rizka meninggalkan mereka,  berniat mengambil baskom berisi air hangat dan kotak p3k. Saat kembali keruangan keluarga disana sudah ada Bagus. Bagus menyenderkan kepalanya dibahu sofa sebelah Rafka. Rizka yang tidak ingin membangunkan Bagus meminta Rafka bangun dan mengikuti Rizka menuju balkon kamarnya.

Rizka membersihkan luka dimuka dan dilengan Rafka dengan air hangat,  terus memberikan obat merah.  Lengan Rafka harus diperban agar tidak infeksi. Rizka kemudian turun kebawah untuk menaruh baskom dan membuat coklat hangat buat Rafka dan dirinya.

Diliat mereka semua sedang menonton tv dan memakan cemilan.

Saat melihat sahabat-sahabatnya sudah mengantuk , dia menyuruh Aulia masuk ke kamar tamu yang berada di samping kamar Rizka.  Sedangkan ketiga sahabatnya tidur dikamar tamu lantai satu. 

"Kalau mau tidur di kamar biasa ya" kata Rizka saat melihat ke arah mereka.

"iya, Lo mau di atas emang?" tanya Aulia.

"Iya nih, manja bangat anak landak " canda Rizka.

"oh yaudh" kata Aulia lesuh.

Rizka kembali ke kamarnya dengan dua gelas coklat hangat ditangannya. Tatapan mata Rafka kosong saat ini padahal keindahan malam ini sangat nyata didepan matanya. Rizka mendudukkan dirinya disamping Rafka. Saat Rizka menyenderkan kepalanya dibahu kusir barulah dia tersadar. 

"Kenapa Althar disana sama Daniel? " tanya Rizka. 

"Gue gak tahu, kan yang di sekap Althar bukan gue"

"Tapi masa kalian gak saling cerita kalau ada masalah "

"Gak semua masalah bisa diceritakan"

"Gue gak suka liat kalian berantem kaya gitu"

"Kepepet "

"Kalian sahabat gue"

"Iya gue tahu " jeda Rafka,  " terus lo ada masalah apa sama Daniel? "Tanyanya.

"Gak ada apa-apa "

"Bohong "

"Bener"

Rafka menegakkan tubuhnya. " liat gue"

Rizka mendongak.  Mata mereka saling bertemu.

"Lo ada masalah apa? Kan kita sahabat"

"Gak semua masalah bisa diceritakan "

"Ck" desis Rafka. Lalu ia menyenderkan kembali tubuhnya. Memaksakan Rizka bercerita juga percuma,  lebih baik ia mengalah dan menunggu waktunya. Waktu disaat Rizka akan bercerita dengan sendirinya. 

***

** 

Kepo ga?  Sabar ya. 

Vote sama commentnya dong :( biar bersemangat nih hehe

See you ❤❤❤❤❤


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C8
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión