Dua hari berlalu setelah kembali ke Jakarta, Ethan mengajak Luna berkunjung kerumah Shandra setelah cek up ke dokter kandungan. Mereka telah menanyakan masalah hubungan intim yang baik untuk wanita hamil. Meski Luna malu, ia pasrah saja. Toh, demi kebaikan si kembar.
"Aku tinggalkan Luna sebentar karena ada urusan penting di kantor," ucap Ethan saat sudah hampir setengah jam berada di rumah Shandra.
"Iya, kamu tenang saja. istrimu aman disini," balas Shandra dengan senyum ramahnya.
"Nanti jemput jangan terlalu malam!" pesan Luna. Dia tampak tidak suka Ethan meninggalkannya.
"Iya. Aku akan jemput nanti sore," janji Ethan dengan senyum meyakinkan. Dia segera keluar rumah dan mengemudikan mobilnya namun tidak menuju ke kantor, melainkan kembali kerumah.
----
Sesampainya di rumah. Ethan meminta David dan Vira yang sengaja dia undang untuk membantunya menyiapkan kejutan untuk Luna.
Kini, mereka di kamar pribadi Ethan dengan aktivitas sibuk menghias kamar itu supaya terlihat lebih romantis.
"Ini kejutan dalam rangka apa?" tanya Vira penasaran. Setahunya, hari ini bukan ulangtahun Luna.
"Malam pertamanya, Vir," jawab David. Dia mengetahuinya karena Ethan sempat curhat dengannya.
Mata Vira sukses terbelalak. Dia tidak menyangka sahabatnya sudah lama menikah belum juga bercinta."Yang benar saja, Bagaimana kalian bisa begitu?" tanyanya kemudian.
"Mana aku tau," jawab David dengan mengendikkan bahunya, sedangkan Ethan hanya tersenyum mendengar percakapan Vira dan David. Dia sibuk menaburi bunga mawar ke ranjangnya.
"Benarkah kalian belum melakukannya setelah menikah, selama ini?" tanya Vira sembari menatap Ethan yang hanya diam.
"Iya. bukankah kamu juga tau kalau dia tidak mencintaiku sebelumnya?" Ethan balik bertanya sembari berjalan ke arah balkon. Dia menyiapkan candelight dinner di teras balkon kamar itu dan David membantunya memasang lampu-lampu dan juga lilin di meja.
"Apa dia mencintaimu sekarang?" tanya Vira sembari menata bunga sebagai hiasan di meja.
"Iya. kurasa dia mencintaiku. Kesabaran selalu membuahkan hasil yang indah," jawab Ethan.
Vira mengangguk pahams. Dia menatap bangga atas perjuangan Ethan yang bersabar menghadapi keacuhan Luna. Mereka berdua adalah couple goals, apalagi anak mereka nanti kembar. Uh, Vira merasa gemas membayangkan bagaimana lucunya si kembar nanti.
"Setelah selesai ini, kalian pulang saja! aku ingin berduaan," seru Ethan dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Iya, semoga Luna suka," balas Vira sembari menyelesaikan tugasnya menata bunga-bunga, sedangkan David mengangkat sound system ke pojok balkon.
"Apa kamu akan mengajak Luna nge-dance?'' tanya David melirik Ethan.
"Tentu untuk memutar lagu romantis, iya kan Tan?" Vira melirik Ethan yang sedang sibuk dengan lampu-lampunya.
"Tentu saja," jawab Ethan tanpa menoleh.
***
Saat Sore, Luna mulai gelisah karena Ethan belum juga menjemputnya, sedangkan suaminya itu masih sibuk menyiapkan dinner untuknya.
Ethan sengaja memasak Dia membuat pancake coklat yang simpel seperti dulu saat Luna memintannya membuatkan pancake. Sesekali dia di bantu oleh Ira, asisten rumah tangganya. Sedangkan David dan Vira sudah pulang.
DRETT.. DRETT
Ponsel Ethan berdering karena panggilan masuk dari Luna. Dia segera menjawab panggilan itu.
"Hallo, Luna," sapa Ethan dengan nada dibuat-buat seperti orang lelah.
"Kenapa belum jemput. ini sudah jam lima lebih?" tanya Luna dari telpon.
"Maaf, aku sangat sibuk. Aku harus lembur juga. Jadi, kamu minta antar kak Arsha saja," jawab Ethan bohong. Padahal, dia sedang masak.
"Huh, kamu bohong, ingkar janji, menyebalkan!!" ucap Luna terdengar ketus lalu sambungan telpon langsung perputus.
"Yeaa, aku memang sibuk. Sibuk menyiapkan malam pertama kita," gumam Ethan sembari tersenyum geli, kemudian melanjutkan aktifitasnya. Dia berusaha menyelesaikan semua dengan cepat supaya saat Luna pulang, semua sudah beres.
__
Shandra memperhatikan raut wajah Luna yang masam setelah menelpon suaminya.
"Kenapa, apa yang terjadi?" tanyanya kemudian.
"Dia tidak bisa menjemputku. Katanya sibuk," jawab Luna dengan kesal.
"Hmm. Sabar, nanti kak Arsha yang akan mengantar mu. Seentar lagi dia datang," seru Shandra.
"Yaudah, mau gimana lagi. Aku numpang mandi di sini," balas Luna dengan ketus. Dia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar tamu yang terdapat di rumah kakaknya itu.
Luna segera mandi. Kebetulan ada pakaian yang lumayan besar milik Shandra untuk ia pakai. Setelah itu dia rebahan di ranjang sembari menunggu Arsha pulang kerja.
"LUNA ...KAK ARSHA SUDAH DATANG," seru Shandra dari arah pintu. Luna segera beranjak dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Dia menghampiri Arsha yang baru pulang dari kantor dan masih mengenakan setelan tuxedo berwarna biru.
"Antar aku pulang, Kak" seru Luna masih dengan wajah kesalnya.
"Jangan marah ... mungkin suamimu benar-benar sibuk dan tidak bisa menjemputmu," bujuk Shandra
"Ayo aku antar, sebelum terlalu malam," timpal Arsha sembari menatap arlojinya yang menunjukkan waktu pukul 18:30 WIB
"Aku pulang dulu, Kak" pamit Luna sembari memeluk Shandra.
"Hati-hati. Jika ada waktu senggang, kakak akan ke rumah mu," balas Shandra.
Luna segera melepas pelukannya. Dia berjalan keluar rumah menuju mobil bersama kakak ipar yang akan mengantarnya pulang.
___
Ethan sudah selesai menyiapkan dinner sederhana tapi romantis. Dia segera mandi dan berganti pakaian. Setelah itu, dia menunggu Luna di balik pintu kamar dan sengaja tidak menyalakan lampu.
'Aku tunggu saja disini. Semoga kemarahan nya akan luntur setelah kejutan ini,' batin Ethan.
__
Setibanya di rumah, Luna segera masuk menyusuri ruangan dengan langkah malas, sedangkan Arsha langsung pulang. Luna langsung bergegas ke kamar karena ingin segera tidur. Sikap Ethan yang ingkar janji, benar-benar membuatnya bad mood.
"Mungkin dia akan selalu lembur, membiarkanku sendirian. Ini sangat menyebalkan," gumam Luna sembari menaiki anak tangga menuju kamar.
Luna membuka pintu kamarnya yang tampak gelap gulita. 'Kok gelap. Sepertinya, aku tadi tidak mematikan lampu sebelum pergi,' batinnya sembari memasuki kamar
Tiba-tiba, Luna merasakan tangan besar menutup matanya. "Siapa ini?" tanya Luna sembari mencoba menyingkirkan tangan itu dari matanya.
"Your husband," bisik Ethan. Dia segera menuntun Luna menuju balkon.
Luna hanya pasrah dengan sangat penasaran tentang apa yang akan dilakukan Ethan.
'Katanya lembur, tapi kamu di rumah. Mau dibawa ke mana aku?' batin Luna bertanya-tanya sembari melangkah dituntun Ethan.
Sampai di balkon, Ethan segera melepas tangannya yang menutupi mata Luna.
"Kejutan," bisik Ethan.
Luna tersenyum dengan rona bahagia di wajahnya yang agak chubby saat melihat candlight dinner yang sudah Ethan siapkan di balkon depan kamarnya itu.
"Kamu siapkan ini sendiri?" tanya Luna sembari menatap Ethan.
"Tentu saja," jawab Ethan sembari menarik kursi dan mempersilakan Luna untuk duduk.
"Jadi, sejak tadi kamu di rumah, tidak ke kantor?" tanya Luna sembari mendudukkan dirinya.
"Iya. maaf aku bohong," jawab Ethan sembari mendudukkan dirinya di kursi berhadapan dengan istrinya itu.
Luna melihat meja yang dihiasi lilin-lilin dan bunga mawar, pancake dengan lelehan coklat dan segelas susu. Ethan nampak menyiapkan dinner sederhana ini sendiri.
"Apa kamu memasaknya sendiri?" tanya Luna dengan menaikkan alisnya.
"Iya. Aku ingat, kamu sangat suka pancake dengan lelehan coklat. Jadi, aku memasaknya," jawab Ethan sembari melempar senyumnya.
Luna menghela napasnya, menatap sendu Ethan yang sudah bekerja keras membuat kejutan untuknya. "Seharusnya tidak perlu repot-repot begini. Aku saja belum membuatmu senang," ucapnya kemudian.
"Tidak apa-apa. Aku tidak repot. Ini hanya dinner sederhana, menunya saja hanya pancake dan susu yang biasa kamu minum," balas Ethan dengan senyumnya yang tidak pernah luntur dari wajahnya yang tampan.
"