Siang ini cuaca cukup panas, Meghan sedari tadi hanya bisa duduk diam menatap tubuh Reva dengan sendu. Tubuh gadis itu tak pernah bergerak lagi. Dingin, kaku, wajahnya pun sudah terlihat pucat. Tanpa disadari, air mata gadis itu mengalir dengan pelan di pipi mulusnya. Tak sanggup menatap adiknya yang harus terbaring kaku di atas kasur. Betapa berat beban Meghan saat ini.
Kehilangan kedua orang tuanya, bahkan adiknya pun harus ikut menjadi korban. Sungguh kenyataan yang pahit bagi gadis berparas cantik nan manis itu. Keluarga dari pihak ibunya sudah tak mengharapkannya lagi. Sementara dari pihak ayahnya? Ia tak tahu mereka ada di mana. Ya, Meghan sekarang hanyalah manusia sebatang kara.
Matanya melirik ke arah kalung yang diberikan Erwin tadi. Ia menyimpannya di atas nakas. Pikirannya sudah tak bisa ia saring lagi. Jika seluruh keluarganya menginginkan dirinya mati, untuk apa ia memakai kalung pelindung itu?