Kepala Lily terhantuk rak buku tinggi dengan sedikit keras, hingga membuat tautan bibir itu terlepas. Sontak bibir Lily mengaduh kesakitan sambil mengusap-usap kepala bagian belakangnya yang sakit.
"Maaf Ly, kakak enggak sengaja dorong kamu mundur."
"Lagian sih, kakak panggil aku cuman buat ini. Aku masih harus belajar tahu, tinggal tiga hari lagi loh." Sontak Lily menoleh ke sana-sini saat menyadari suara kerasnya di perpustakaan yang sunyi ini.
"Memangnya lebih penting kakak apa Angkasa?" Lily melongo, pertanyaan macam apa ini? Lily menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya.
"Karena Angkasa yang gaji aku, jadi penting Angkasa." Jawab Lily asal yang membuat Sean mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa memang bener kan? Udah ah, Lily mau balik ke meja. Nanti ada yang datang bisa jadi masalah." Sean segera meletakkan tangannya pada rak, menghalangi jalan keluar Lily.
"Kakak!" Bisik Lily penuh penekanan, Lily benar-benar takut jika ada orang yang memergoki mereka.
Vote!