Descargar la aplicación
2.38% Love in the Room / Chapter 10: Bab 10 Pancake

Capítulo 10: Bab 10 Pancake

Saat malam. Luna menunggu Ethan yang belum juga pulang. Bahkan Ethan tidak memberinya kabar akan lembur.

Luna menunggunya di sofa kamarnya, karena Shandra dan Arsha sudah pulang sejak sore tadi. Meski tidak mencintainya, Luna merasa khawatir dan kesepian jika Ethan pulang terlalu larut malam. Bahkan dia tidak bisa tidur. Di tambah lagi napasnya mulai terasa sesak karena perutnya yang bincit.

Luna berbaring di sofa seraya menonton video aneka makanan di instagram. Ada salah satu makanan yang membuatnya ngiler dan segera membuatnya.

"Pancake coklat. Sudah lama aku tidak merasakannya,"gumam Luna seraya menatap gambar pancake yang menggugah seleranya itu. Karena Luna adalah pecinta coklat. Ketika melihat coklat. Maka dia langsung menginginkannya.

CEKLEK

Luna menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Terlihat Ethan masuk dengan raut wajah yang lesu. Mungkin karena lelah dan penat akibat lembur.

"Kenapa baru pulang?" Tanya Luna ketus. Padahal sejak tadi dia menunggu. Namun ketika yang di tunggu sudah datang malah bersikap gengsi.

"Lembur."

"Lalu kenapa tidak memberi kabar?"

"Maaf. Aku terlalu fokus hingga lupa memberi kabar"

Ethan mendudukkan dirinya di ranjang seraya menatap istrinya yang sedang fokus pada ponselnya.

"Kenapa kamu belum tidur. Ini sudah jam sepuluh malam?" Tanya Ethan.

"Aku tidak bisa tidur" jawan Luna tanpa menoleh.

"Sudah minum susu?" Tanya Ethan lagi. Dia tidak melupakan rutinitas istrinya yang harus minum susu setiap hari. Namun terkadang istrinya itu malah sering lupa harus minum susu.

"Belum" jawab Luna dengan santai.

Ethan menghembuskan nafasnya kasar lalu beranjak dari duduknya. Dia segera berjalan keluar kamar menuju dapur untuk membuatkan susu hamil untuk Luna. Ethan benar-benar memperhatikan keseharan Luna. Terlebih dia mengetahui bahwa yang di kandung adalah anak kembar. Tentu Luna butuh asupan gizi yang lebih banyak.

"Ini. Minum lah. Jangan sampai tidak minum. Aku tidak ingin anakku kekurangan vitamin!" Perintah Ethan seraya menyodorkan segelas susu rasa coklat untuk kepada Luna.

Luna menghela nafasnya menatap malas segelas susu itu. Dia benar-benar bosan setiap hari harus minum susu. Seperti anak kecil saja menurutnya.

"Aku bosan sekali minum ini setiap hari,"gumam Luna seraya mengambil susu itu dari tangan Ethan. Dia segera meminumnya sedikit demi sedikit. Sedangkan Ethan memutuskan untuk mandi karena merasa gerah dan lengket tubuhnya.

"Apa kamu tidak ingin tidur. Ini sudah malam?" Tanya  Ethan yang sudah selesai mandi dan sudah memakai piyamanya. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang king size nya, sedangkan Luna tetap di sofa memainkan ponselnya.

"Aku belum ngantuk. Kamu tidur duluan saja" jawab Luna.

"Yasudah" Ethan segera tidur karena dia sangat lelah dan penat. Hanya butuh beberapa menit dia sudah berada di alam mimpi.

Hingga jam 12 malam. Luna masih belum bisa tidur meski sudah rebahan di samping Ethan. Dia gelisah miring ke kanan miring ke kiri. Perutnya terasa lapar dan sesak. Di bayangannya adalah pancake rasa coklat di gambar tadi.

Luna menatap Ethan yang tengah terlelap. Muncul di benaknya ide untuk meminta Ethan membuatkan pancake untuknya. Tidak peduli waktu dan betapa ngantuknya Ethan. Luna hanya ingin pancake buatan suaminya itu.

"Tan ...bangun!" Seru Luna seraya mengguncang-guncangkan tubuh Ethan.

"Hmm. Kenapa. Aku ngantuk Luna" jawab Ethan dengan mata yang masih terpejam.

"Buatkan pancake. Aku lapar" pinta Luna dengan nada manjanya. Berbeda saat sedang sebal dia akan bersikap ketus pada Ethan tanpa ada sebab.

"Ini sudah malam Luna. Tidur saja"ucap Ethan dengan malas.

"Aku tidak bisa tidur Tan. Anakmu yang minta. Apa kamu mau nanti dia jadi anak yang suka ngeces"rengek Luna.

"Hmm ya baiklah. Tapi setelah ini tidur" ucap Ethan. Dia segera beranjak dari ranjangnya dengan langkah malas ke dapur. Luna pun ikut ke dapur. Namun dia tidak membantu. Hanya menatap suaminya sedang membuatkan pancake coklat seperti di gambar tadi.

Ethan membuat pancake sembari melihat panduan dari video youtube.

Karena pancake adalah makanan yang mudah di buat. Hanya butuh waktu 15 menit Ethan sudah selesai membuat pancake itu.

"Sudah jadi," Ethan menyodorkan sepiring pancake yang di tumpuk dan di beri lelehan coklat.

"Semoga rasanya enak. Seperti ekspetasiku," ucap Luna seraya memotong pancake itu, "kita coba pancake buatan papa ya," ujar Luna seraya mengelus perutnya.

Ethan tersenyum saat melihat Luna berbicara pada bayi di perutnya. Luna memang terkadang bersikap seenaknya sendiri. Terkadang juga bersikap seakan memberi harapan padanya.

"Enak kan?" Tanya Ethan

"Apapun makanannya, jika rasanya coklat, pasti enak. Kamu harus coba," jawab Luna sembari menyuapkan sepotong pancake ke mulut Ethan.

Ethan yang sedikit terkejut karena Luna menyuapinya. Menerima suapan itu dengan canggung,"Enak"

"Sudah kubilang. Kalau pakai rasa coklat selalu enak. Kita makan bersama, aku tidak akan sanggup menghabiskannya sendiri"ucap Luna seraya memotong pancake itu.

Drettt... drett..drettt.

Ponsel Luna yang dia bawa ke dapur berdering. Dia segera melihatnya. Ada panggilan masuk dari mertuanya. Luna segera mengangkatnya sembari memakan pancake nya bersama Ethan

"Hallo ma" sapa Luna

"Hallo Luna. Dimana Ethan. Kenapa jam segini kamu belum tidur?" Tanya Dina dari seberang telpon

"Ponsel Ethan sepertinya ada di kamar. Kami sedang makan di dapur." Jawab Luna. Sedangkan Ethan memakan pancake sembari memperhatikan Luna yang sedang menelpon.

"Mama mau bicara dengan Ethan"

"Iya ma. Tunggu sebentar"

Luna menyerahkan ponselnya pada Ethan,"mama yang telpon. Katanya mau bicara denganmu," Ethan segera mengambil ponsel Luna.

"Hallo ma." Sapa Ethan.

"Hallo Tan. Lusa mama akan mengadakan reuni keluarga. Kamu bisa datang kan"

"Iya ma, aku akan usahakan untuk datang."

"Kalau bisa, Luna juga di ajak. Mama kangen"

"Iya ma, nanti aku akan mengajaknya"

"Yasudah kalau begitu, mama tutup telponnya. Cepat ajak tidur istrimu itu. Ini sudah larut malam"

"Iya ma."

Sambungan terputus. Ethan segera mengembalikan ponsel itu kepada Luna.

"Mama bicara apa?"

"Dia ingin kita datang ke Singapur untuk reuni keluarga. Kamu mau kan ikut?" Ethan menatap Luna penuh harap. Karena dia tidak ingin ibunya kecewa

"Hemm. Iya aku akan ikut, sekalian refresing" jawab Luna seraya melemparkan senyumnya. Entah kenapa semenjak menerima nasihat dari kakaknya, Luna menjadi sedikit lebih ramah pada Ethan. Tentu Ethan menyambut keramahan Luna dengam senyum bahagianya. Berharap itu pertanda bahwa Luna akan membatalkan rencana Bercerai setelah melahirkan.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C10
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión