Aku tidak pernah mengerti bagaimana dua orang bisa saling mencintai. Aku juga tidak paham akan perasaan yang dinamakan jatuh cinta. Bagiku perasaan itu begitu rumit, sampai aku menyadari bahwa itu adalah sebuah anugrah.
Tidak semua orang bisa merasakan cinta. Secara tidak langsung, aku pun ingin memperjuangkan perasaan yang baru-baru ini aku rasakan untuk Darlie. Pria yang awalnya aku benci!
"Universitas? Kamu kok ngak bilang-bilang aku!" Tutur Darlie menatap dengan kebingungan.
Pikirku Darlie tidak ingin tahu kegiatanku. Aku tak menyangka sepertinya dia sebenarnya cukup peduli.
"Maaf, aku sudah ingin bilang. Tapi kamu terlihat cukup sibuk dengan urusan kantor, jadi..."
"Tidak ada yang lebih penting dari pada urusan istriku." Kata Darlie dengan sorotan mata yang terbilang cukup tulus untuk orang yang sedang berpura-pura di depan kakek.