Charlos mengerang. Tiba-tiba ia menarik diri. Matanya membelalak. Napasnya memburu.
"Maaf…"
Charlos menatap tubuh Rissa yang telanjang, dari atas hingga ke bawah, lalu ia menunduk.
Rissa menautkan alisnya, bingung. "Kenapa minta maaf?"
Charlos membenahi celana dalam boxer-nya, lalu berbalik untuk mengelap tubuhnya dengan handuk. "Samponya ada di botol kristal yang berwarna biru."
"Charlos?"
Charlos berjalan keluar, lalu menutup pintu kaca tanpa menoleh ke belakang. Rissa menghela napas. Lututnya masih gemetar. Ia menatap dirinya di cermin yang menempel di dinding wastafel. Cermin itu buram karena uap air. Rissa mengelapnya dengan tangan. Ia menatap dirinya sendiri, telanjang, dan masih penuh dengan gairah. Sayangnya gairah itu serta merta surut oleh sikap Charlos yang terkesan menyesal.