Aksa menggenggam tangan Irona erat-erat. Padahal posisi mereka kini berada di lingkungan sekolah.
"Aksa, kamu nggak malu?"
Irona menatap tangannya yang saat ini berada dalam genggaman Aksa.
"Ngapain malu? Kamu kan pacar aku" sahut Aksa tenang.
"Coba kamu liat, deh. Orang-orang pada liatin kita"
Aksa memperhatikan sekitarnya. Ia melirik satu persatu orang-orang yang menatap Irona sinis.
"Kamu nggak usah takut. Yuk jalan"
Irona mengangguk ragu. Ia memang wanita pemberani yang tidak takut dengan siapapun, tapi kali ini nyalinya menciut. Irona tidak bisa menguatkan hatinya ketika tatapan sinis melihatnya seolah hendak membunuh.
"Kalian jangan liatin Irona kayak gitu. Kalo kalian iri, bilang!"
Ucapan Aksa terdengar sangat dingin. Laki-laki itu menjaga Irona dengan sungguh-sungguh.
"Aksa, udah" ujar Irona pelan.
Aksa menggengam tangan Irona lebih erat. Seolah menantang mata-mata sinis yang menatap mereka dengan iri.
"Aksa, itu Yoga"