Descargar la aplicación
3.29% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 6: Chapter 5 - Pengawal

Capítulo 6: Chapter 5 - Pengawal

Setelah kesepakatan terjalin antara Cattalina dan Teo, Cattalina langsung memberi kabar kepada Ayahnya bahwa Teo sudah siap untuk menjadi pengawal kedua putri keluarga Blouse. Untuk menenangkan dirinya, Teo pun pergi ke dapur, disana, ia bertemu dengan Tiara yang sedang memasak untuk makan siang "Sepertinya kamu tidak bisa berbuat apa-apa." ucap Tiara.

"Ah, Cattalina sudah memberitahumu ya?"

"Begitu lah, Aku mendengar Nona Cattalina menyuruh kepala pelayan untuk memberi kabar kepada Tuan Wales tentang bersedianya dirimu menjadi pengawal baru mereka."

"Begitu. Ah ingin aku bantu?" ucap Teo sambil mendekatinya.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri."

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin menenangkan diriku."

Tiara melirik Teo sebentar, lalu tertawa kecil melihatnya "Aneh, kamu menenangkan diri dengan cara membantu orang lain?"

"Tidak, aku suka memasak, dan itu cara ku menenangkan diri."

Tiara kembali tertawa mendengarnya "Itu semakin aneh, hahaha. Kamu menenangkan diri dengan memasak, itu benar-benar aneh."

"Berhenti menyebutku aneh. Banyak cara orang untuk menenangkan diri, jadi jangan sebut itu aneh."

"Baiklah, maaf. Kalau begitu bantu aku membersihkan sayuran ini." ucap Tiara lalu memberikan sayuran yang ada di bakul.

Teo mengambilnya lalu mencucinya di wastafel, saat ia membuka keran air ia bergumam "Ternyata yang seperti ini juga ada di dunia ini."

"Apa kamu berbicara sesuatu?"

"Tidak ada." ucap Teo lalu mulai membersihkannya.

Selama membersihkan sayuran itu, Teo terlihat sedang melamun, tatapannya hanya tertuju pada sayuran itu tanpa berkedip sama sekali, meski begitu, Teo tetap membersihkan semua sayuran itu dengan sangat bersih. Tiara yang melihatnya hanya tertawa kecil lalu berkata "Benar-benar aneh."

Setelah selesai di bersihkan, Tiara pun berkata untuk menyerahkan sisanya kepada dirinya, lalu ia berkata "Ah aku lupa, ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu di belakang mansion."

"Siapa?"

"Temui saja orangnya. Kamu juga nanti tahu siapa dia." ucap Tiara lalu tersenyum.

"Baiklah." Saat berjalan keluar, Teo berhenti sesaat dan menoleh ke Tiara "Hanya perasaanku saja atau memang cara memanggilmu padaku sekarang itu berbeda?"

"Itu karena kita akan menjadi rekan kerja."

"Begitu ya." Teo pun kembali berjalan dan pergi ke belakang mansion. Di belakang mansion, ia melihat seseorang yang sedang mengayun-ayun kan pedang dengan sangat cepat dan juga terlihat kuat, tidak sembarang mengayunkan, Teo melihat gerakan yang di lancarkannya pun begitu terlihat sangat lihai dan kokoh sampai terlihat seperti tidak akan pernah terjatuh, karena tidak mau mengganggunya, Teo pun duduk di bangku kayu yang tidak jauh di dekatnya.

Saat mengayunkan pedang kayu berbagai arah, pria itu pun melihat Teo yang juga sedang melihat dirinya. Lalu, pria itu pun mendekatinya dan bertanya "Sudah berapa lama kau ada disini?"

"Emm… 10 menit?"

Pria itu tersenyum "Boleh aku duduk?" tanyanya.

"Silahkan."

Pria itu pun duduk lalu membersihkan keringatnya dengan handuk, lalu Tiara pun datang dan memberikan minum kepadanya lalu berjalan kembali masuk kedalam "Hey, untukku?"

Tiara berhenti sesaat "Untuk orang baru silahkan ambil sendiri, ya." ucapnya dan kembali berjalan.

Melihat mereka berdua berbicara, pria di samping Teo pun bertanya kepada Teo "Sepertinya kau sudah akrab dengan Tiara ya?"

"Begitulah, orang itu juga mudah diajak bicara juga sih. Oh ya, bagaimana luka mu? Sepertinya sudah pulih."

Pria itu mengangguk, ia berkata kalau ia pulih berkat perawatan dari Cattalina. Pria itu pun berterima kasih kepada Teo karena sudah menyelamatkan dirinya dari serangan bandit itu. Saat membicarakan tentang bandit, wajahnya pun berubah, ia terlihat geram dan begitu kesal, tangannya pun mengepal begitu kuat saat mengingat itu kembali. Lalu, ia kembali berbicara "Bandit-bandit itu, bukan, pembunuh bayaran itu. Mereka semua, bukanlah orang-orang biasa, mereka tidak bisa di remehkan, bahkan bisa membuatnya tewas."

"Kenapa kau memberitahu ku soal itu?"

Pria itu menghela nafas berat lalu "Itu karena kau akan menjadi pengawal baru Nona Celica dan Nona Cattalina kan? Jadi kau harus tau soal ini. Ini adalah masalah yang serius, kau tahu!?" ucapnya yang terdengar membentak Teo.

"M-Maaf, silahkan lanjut."

Pria itu pun kembali melanjutkan ceritanya tentang bandit-bandit itu. Dari semua yang ia ceritakan, Teo memahami siapa mereka sebenarnya, lalu Teo juga tahu siapa pengawal yang di bunuh oleh bandit-bandit itu. Lalu pria yang menceritakan itu, dia adalah Zack, seorang pria dari keluarga kesatria yang ternama dan keluarganya sudah mengabdi pada keluarga Blouse sejak lama. Lalu, rekannya yang tewas itu adalah… Kakaknya.

Mendengar itu, Teo merasa sedikit bersalah atas kematian Kakaknya. Seandainya, ia bisa sedikit lebih cepat, mungkin ia bisa menyelamatkan Kakaknya itu, Zack pun berkata "Tidak apa-apa, mungkin memang sudah takdirnya. Dia juga mungkin merasa terhormat karena tewas melundingi Nona Cattalina dan juga Nona Celica. Tapi… Aku masih tidak rela, orang-orang itu membunuh Kakak ku."

Teo memalingkan wajahnya dan bertanya "Apa kau ingin balas dendam?"

Zack menggeleng, ia berkata "Tidak."

"Kenapa?"

"Karena orang itu sudah di bunuh olehmu kan?" ucapnya sambil tersenyum lebar. Ia pun menepuk-nepuk pundak Teo dan berterima kasih kepadanya sekali lagi. Lalu, ia pun pamit untuk kembali berlatih dan Teo juga pamit karena ingin kembali ke kamarnya.

Sepanjang jalan, Teo memikirkan cerita dari Zack itu dan juga memikirkan apa yang Tuan Wales katakan sebelumnya. Lalu, ia juga kembali memikirkan kesepakatan yang ia buat dengan Cattalina, Teo menghela nafas berat, mengingat itu semua, membuatnya menyesal membuat kesepakatan dengan Cattalina. Ia pun bergumam "Jika kondisinya sangat berbahaya seperti ini, aku sebaiknya tidak pernah membuat kesepakatan dengan gadis itu. Merepotkan luar biasa ini namanya. Ugh–."

Melihat seseorang yang ia tabrak, membuat dirinya semakin menyesal karena memilih memetap di mansion ini "Kau! Apa kau buta!?" bentak Celica.

"M-Maaf, aku sedang melamun."

"Tidak bisa di percaya! Kenapa kau berubah pikiran!? Bukannya kau menolak permintaan Ayah!? Kenapa… Kenapa…. Kenapa sekarang kau menerimanya!? Kau ini tidak punya pendirian ya, dasar! Rakyat jelata!" bentaknya lagi kepada Teo.

Teo hanya bisa menarik nafas dan memasang hati baja agar tidak terpengaruh oleh perkataanya, Celica terus memarahinya karena sudah menabraknya dan keputusan Teo yang tiba-tiba ingin menjadi pengawalnya. Mendengar amarahnya itu Teo hanya bisa berkata "Aku minta maaf… Tolong maafkan Aku."

Selama 15 menit, ia terus memarahinya tanpa henti, lalu pergi begitu saja "Tenang saja, kamu akan terbiasa dengan sikapnya itu." ucap Cattalina yang tiba-tiba ada di belakangnya.

Teo membuang nafas berat dan berkata "Maaf bila tidak sopan, tapi tolong kendalikan Adik Anda, Nona Cattalina."

"Akan ku usahakan." ucapnya lalu tertawa kecil. Cattalina pun berkata lagi "Oh ya, Ayah dan Ibu akan datang besok, kamu sebaiknya benar-benar bersiap diri ya."

"Huh? Kenapa?"

Cattalina terdiam sebentar, ia pun mendekat kepada Teo dan memegang pundaknya "Kamu sudah sabar menghadapi Celica, jadi mungkin kami akan baik-baik saja, ya. Tenang saja." ucap Cattalina sambil tersenyum.

"Eh? Tunggu, tunggu, tunggu! Apa maksudmu berkata seperti itu!" Cattalina tidak menanggapinya, ia berjalan menjauh dari Teo dan ia berkata "Kamu pasti akan baik-baik saja."

"Sudah kubilang apa maksudmu itu!?" perasaan Teo seketika merasa tidak enak, di tambah Cattalina memberitahu kalau Ibu mereka akan datang menemuinya "Aku rasa, sebaiknya Aku berdoa untuk besok." ucapnya lalu masuk kedalam kamarnya

Dikamarnya, ia langsung menaruh pistolnya di laci dan membaringkan tubuhnya "Baru satu hari aku disini dan aku mendapat pekerjaan dan juga bahaya. Luar biasa sekali." gumamnya, ia pun memiring kan tubuhnya dan bergumam lagi "Kira-kira, di dunia sana apa yang terjadi ya? Mungkin mereka juga panik karena diriku ikut menghilang... Seharusnya aku… tidak… usah… menerima ini… haaaah." Teo menguap dan perlahan menutup matanya.

***

"Teo! Bangunlah… target sudah dalam posisi."

Teo terbangun di tengah-tengah hutan, dengan pakaian lengkap dan juga sebuah senapan runduk di tangannya.

"Teo! Teo! T-Tolong kami Teo!"

Teo melihat semua orang dengan seragam yang sama dengannya sudah di habisi dengan tembakan di kepala. Tangannya gemetar melihat mereka tidak bergerak dengan mata yang terbuka "Teo… Kamu gagal menyelamatkan semuanya!"

*Plak!*

Nafas Teo terengah-engah, ia juga merasakan pipinya terasa sangat panas, ia pun bangun dan melihat kesekelilingnya, ia melihat Celica sedang berdiri di sampingnya dengan yang sedang menatap Teo jijik dan wajah yang terlihat marah "Bangun bodoh!" ucapnya

"Celica… Kamu menamparku?"

"Tidak tahu! Pokoknya cepat bangun dan antar aku dan Kak Cattalina ke kota!" bentaknya dan pergi keluar dari kamar Teo. Teo menghelea nafas berat, ia pun memegangi pipinya yang masih terasa panas dan juga sakit "Dia benar-benar menamparku, kuharap ini tidak menimbulkan bekas."

Teo pun membuka laci mejanya dan mengambil pistolnya, ia terdiam sesaat sambil menatapi pedang kecil yang ia ambil dari bandit sebelumnya "Sebaiknya aku bawa saja, aku harus menghemat peluru pistol ku sih." ucapnya sambil mengambil pistolnya, lalu ia pun keluar, sebelum pergi ke depan, Teo mengambil sepatunya di belakang dan bertemu dengan Tiara "Ah Teo, huh? Apa yang terjadi dengan pipi mu?"

"Ah, jadi memang membekas ya, abaikan saja."

Tiara tersenyum jahil "Di tampar oleh Nona Celica ya?"

"Sudah kubilang abaikan saja."

Tiara tertawa kecil "Aku merasa kasihan denganmu." ucapnya.

"Terima kasih atas perhatiannya, baiklah aku pergi dulu."

"Berhati-hatilah."

Teo pun pergi ke depan mansion dan Zack juga sudah menunggu disana, saat melihat Teo, Zack berusaua menahan tawanya karena melihat pipi Teo yang merah berbentuk telapak tangan "Jangan tertawa." ucap Teo.

"M-Maaf, tapi, apa yang terjadi dengan pipimu itu?"

Teo menghela nafas berat lalu berkata "Seekor macan menamparku saat tidur, itulah yang terja–. Uagh!"

Perkataanya belum selesai, namun sebuah pukulan pun mengenai kepala Teo "Siapa yang kau bilang macan! Rakyat jelata!" Bentak Celica

"Sakit… Uuh… Sakit sekali, semoga tengkorak kepalaku tidak retak." ucap Teo sambil memegangi kepalanya.

"Aku tidak mungkin sekuat itu! Bodoh!"

"Sakit! Jangan memukulku lagi!" ucap Teo setelah mendapat pukulan di kepalanya lagi.

"Celica, jangan seperti itu."

"Biar saja! Hmph!" Celica langsung berjalan menuju kereta kuda. Cattalina pun meminta maaf kepada Teo atas perlakuan adiknya itu, saat melihat wajah Teo, Cattalina terkejut melihat pipi Teo merah "Apa yang terjadi pada pipimu?"

"Sudah kubilang… seekor macan–."

"Jangan banyak bicara! Cepat kita pergi!" teriak Celica dari dalam kereta kuda.

"Sebaiknya kita pergi, sebelum mac–. Nona Celica semakin marah, Nona Cattalina." ucap Zack

"Kau ingin menyebut macan kan!?"

"M-Maafkan saya!"

Karena mereka tidak mau mendengar Celica semakin marah, mereka pun langsung menaiki kereta kuda itu "Ah biar aku saja yang menjadi kusir." ucap Zack.

"Ah terserah." ucap Teo lalu duduk di samping Zack "Aaaah… Padahal aku masih belum bekerja, tapi kenapa aku ikut dengan mereka." gumam Teo.

Lalu mereka pun pergi menuju kota, sepanjang jalan Teo dapat mendengar suara obrolan perempuan yang terdengar menyenangkan di dalam kereta kuda itu, ia pun bertanya kepada Zack "Jadi, kenapa kita pergi ke kota? Dan kenapa aku ikut?"

"Nona Cattalina dan Nona Celica bilang mereka ingin membeli kain, jadi kita diminta untuk mengawalnya."

"Tapi aku belum menjadi pengawal mereka kan?"

"Kalau itu, tanya saja ke Nona Cattalina?"

"Cattalina ya…"

Teo tidak melanjutkan bicaranya saat mendengar kalau Cattalina yang memintanya untuk ikut ke kota. Sepanjang jalan, Teo melihat ke sekelilingnya, terlihat begitu damai, dan bangunannya pun terlihat seperti bangunan di abad pertengahan dan juga udaranya yang begitu sejuk menerpa dirinya.

"Berbeda sekali ya. Dunia ini memang luar biasa ya."

Teo pun menoleh ke atas, ia menarik nafas panjang sambil memejamkan matanya "(Udaranya sangat bersih, paru-paru ku sepertinya sangat senang dengan ini.)"

"Teo, Sepertinya kau sangat menikmati ini, apa ini pertama kalinya kamu datang ke kota?" tanya Zack.

"Begitulah, aku belum pernah berkeliling di kota ini."

"Oh begitu, kota ini memang sangat nyaman, penduduk nya juga sangat ramah."

"Kau berkata seperti itu, apakah kau bukan orang sini?"

Zack menggelengkan kepalanya "Begitu." ucap Teo singkat. Lalu mereka pun terdiam, Teo memejamkan matanya lagi "Teo, Jangan tertidur." ucap Zack yang mengingatkannya.

"Tentu saja tidak, aku tidak ingin di tampar oleh macan lagi." ucapnya pelan.

"Kalau Nona Celica mendengar itu, kau bisa dibunuh loh."

Setelah itu, mereka sampai di sebuah toko, Cattalina dan Celica pun turun, lalu Cattalina pun meminta Teo untuk ikut dengan mereka, dan tentunya Celica melakukan protes karena permintaan Kakaknya itu "Kenapa bukan Zack!?"

"Oh, Soalnya Kakak juga ada keperluan dengan Teo di dalam."

"Huh? Jangan bilang Kakak ingin membelikan pakaian untuknya."

"Iy–."

"Ditolak! Kenapa kau harus membelikan dia pakaian? Padahal pakaian itu cocok sekali dengannya, kan? Zack?"

Zack, memalingkan wajahnya dan mengangguk perlahan dengan terpaksa "Lihat? Zack saja setuju dengan ku!"

"Celica, kamu tahu kalau ibu akan datang besok. Jadi aku ingin mengubah penampilannya sedikit."

"I-Ibu akan datang?"

Cattalina mengangguk "T-Tapi itu tidak akan mengubah fakta kalau dirinya adalah Rakyat jelata." ucap Celica, suaranya yang keras itu tiba-tiba berubah menjadi pelan, wajah Zack pun terlihat menegang. Cattalina pun memegang pundak Celica "Tenang saja. Teo akan bisa mengatasi itu, iya kan?"

"Eh? Mengatasi apa?"

"Tidak usah dipikirkan, ayo masuk!"

"Ah! Kakak tunggu!"

Cattalina pun menarik tangan Teo masuk kedalam toko itu dan diikuti oleh Celica dibelakang mereka "Sepertinya orang baru itu disukai Nona Cattalina, iri nya…" ucap Zack lalu menghela nafas.

Di dalam, Cattalina pun memakai kan berbagai pakaian untuk Teo untuk melihat pakaian apa yang cocok dengan Teo agar bisa ia pakai besok. Bukam hanya pakaian yang bagus diberikan kepadanya, tapi pakaian-pakaian yang aneh pun di berikan kepada Teo atas rekomendasi dari Celica. Teo yang menjadi boneka mereka pun hanya pasrah dan membiarkan mereka memakaikan pakaian kepadanya. Akhirnya mereka pun mendapatkan pakaian yang cocok dengan Teo "Oh, cocok sekali denganmu."

"T-Tidak buruk, jadi apa itu saja?"

"Ya, sudah terlalu sore juga untuk memilih lagi, bagaimana, Teo?"

"Terserah kalian." ucap Teo yang terdengar masih pasrah.

Setelah itu, mereka pun kembali ke kereta kuda, melihat pakaian Teo berubah, membuat Zack sedikit terkejut "Mantel yang bagus ya, Teo."

"Ya begitulah, perlu perjuangan panjang untuk mendapatkannya dan juga mental yang kuat." ucap Teo yang kembali mengingat pakaian-pakaian aneh yang diberikan kepadanya, wajahnya terlihat lelah setelah keluar dari toko itu "Tapi, mantel warna putih dan kaos berwarna putih, bukannya itu tidak cocok?" ucap Zack.

Menyadari itu, Cattalina dan Celica menatapi Teo, merasakan tatapan mereka pun membuat Teo merinding. Cattalina dan Celica pun tersenyum dan memegangi pundak Teo, ia pun menyeret Teo kembali ke dalam toko itu dengan wajah yang pasrah "Aaaaaaah…. Tidak…"

"Ah, maafkan aku." ucap Zack yang merasa sedikit menyesal telah berbicara.

Di dalam, sebuah perulangan pun terjadi dan membuat Teo sedikit trauma pergi ke toko pakaian dengan perempuan. Di perjalanan pulang, Teo terlihat sangat shock dan juga lelah "Maaf, sepertinya terjadi sesuatu di dalam ya?"

"Jangan bertanya, aku tidak akan pernah pergi ke toko pakaian dengan perempuan, aku bersumpah akan hal itu."

"Separah itu ya."

"Maaf Teo, habisnya wajahmu sangat lucu, jadi pakaian perempuan itu benar-benar cocok denganmu, tapi kami berlebihan, jadi maaf ya."

"Hahahahaha pakaian maid itu benar cocok dengan kau, Rakyat jelata."

Teo menarik nafas mendengar perkataan Celica dan Cattalina yang mengingat itu lagi. Zack memegang pundak Teo dan berkata "Aku mengerti bagaimana penderitaanmu, Teo."

"Seorang prajurit dari pasukan khusus…. Di permalukan… hiks… ini penghinaan… hiks."

"Oh… Ah, Bersabarlah, Teo."

"Penghinaan… Hiks…"

***

Besoknya, Teo pun bersiap untuk bertemu kedua orang tua mereka, ia memakai mantel dan kaos hitam yang sebelumnya di beri oleh Cattalina. Saat melihat pakaian itu, Teo kembali teringat kejadian paling suram dalam hidupnya, tubuhnya merinding seketika ketika mengingat itu, ia menggelengkan dan mencoba untuk tidak mengingatnya lagi. Ia pun keluar dari kamarnya dan pergi menuju ruang tamu, Cattalina, Celica, Zack, Tiara dan pelayan lainnya juga sudah menunggu disana.

Mereka menunggu kedatangan orang tua dari Celica dan Cattalina. Saat Teo datang, wajah semua orang terlihat begitu serius dan juga cemas, Cattalina pun meminta Teo untuk berdiri di belakangnya, wajahnya terlihat sangat serius dari biasanya "Teo, apa kamu gugup?"

"Sedikit, karena ibumu juga ikut datang kemari. Jadi itu membuatku sedikit gugup."

Cattalina terdiam sesaat, ia pun menoleh kebelakang dan menatapi Teo "Kakak, tenanglah, kamu terlihat tidak tenang."

"Ah maaf, aku hanya sedikit khawatir."

"Dia itu tidak peduli siapa yang bicara dengannya, jadi dia akan baik-baik saja. Yah, Kalau pun hal buruk terjadi, mungkin dia akan di penggal."

"Aku di penggal!?

Cattalina tersenyum tipis mendengar itu "Begitu. Teo, aku hanya ingin memberitahumu secara singkat, tapi, berhati-hatilah dengan Ibuku, ya."

Mendengar semua itu, Teo sadar kalau ia sekarang benar-benar akan terkena masalah besar yang mempertaruhkan hidupnya "Aku tidak ingin di penggal."

To be continue


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C6
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión