"Kemana pipi bakpao milikmu?"
"Sudah pergi. Bagaimana? Apa aku terlihat lebih cantik?"
"Apa pernah kamu jelek?"
"Tidak." Lalu Mio tertawa. Seolah dunia hanya dimiliki oleh dua orang itu,
Mio tidak menyadari bahwa sosok dibelakangnya sudah berwajah gelap. Para pelayan sempat syok oleh keintiman Mio dengan lelaki asing itu, kini mereka jyga harus mengalami panas dingin oleh perubahan suasana Sean. Mereka menangisi kepergian pagi cerah hati Sean yang kini terasa dibaur oleh mendung bahkan mungkin dalam tahap petir.
Dengan hati gelap, Sean tidak langsung menegur keduanya. Dia ingin melihat apakah Mio akan mengingatnya atau hanya memiliki lelaki di hadapannya dalam matanya. Namun sayang, bahkan menunggu beberapa menit, Sean tidak kunjung menerima itikat baik yang diharapkan dari Mio. Justru mendapati dia seolah bayangan tak kasat mata.
"Oji- bagaimana oji-bisa sampai disini?"
"Kejutan."
"Baik. Aku sangat terkejut!"