Dua minggu berlalu, Keenan dan Jashmine sudah kembali dari Jepang. Setelah keluar dari bandara, mereka langsung meminta supir yang menjemput mereka untuk mampir ke rumah Marta. Jashmine ingin bertemu ibunya karena merasa rindu dan ingin memberikan oleh-oleh dari Jepang. Meski ibunya bersikap tamak dan memperalat dirinya, dia tetap bersikap sopan dan peduli kepada ibunya yang tetap menjadi seorang mucikari.
Keenan bersama Jashmine turun dari mobil mereka yang berhenti di depan rumah Marta. Mereka segera berjalan menuju pintu utama rumah itu, kemudian mengetuknya.
Tok ... tok ... tok.
Hingga beberapa kali mengetuk, pintu itu tetap tertutup. Rumah itu tampak sepi dan seolah tidak ada orang yang menghuni.
"Apa mungkin Mama sedang pergi?" Jashmine mengintip ke arah jendela dan tidak melihat adanya tanda-tanda rumah itu berpenghuni. Padahal, seharusnya di rumah itu ramai karena ada ibunya dan beberapa gadis tinggal di sana.