Descargar la aplicación
7.14% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 13: Chapter 12 - Murka-nya sang pengawal

Capítulo 13: Chapter 12 - Murka-nya sang pengawal

Di pagi hari, Teo memulai harinya di sekolah sihir Lumenia dengan berlatih pedang dengan Zack, meskipun ia seorang prajurit tapi ia belum terbiasa jika harus bertarung menggunakan pedang di dunia ini. Meski terus berlatih dengan Zack, Teo masih merasa kalau ia masih belum bisa menguasai pedangnya, meskipun apa yang ia rasakan itu berbanding terbalik dengan apa yang Zack rasakan "Memusatkan serangan pada kecepatan, luar biasa. Serangan mu tidak terlalu kuat, tapi kecepatan gerakan dan ayunan pedang mu membuatku kewalahan, luar biasa, Teo." ucap Zack setelah menilai semua serangan yang Teo berikan kepadanya.

"Tapi tetap saja aku masih tidak terbiasa menggunakan pedang, sejujurnya aku lebih suka menggunakan pisau sih." ucap Teo sedikit mengeluh tentang penggunaan pedangnya.

"Yah kalau di padu dengan kecepatan gerakmu, memang lebih cocok begitu. Jadi seperti seorang assasin."

"Eh? Disini ada Assasin?" Teo mengusap keringat yang jatuh ke pipinya, Zack melemparkan kantong air miliknya kepada Teo "Ah, terima kasih."

"Yah, itu hanya rumor sih, lebih ke cerita yang dibuat buat, atau mungkin dongeng sepertinya." Teo melemparkan kembali kantong minumnya kepada Zack "Assasin, orang yang menggunakan pakaian serba hitam, bekerja pada malam hari, dia adalah seorang tentara bayaran. Hanya dengan menggunakan pisau, dia menjadi tidak terkalahkan. Suatu hari dia lelah dengan pekerjaanya, dia menolak semua pekerjaanya, tapi suatu hari seseorang meminta dirinya dengan bayaran sangat luar biasa." Zack berhenti sebentar untuk minum. Belum selesai minum, Teo tiba-tiba bertanya kepadanya "Apa yang diminta orang itu?"

Zack melirik ke arahnya dan tersenyum kecil, lalu ia menyudahi minumnya "Sepertinya kau penasaran ya? Baiklah akan kulanjutkan. Orang itu meminta untuk menangkap seorang anak dari ras demi-human."

"Demi-human?"

"Ya, tentu pada awalnya dia tidak mau, namun karena bayaran yang besar dia merubah pikirannya. Saat ia menjalankan misinya, ia bertemu dengan anak itu, anak itu sedang bernyanyi di tepi danau, suaranya begitu indah sampai membuat assasin yang ingin menculiknya merubah pikirannya. Lalu ia kembali ke orang yang memberinya tugas itu, ia ingin mengembalikan uangnya dan membatalkan misinya. Sesampainya disana, assasin itu mendengar apa yang membuatnya benar-benar marah, ternyata gadis itu untuk dijadikan budak dan di jual dengan harga yang lebih tinggi dari bayarannya. Selanjutnya mereka dibunuh, Assasin kembali ke tepi danau untuk bertemu dengan gadis itu dengan berlumuran darah di tangannya, gadis itu sempat ketakutan sebelum dia menjelaskannya, mulai saat itu ia merawat gadis manusia setengah hewan itu dan tinggal berdua dengannya dan pekerjaanya juga berubah, yaitu menyelamatkan semua demi-human yang di perbudak. Kau tau? Cerita ini sampai membuat pedagang budak ketakutan, temanku juga begitu, padahal aku sudah bilang kepadanya kalau itu hanya cerita yang dibuat buat." Zack menghela nafasnya sebagai tanda akhir dari ceritanya. Mendengar semua itu, Teo terdiam sambil menatap bangunan sekolah yang begitu tinggi "Oh iya, aku ingin mempertemukanmu dengan kenalaku, mungkin saja dia bisa membantu mu, kebetulan dia ada di ibukota." ucap Zack tiba-tiba. Kenalan Zack, Teo ingat tentang itu, Zack memberitahunya kalau kenalanya itu adalah seorang pedagang budak. Sebenarnya Teo kurang suka bila adanya perbudakan, namun ia tahu kalau ini bukanlah dunianya, dia bukanlah siapa-siapa yang bisa menentang perbudakan di dunia ini "Bagaimana kalau sore ini kita pergi kesana? Yah soalnya kita juga perlu izin ke tuan kita kan?"

Teo tersenyum tipis lalu menganggukan kepalanya, ia menarik pedangnya lagi "Zack, ayo sekali lagi."

"Hoho, jadi kau sudah siap ya, baiklah!" Zack mengangkat pedangnya dan mencoba memotong Teo menjadi dua, pedang mereka beradu lagi. Kali ini, Teo lebih agresif dan lebih cepat mengayunkan pedangnya. Mencari titik lemahnya, Teo terus melancarkan serangan tanpa henti "Teo, kau terlalu agresif… kalau begitu… kau akan lebih cepat kehabisan stamina." ucap Zack yang memperingatkannya untuk mengontrol staminanya. Mendengarnya berkata begitu, Teo menurunkan sedikit tempo pergerakannya dan fokus untuk menyerang. Pedang mereka beradu begitu keras, suara dentang pedang mereka juga begitu keras sampai menarik perhatian pengawal-pengawal lain yang ada di sekitar mereka. "Bagus." Zack berhenti menekan pedangnya. "Fokuslah ke salah satu tujuanmu, kekuatan atau kecepatan. Mungkin kalau di pakai keduanya bisa menambah kekuatanmu, karena dengan begitu pertahanan musuh pun bisa hancur lebih cepat, tapi resikonya kau akan lebih cepat kehilangan stamina mu dan membuatmu lebih cepat lengah. Jadi pilihlah salah satu, kekuatan atau kecepatan. Tapi mungkin kamu bisa juga mencari cara untuk menyeimbangkan kedua hal itu, mengerti? Lalu, genggaman pedang mu kurang kuat, seandainya ada lawan yang lebih kuat, pasti pedangmu akan telempar." penjelasan Zack tentang teknik berpedang membuat Teo kagum, semua penjelasan yang ia berikan cukup membuat Teo mengerti.

"Baiklah, akan kuingat. Penjelasan dari seorang kesatria memang luar biasa." ucap Teo yang memujinya. Zack membusungkan dadanya dengan bangga setelah mendengar pujian itu, malah dia meminta Teo untuk terus memujinya.

"Hah, pengawal macam apa yang tidak tau ilmu berpedang? Jangan-jangan dia hanya di pulung dari kalangan bawah? Yah kau tahu kan kalau Nona Cattalina terlalu baik hati kepada rakyat kalangan bawah?" setelah mengatakan sesuatu yang sangat tidak enak di telinga mereka berdua, orang itu dan beberapa pengawal lainnya tertawa dan membenarkan perkataan orang itu.

Zack hanya terdiam dan mengabaikan perkataannya, Teo hanya melirik mereka dan tidak menegur apa yang sudah orang itu katakan. Teo pun mengajak Zack berlatih lagi dengannya, Teo sudah berdiad dan mengarahkan pedangnya kepada Zack "Kita belum selesai, Zack." ucap Teo dengan tatapannya yang begitu serius. Zack tersenyum lebar mendengar perkataanya, ia bersiap dengan kuda-kudanya dan genggaman pedangnya yang terlihat begitu kuat, sikap yang terlihat begitu sempurna menandakan kalau Zack sangat serius mengahadapi Teo "Teo, maaf, aku akan melampiaskan semuanya padamu!" Zack langsung menyerang Teo dengan satu gerakan dan mencoba menebas Teo dengan begitu kuat. Namun pergerakannya terbaca, Teo langsung melompat mundur daripada menangkis pedang. Ia menghindari itu karena tau kalau ia tidak bisa menangkisnya, karena bisa saja pergelangannya bergeser ketika menahan pedang yang lebih besar daripada miliknya, namun dari situ, Teo mengandalkan kecepatan geraknya, ia melompat ke samping Zack dan menebasnya dengan kuat.

Hampir telat menggerakan pedangnya, Zack berhasil menahan serangannya dan menimbulkan suara dentang pedang yang begitu nyaring "Hampir saja, kecepatanmu luar biasa, Teo. Tapi ingatlah apa yang aku katakan." mereka berdua mundur melompat kebelakang untuk memberi jarak "Ingat perkataan ku, Teo." ucap Zack mengingatkan kembali tentang penggunaan staminanya.

"Aku ingat, Zack. Ayo lagi!" kali ini, Teo yang menyerangnya lebih dulu dengan kecepataannya, lagi-lagi Zack hampir terlambat menhangkat pedangnya untuk menahan serangan Teo itu. Saat serangannya tertahan, Teo dengan segera memberi jarak dengan Zack dan berjalan memutarinya untuk mencari celah dan sesekali menyerangnya "Pintar sekali, memberi jarak antara serangan pada kecepatanmu, dengan begitu kau tidak perlu khawatir dengan stamina seranganmu." ucap Zack sambil menahan seragan-serangan Teo yang di berikan kepadanya.

Pertunjukan mereka membuat beberapa pengawal sedikit terkesan dengan pergerakan Teo, mereka mulai mengomentari setiap gerakan Teo. Tiba-tiba, serangan Teo menjadi lebih kuat dari sebelumnya, ia dengan sengaja membenturkan pedangnya dengan pedang milik Zack, serangan tiba-tiba itu pun membuat Zack tidak dapat mempertahankan pertahanan pedangnya yang membuatnya melompat mundur, Teo juga tidak bisa menebasnya dengan cepat karena pedangnya tidak akan sempat untuk menyerangnya lagi sebelum pertahanannya pulih. Karena itu…

*Bugh!*

Teo melakukan serangan berputar dengan Kakinya dan mengenai wajah Teo, meskipun itu tidak membuat Zack terjatuh, dari tatapanya, Teo sudah menduga itu dan langsung menyerangnya kembali dengan kakinya tepat mengenai tubuhnya. Tendangan yang begitu keras sampai membuatnya berlutut dan di saat itu, Teo mengarahkan pedangnya ke leher Zack "Aku menang." ucap Teo dengan tatapannya yang dingin.

Zack terdiam saat melihat Teo menaruh pedangnya di atas pundaknya, ia tersenyum tipis lalu berdiri "Curang, itu bukan cara kesatria loh." ucap Zack setelah kalah karena tendangan Teo.

"Sayang sekali, aku bukanlah kesatria, Tuan Zack." ucap Teo sambil tersenyum puas, lalu ia memasukan pedangnya kedalam sarung pedang miliknya "Pelatihku mengajarkan ku, ketika sedang bertarung, senjata yang kau pegang bukanlah satu-satunya senjata untuk bertarung."

"Jadi, karena itu kau menggunakan kakimu sebagai senjata? Luar biasa sekali."

"Begitulah." Teo menghela nafas, ia melihat para pengawal yang ada di sana melihat pertunjukannya dengan Zack, tentu mereka membicRakan gaya bertarung Teo yang terlihat seperti seorang bandit "Meskipun ini terlihat pengecut, pecundang atau apapun dalam etika bertarung kesatria. Tapi, aku ingatkan ini kepadamu, Zack. Aku bukanlah bangsawan, aku bukanlah kesatria, aku hanyalah rakyat jelata yang beruntung bisa melindungi seorang putri bangsawan, karena itu aku tidak peduli teknik bertarung apa yang aku gunakan, selama itu bisa melindungi Tuan ku!" ucapan Teo terdengar sedikit keras, seolah itu bukanlah hanya untuk Zack, tapi untuk mereka yang melihat pertunjukan Teo dan Zack. Zack tersenyum mendengarnya, ia pun langsung mengajak Teo pergi dari sana sebelum mereka yang mendengarnya terpancing oleh perkataan Teo.

Dan benar saja "Tunggu!" orang dengan tubuh besar yang sering membicarakan mereka datang menghampiri mereka, pedangnya sangat besar melebihi punya Teo dan Zack. Di belakangnya, ada 3 orang dengan senjata yang berbeda, dan juga tubuhnya lebih normal daripada orang yang menyapa mereka berdua "Apa anda perlu sesuatu?" tanya Teo kepada orang yang bertubuh besar.

"Huh, kau ini memang sangat sombong ya, padahal bukan hanya rakyat jelata." ucap orang di belakangnya dengan wajah yang meremehkan mereka berdua.

"Jika yang anda maksud adalah wajah saya, moho maafkan saya, karena ibu saya memang sudah melahirkan saya dengan wajah yang seperti ini." ucap Teo yang terdengar meluruskan kesombongannya, meskipun itu lebih terdengar menyindir perkataan orang itu.

Orang itu sedikit terpancing emosinya ketika mendengar perkataan Teo, walaupun ia langsung di tahan oleh pria berbadan besar itu "Hentikan Jean." ucap pria itu.

Pria berbadan besar itu pun mendekati Teo, lalu ia mengangkat ujung bibirnya "Akan aku katakan langsung, bagaimana kalau kita bertarung? Sepertinya kalian berdua cukup kuat, aku mengakui kalian." ucap pria itu membuat Zack dan Teo saling menatap untuk sesaat.

"Maaf, Tuan Lion, tidak bedmaksud untuk menolak, tapi kami masih ada sedikit urusan." ucap Zack sambil menunduk ke arah orang dengan tubuh besar bernama Lion itu.

"Jadi kau menolak?" Tanya orang itu, Zack tidak menjawabnya lagi dan memilih untuk diam "Apa kalian takut?" ucapan itu terdengar begitu merendahkan mereka berdua, namun Teo dan Zack hanya diam. Teo menunduk dan terdiam mendengarnya, ia juga berusaha menahan dirinya agar tidak merepotkan Zack "Maafkan kami, kami harus pergi."

"Lakukan saja, atau memang hanya segitu keberanian pengawal dari keluarga Blouse?" suara itu, Teo pernah mendengar suara itu sebelumnya.

"T-Tuan Luis!" mereka berempat pun sedikit membungkukan tubuhnya, begitu juga dengan Zack. Teo yang melihatnya juga ikut membungkuk kepadanya "A-Ada gerangan apa Tuan kemari?"

"Ah, sekarang jam istirahat, terserah aku ingin kemana, kan?" ucapnya dengan begitu santai kepada orang itu yang sepertinya mereka adalah pengawal dari Luis. Pengawalnya terdiam mendengad perkataanya dan terus membungkuk ke arahnya "Jadi, seperti yang sudah ku katakan, kenapa tidak? Urusan kalian itu bisa nanti kan?"

"Ah itu..." Zack tidak melanjutkan perkataanya, karena memang sedari awal itu hanya alasannya saja untuk menghindari pertikaian dengan Lion dan lainnya "Kalau begitu lakukan saja, tidak apa-apa. Tunjukan kepadaku kekuatan pengawal dari keluarga Blouse." Zack terdiam, ia terlihat tidak berani untuk membalas perkataan dari seorang bangsawan, dan Teo hanya diam mengikutinya dan melihat sejauh mana Zack bisa menanggungnya.

"Begitu ya, sekarang aku tau kenapa Kakak mu bisa terbunuh dengan mudah oleh para bandit itu, hahahaha." Luis tertawa setelah mengatakan itu, tubuh Zack gemetar setelah mendengarnya, wajahnya menunjukan kalau ia tidak terima setelah Kakaknya di katai seperti itu. Meski begitu, Zack mencoba untuk tidak terpancing, ia menahan semuanya.

Wajah tidak puas pun di tunjukan Luis, ia merasa tidak puas karena Zack yang menahan diri agar tidak terpancing perkataanya "Yah aku tidak beran sih, keluarga Blouse memangnya bisa apa? Keluarga bangsawan rendah seperti mereka paling hanya bisa mengambil pengawal rendahan seperti kau dan temanmu yang baru itu."

Zack mengeratkan giginya, ia terlihat tidak sanggup lagi untuk menahannya, tangannya juga sudah mengepal dengan sangat kuat. Melihatnya membuat Luis tersenyum ke arahnya "Ditambah, Cattalina juga terlalu baik sampai-sampai bisa menerima kalian sih. Ah tidak, terlalu tolol? Hahahaha-. Agh!"

Teo langsung menghantam Luis sampai terjatuh. Saat ingin bangun, di leher Luis sudah ada pedang milik Teo "Jangan ada yang bergerak! Atau ku potong lehernya!"

Para pengawalnya yang ingin mendekatinya pun ragu untuk membantu Tuan mereka. Suasana menjadi tegang, mereka pun menjadi pusat perhatian para pelayan dan pengawal yang ada di sana "Kau! Lepaskan aku!"

"Tidak akan sebelum anda menarik perkataan anda tentang Nona Celica." ucapan Teo terdengar begitu tenang sambil terus menekan kakinya di atas tubuh Luis. Tatapan dingin dan raut wajah yang datar, membuat Luis ketakutan, ditambah pedang yang ada di lehernya.

"Kau akan menyesal! Lihat saja, kau akan di buru oleh ayahku seperti rusa! Dan keluarga Blouse akan hancur karena ulahmu! J-Jika kau tidak melepaskanku, itu akan terjadi!" kalimat ancaman itu tidak berpengaruh untuk Teo, ia masih terus menatapinya dan semakin mendekatkan pedangnya pada leher Luis.

"Apa benar begitu?" tanya Teo, lalu ia berdiri sambil terus menginjak tubuh Luis. Di saat yang sama, Luis mencoba mengeluarkan sihirnya dengan tangan kirinya, namun sebelum mengeluarkan sihir, pergelangan tangannya di injak oleh Teo dengan begitu keras.

"Aaaaaaaaakh!" Luis menjerit keras, tangannya terasa hancur saat di injak dengan begitu keras oleh Teo.

"Sialan kau!" pria berbadan besar itu langsung menyerang Teo dengan pedang besarnya, serangannya begitu cepat, namun di penglihatan Teo, serangannya terlalu lambat.

Teo menghindari serangannya dan berputar dengan cepat sampai ia berada di belakang pria itu. Ia terkejut luar biasa saat melihat Teo ada di belakangnya "Satu tumbang."

Teo langsung menebas punggung orang itu tanpa ragu sampai mengeluarkan begitu banyak darah dan mengenai wajah dan rambut Teo "Kalian bilang ingin menguji kekuatan pengawal keluarga Blouse, kan? Sekarang, majulah. Akan aku layani dengan senang hati." ucap Teo sambil membersihkan pedangnya dengan mengarahkannya kebawah dengan cepat.

"Te-Teo hentikan! Kau akan terkena masalah! Berhenti!" Zack berteriak kepada Teo dan memintanya untuk berhenti. Teo menoleh ke arahnya perlahan, tatapan dan raut wajahnya sedikit membuat Zack terkejut "Apa kau serius? Dia menghina Kakakmu dan juga Tuan kita, apa kau yakin ingin mengabaikan itu?" pertanyaan Teo membuat Zack gemetar, namun ia tetap meminta Teo untuk berhenti "A-Aku juga marah karena itu, tapi kau tidak bisa lebih jauh dari ini! Bisa-bisa keluarga Blouse hancur karena ini!"

Teo terdiam karena perkataanya, ia memejamkan matanya sesaat lalu memasukan pedangnya kedalam sarung pedang miliknya. Di saat yang sama, orang-orang di belakangnya langsung menyerang Teo "Teo awas!" teriakan Zack membuat Teo menyadari serangan yang di arahkan kepadanya.

Teo menghindarinya, ia memukul tengkuk orang pertama yang menyerangnya sampai membuatnya jatuh. Teo langsung menatap tajam kedua orang yang berikutnya ingin menyeranganya, tatapan Teo membuat mereka berhenti bergerak dan bergetar "Ingin di lanjutkan?" tanya Teo. Kedua orang itu terdiam, mereka melihat Tuan mereka dan juga teman mereka yang sudah tumbang terlebih dahulu "Aku tanya, apa ingin di lanjutkan!" suara yang keras membuat mereka mundur tidak berani mendekatinya.

Teo menghela nafasnya, lalu ia berjalan mendekati Luis yang sedang memegangi tangannya "Kemarikan tanganmu."

"Mau ap-. Aaaakh!" Teo menaring tangan kirinya yang ia injak sebelumnya "Pergelanganmu hanya bergeser, jangan banyak menggerakannya, tunggu paling lama 1 minggu kalau kau ingin menggerakannya lagi. Lalu kau pria besar, jangan pura-pura pingsan seperti itu, tubuhmu itu besar dan tebasan ku itu tidak dalam, bodoh!"

Mendengar perkataanya, pria berbadan besar itu pun memaksakan bangkit dari tidurnya dan berlutut, ia memalingkan wajahnya dari Teo dan terlihat sedang menahan rasa sakit di punggungnya "Lalu temanmu di sana, mungkin dia pingsan, dia akan segera bangun."

"Tunggu! Kau bilang mungkin?" ucap salah satu pengawal yang sebelumnya ingin melawan Teo.

"Ya, karena bisa saja dia tewas. Yah tapi mungkin saja dia pingsan, pukulan ku juga tidak keras." ucap Teo sambil mengangkat kedua pundaknya, ia berkata seolah ia tidak peduli dengan mereka, ia berjalan mendekati Zack dan terdiam di depannya "Maaf." ucap Teo lalu berjalan menuju penginapan.

Saat ia ingin pergi ke penginapan, dua orang dengan pakaian yang sama tiba-tiba muncul di depannya "Berhenti!" lalu di belakangnya, para penjaga mulai berdatangan. Kedua orang yang ada di hadapannya pun menahan Teo untuk di mintai keterangan tentang apa yang lakukan kepada Luis von Cruile.

***

"Aku tidak menyangka akan merasakan jeruji besi."

Tengah hari, setelah di rundingkan oleh para guru, Teo terpaksa di tahan oleh sekolah karena mencelakai murid di sekolah sihir. Karena hal ini, apa yang di katakan Luis pun hampir sepenuhnya terjadi, hukuman lanjutan Teo akan di berikan kepada keluarga Cruile dan keluarga Blouse akan dimintai pertanggung jawaban.

Mengetahui hal ini tentu membuat Celica marah besar kepada Teo. Saat ini pun, Celica terus mengoceh di depan jeruji besi "Kau benar-benar idiot! Bodoh! Tidak punya otak atau bagaimana sih!? Kau melawan bangsawan loh! Apa kau tidak memikirkan apa-apa? Kau ini! Benar-benar tidak bisa di percaya!"

"Maafkan saya, Nona Celica." balas Teo sambil duduk bersimpuh dan menundukan kepalanya.

"Sudah sudah. Celica, kamu tidak perlu marah seperti itu. Wajar saja kan kalau Teo marah?" ucap Cattalina sambil memegang pundak Celica dari belakang "Zack juga sudah bercerita semuanya, aku sebenarnya sangat berterima kasih karena kamu mau melawan demi keluarga kami. Meskipun, kamu berlebihan sampai melukai mereka." ucapnya lagi lalu tersenyum kecut.

Teo pun berdiri dan mendekati mereka, meskipun tidak terlalu dekat karena ada jeruji besi yang menghalanginya "Cattalina, apakah keluarga mu akan terlibat."

"Kau ini bicara apa? Bodoh. Tentu saja kami terlibat, kami diminta untuk melakukan banyak hal dari ganti rugi sampai pengobatan dan lainnya." lalu Celica terdiam, suasana hening karena memikirkan masalah ini. Teo juga merasa bersalah karena terpancing emosinya, Celica mengepalkan tangannya dan mengeratkan giginya, ia terlihat ingin berbicara namun ia tahan "Ada apa?" tanya Teo

Ia menarik nafasnya "Sebenarnya, ada satu cara untuk melepas itu semua… Meskipun kami tidak yakin untuk itu."

"Tunggu! Celica, kita tidak bisa berbuat itu."

"Apa? Katakan saja." Mereka berdua saling menatap, lalu terdiam. Mereka berdua tidak mau menjawabnya, terlihat dari wajah mereka yang ragu untuk menoleh ke arahnya.

"Sudah sudah, Cattalina, Celica. Kalian harus kembali ke kelas kalian." Theresa tiba-tiba datang dan meminta mereka untuk kembali. Mereka menuruti perkataanya dan langsung pergi tanpa berbicara lagi dengan Teo, itu menunjukan kalau mereka memang tidak berniat memberitahunya, Teo tau hal itu.

"Yaaah, kau benar-benar luar biasa ya. Melawan bangsawan, mematahkan tangannya, membuat pengawal nya terluka. Keluarga Blouse benar-benar beruntung punya pengawal sepertimu, iya kan?"

"Beruntung darimana kalau membuat keluarga Tuannya kesulitan?"

Theresa tertawa mendengar perkataanya, lalu mereka berdua terdiam. Theresa terus tersenyum sambil melihat ke arah Teo yang sekarang sedang berjalan duduk ke di tempatnya.

"Theresa, apa kau tau apa permintaan dari keluarga Cruile. Aku dengar ada syarat lain untuk itu, apa itu?" pertanyaan Teo membuatnya mengerutkan keningnya. Awalnya ia terdiam sambil tersenyum ke arahnya "Hei, beritahu aku." ucapan Teo terdengar lebih keras, itu membuat Theresa tertawa pelan karena ketidaksabarannya itu.

"Baiklah baiklah, tenang dulu." Theresa melihat kesekelilingnya sebelum memberitahu Teo tentang itu "Sebenarnya…"

Theresa memberitahu syarat lain yang sebenarnya keluarga Blouse sendiri ragu untuk menggunakan saran mereka "Begitu, duel dengan boneka sihir milik keluarga Cruile."

"Benar, boneka sihir milik keluarga Cruile itu sangat luar biasa. Mustahil untuk melawannya jika hanya seorang diri."

"Tapi aku rasa tidak mustahil jika Teo yang melawan mereka, kan?" William tiba-tiba berada di belakang Theresa, namun itu tidak membuat Theresa terkejut.

"Jenderal, menguping itu tidak baik loh."

"Hee? Aku tidak menguping, kalian saja yang tidak menyadari kehadiran diriku." ucapnya dengan wajah yang sombong. Tapi itu kenyataanya, William menyembunyikan hawa keberadaanya dan membuat mereka tidak sadar kalau sedari tadi William ada di belakang Theresa "Jadi, apa maksudmu Teo bisa mengalahkannya? Apa kau yakin tentang itu?"

"Ya aku yakin, sangat yakin. Aku berani bersumpah kepada dewa untuk itu." meskipun begitu, ucapannya tidak membuat Theresa menjadi yakin.

"Kenapa begitu?"

pertanyaanya membuatnya tersenyum, ia pun berjalan mendekati Teo "Itu karena... Orang ini sudah mengalahkan ku, bahkan dia bisa menghindari tombak api ku."

"Tunggu, apa tidak masalah memberitahu itu ke orang lain?" tanya Teo.

"Tidak masalah, Theresa sudah dianggap seperti bagian dari keluarga Blouse, jadi tidak masalah, sepertinya."

"Ragu begitu."

"Tunggu sebentar! Serius dia mengalahkan mu?" Theresa masih tidak percaya dengan apa yang William katakan, meskipun itu adalah kenyataanya. William pun meyakini Theresa lagi tentang itu dan juga tentang kemampuan Teo yang ia ketahui. Lalu, William pun menanyakan Teo "Bagaimana? Keputusan selanjutnya akan di berikan kepadamu, apakah kamu memilih utuk memberikan tanggungan kepada keluarga Blouse atau kau yang akan menanggungnya tetapi jika kau kalah, kami akan kehilangan semuanya. Bagaimana?"

Teo hanya terdiam mendengar itu, ia ragu untuk memilih hukumannya, kalau ia melimpahkan semuanya kepada keluarga Blouse, ia akan di cap sebagai prajurit yang tidak bertanggung jawab.

Besok adalah jawabannya, ia harus memilih. Jika melimpahkannya ke keluarga Blouse, maka keluarga Blouse akan mengalami kerugian besar. Jika ia memilih bertarung "Tidak ada pilihan lain..."

To be continue


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C13
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión