"Ayo, Wan!" ajak Nas untuk menyeberang.
Wan belum melangkah, melihat mobil yang semakin cepat melaju ke arahnya, seolah tidak memedulikan lampu yang sudah merah.
'Aku harus rela … apapun yang terjadi padaku,' batinnya memiliki niat untuk mencelakakan dirinya sendiri.
Wan melangkahkan kakinya dan berlari, menarik tangan Nas yang hendak ditabrak oleh mobil tersebut dan menggantikan posisi Nas.
Bugh!
Kepala Nas terbentur trotoar dan membuatnya menutup mata, tak sadarkan diri. Sementara mobil yang hendak menabarak Wan, membanting setir dan mengemudi semakin laju. Wan baik-baik saja.
"Nas …!!!"
***
'Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Nas? Bukankah Man akan semakin membenciku? Bagaimana ini …,' batinnya merengek.
"Wan, mari duduk di sana," ajak Lin, menarik pelang lengan tangan gadis yang tengah menangis itu.
"Maafkan saya … maafkan saya …," rintihnya, merasa kalau kecelakaan itu adalah salahnya.
"Wan … ini kecelakaan, bukan salah kamu …."
'Tapi kecelakaan ini berencana.'