Pulang-pulang Panji dalam keadaan sedikit tenang. Karena masalah Arini sudah ditanganinya tadi. Arini sudah mau makan lagi. Panji juga tidak lupa disaat dia sedang menggosok tubuh Arini tadi di kamar mandi. Ingatannya seolah-olah tidak bisa berhenti mengingat keindahan dan kemolekan tubuh istrinya tadi.
"Arin…Arin…kamu tetap saja nggak bisa apa-apa kalau aku sudah murka."batin Panji sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin kalau Arini mau mandi sendiri pasti dia tidak akan begitu.
"Aku juga senang bisa gituin dia."
Panji akui kalau beban di dadanya kini mulai hilang. Dia masih ingat ketika diberitahu Bi Sumi kalau Arini tidak mau makan dan lemas membuat jantungnya serasa copot. Rasanya dia sampai kesulitan bernafas.