Malam telah larut.
Tapi pria itu terus saja menangis sambil berusaha memikirkan apa yang harus ia lakukan agar Ibunya bisa mengerti keadaan dia di sini seperti apa.
Rasanya bagaikan tertusuk ribuan duri. Langkahnya lemas seakan tak tahu kakinya dipijakkan ke mana lagi agar telapak kakinya tidak meninggalkan jejak merah.
Sakit.
Patah.
Hancur.
Entah bagaimana lagi dia bisa mengungkapkan semua kesakitannya itu. Rasanya dunia begitu gelap.
Tak tahu apa yang harus dia lakukan agar bisa melangkah kembali kemudian memperbaiki hatinya yang hancur.
Hanya Lia yang bisa menyembuhkan hatinya. Tak ada yang bisa dilakukan lagi selain pasrah terhadap keadaan.
Lagipula Lia dan Rizki tak mau menempuh jalan nekad seperti orang-orang di luar sana. Mereka berdua hanya ingin menempuh kehidupan dengan ridho dan berkah dari orang tua.
Sebab jika sebuah hubungan tidak ada poin utama dari kedua itu, maka yakinlah hubungannya pasti tidak akan bertahan dengan lama.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!