Ziyad baru saja tiba di Inggris bersama ayah tirinya, Alex. Alex sengaja mengirimnya karena Ziyad memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ia ingin Ziyad menjadi anak yang benar-benar mewarisi perusahaannya dan menjadi pemimpin yang dapat diandalkan untuk perusahaan Alex.
"Ziyad, maafkan aku karena aku harus memisahkanmu dari ibu dan saudara-saudaramu. Aku tidak punya niat buruk, Nak. Aku sangat mencintaimu, semoga kamu menjadi anak yang tangguh dan kuat sepertiku." Ziyad tersenyum mendengar kata-kata Alex. Dia mengerti bahwa Alex sangat mencintainya meskipun dia dan saudara-saudaranya bukan anak kandung Alex.
"Papa tidak perlu minta maaf, saya juga sangat berterima kasih kepada Papa karena telah memberikan saya pendidikan yang baik." Alex tersenyum dan mengelus kepala Abri dengan lembut.