Bingung mau ngapain di rumah segede ini tanpa seseorang yang temenin--aku sudah hampir sepuluh kali mondar-mandir dari kamar-ruang tamu-kamar-taman sampai pekarangan belakang pun ku jajaki---tak ada yang buatku tertarik sampai akhirnya aku merasakan cacing diperut mulai keliyengan---meminta asupan, aku terpaksa harus menuju pentri "eh ada bibi." aku mendapati bibi dibalik bartender sibuk menyiapkan minuman dan beberapa snack lainnya.
"Iya kalo nyari bibi sudah pasti di pentri lah, kan yah bi?" ucapku sembari menarik kursi dan duduk. setelah duduk anteng sekitar lima menit aku menatap bibi melongo, melihatnya sibuk menyiapkan makanan dan minuman "buat siapa bi ?" tanyaku menatap bibi.
"Itu buat den Rimba" jawab bibi "oh yah Ada apa Non ?"
"Papah uda Ke Jakarta?"
"Oh iya Non. Tuan Kill sudah berangkat dari tadi habis sarapan bersama."
"Bagaimana. Apakah berhasil bi?"
"Iya Non. Tapi kayaknya Nyonya Tania merasa sedih."
"Papah gimana bi?"