Tiga tahun kemudian.
Kaki kecil itu menapaki lantai dengan gembira. Dari tadi berlarian ke sana ke mari membuatku harus terus berteriak karena takut terbentur suatu benda. Keluar dari kursi makan, Nicko–anakku– meminta untuk segera menyusul Axel di farm.
Dia sudah berumur tiga tahun sekarang. Tingkahnya sangat menggemaskan. Wajahnya semakin mirip dengan Satria. Dia pelipur sedih, dan pengobat rinduku pada lelaki itu. Nicko adalah alasanku bisa kuat bertahan di sini.
Di lingkungan peternakan ini aku ingin membesarkannya, meskipun sampai saat ini masih ditolak mati-matian oleh Axel. Aku jengah mendengarnya menyuruhku pulang ke Indonesia. Dia ingin aku kembali pada Satria dan membesarkan anak itu bersama. Ah, aku nggak bisa membayangkan, Mia pasti juga sudah melahirkan anaknya kan? Aku nggak mau Nicko dibesarkan bersama anak Mia itu.
"Mama, let's catch up with Uncle Axel."
"No, honey. You have to finish your meal first."