Bagaimana mungkin Arunika si pelayan toko makanan langganan bosnya bisa berada di pangkuan Zayn dan menyuapi bosnya itu dengan sangat mesra. Arunika dan Zayn saling memandang, lalu mereka tersenyum.
"Kakak, Philip, Luther, bagaimana rasanya? apakah kalian suka masakanku?" ketiga lelaki tampan itu menganggukkan kepalanya. "Ini benar-benar enak, Nona. Kami juga mau kalau setiap hari kami memakan masakan anda, sayangnya kami harus segera kembali ke Inggris. Kami sudah menyerahkan semua aset Tuan Alex kepada Tuan Andrew. Kami hanya menyisakan satu bagian saja milik Tuan muda Alexi sesuai perintah Tuan muda Ziyad. Kami akan mengelolanya sampai tuan Muda Ziyad kembali nanti." Zayn dan Arunika menganggukkan kepalanya.