Panji menginterogasi Arini di dalam kamar. Tidak habis pikir kenapa Arini bisa sampai terluka seperti itu. Secara di rumah Arini juga tidak banyak aktivitas. Kalaupun jatuh pasti tidak akan meninggalkan luka menganga di kaki Arini.
Arini kini sudah didudukkan di kasur empuk kamar mereka berdua. Setelah sebelumnya Panji menggendong Arini. Jelas Panji merasa kasihan dan tidak tega bila membiarkan istrinya kesakitan sambil berjalan itu.
"Jadi ini alasan kamu nggak mau diajak main Arkana tadi?"Panji menunjuk kearah luka di lutut Arini.
Arini hanya diam saja. Dia tidak bisa apa-apa sekarang. Tadinya dia ingin menutupi lukanya itu dari Panji kini malah jadi ketahuan.
"Kenapa kamu bisa sampai begini? Apa yang terjadi tadi sama kamu?"Panji terlihat panik menatap Arini sambil jongkok.
"A…aku tadi jatuh."jawab Arini sambil menunduk. Dia tidak bisa jujur.