Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Wijaya Tbk
"Jia."
"Iya?" sahut Jia bertanya dengan sebelah alis terangkat, menunggu.
"Tidak ada, aku hanya senang karena bisa melihatmu biasa seperti ini tanpa ada kecanggungan diantara kita. Itu saja," lanjut Alex menjelaskan.
Alex bahkan memamerkan senyum tampannya di hadapan Jia yang mengangguk kecil.
Jujur, meskipun Jia masih merasakan doki-doki di kokoro, tapi ia sudah mulai bisa mengendalikan dirinya dengan balas senyuman itu sama manisnya seperti dulu, tepatnya saat mereka baru bertemu.
Dan Alex, serasa dibawa melihat gadis muda enam tahun silam. Bukan wanita yang menempelinya layaknya perangko, dengan bonus pernyataan cinta yang membuatnya bingung sendiri.
"Aku sudah mulai mengikhlaskanmu, sudah mulai menerimamu yang sama sekali tidak menganggapku sebagai wanita selain adik, Tuan Alex. Jadi, aku rasa jadi adik pun tidak masalah, asal kamu tidak menjauhiku seperti dulu," balas Jia menatap Alex serius.