Chapter 28. Kurumi terlalu berlebihan.
Pertarungan verbal telah berakhir dan pertarungan sejati telah dimulai sejak Raia mencuci kakinya.
Saat ia kembali, ia hanya melihat selembar kertas tergeletak di tanah.
"Ronde pertama: Temukan aku dalam sehari, dan jika tidak berhasil, hari berikutnya adalah giliranku untuk menemukanmu.
Yang berhasil menemukan target di hari gilirannya, dialah pemenangnya.
Ronde kedua adalah pertempuran langsung. Yang kalah di ronde pertama, akan menerima 1 serangan secara langsung dari pihak pemenang.
Ronde spesial: akan dijelaskan di akhir pertandingan.
Pemenang Ronde ini akan memenangkan semua pertandingan dan dinobatkan pemenang!"
Dengan kata lain wanita ini ingin aku bermain bersamanya.
Pertanyaannya adalah, kapan dia terakhir kali bermain bersama temannya?
Kasihan sekali.
Pasti tersiksa hidup bersama makhluk berbulu lebat.
Kurumi yang malang.
Tapi sayang sekali, Kurumi memilih lawan yang salah. Kenapa? Itu jelas karena Raia ditakdirkan untuk segala memenangkan segala permainan.
Petak umpet!
Teka-teki!
Spar!
Dan lain-lain termasuk Kamar!
"Tunggu! kenapa kamar?"
Ahh~ Baiklah.
Kemudian, Raia pergi dari sana.
Sosok berambut putih terlihat berjalan menyusuri hutan, ia sudah setengah jam mencari jejak Kurumi tetapi seolah-olah Kurumi ditelan bumi, ia menghilang tanpa sedikitpun jejak untuk ditinggalkan.
Raia terlihat kebingungan ia sangat bersungguh-sungguh mencarinya dan tidak segan untuk menggunakan dua skill pelacak miliknya.
Aura detection dan Eagle Cordinates.
Itu adalah dua dari 30 skill yang didapatkan Raia dari membaca buku skill.
Aura detection akan membiarkan penggunanya dapat melacak aura sesamar apapun dalam radius 500m.
Sementara Eagle Cordinates akan membuat penggunanya mampu melihat apapun dari atas dalam radius 500m. Intinya ini adalah map yang secara langsung dikirim otak Raia.
Dan Raia saat ini sedang menggunakan keduanya secara bersamaan, efeknya jelas sangat bermanfaat, Raia seperti sebuah radar militer.
Tetapi sayang sekali, sama seperti yang saya katakan beberapa saat lalu, dengan menggunakan kedua secara bersamaan, gelombang informasi akan memasuki otaknya dan prosesnya cukup tidak nyaman, Raia akan merasa pusing karena banyak informasi.
Ditambah lagi, selama beberapa tahun terakhir Raia meratakan semua skillnya ke tingkat oranye.
Sebelumnya Kedua skill ini ditafsirkan oleh sistem hanya memiliki tingkat biru, tetapi sekarang sudah pada tingkat oranye, dan jangkauan skill ini meningkat dari 500m menjadi 500km bahkan lebih rinci dan lengkap.
Mungkin jika Raia menggunakan skill ini sebelum membuka mental world, ia akan merasa kesakitan seolah-olah seseorang memukul kepalanya dengan tongkat besi.
Tetapi sekarang Raia hanya merasakan seseorang mencubit kepalanya.
Merasakan tidak akan adanya manfaat dari menggunakan skill ini lebih lama karena jejak Kurumi tidak terlacak sama sekali, Raia menghembuskan nafas sebelum menonaktifkan skillnya dan sakit kepala yang ia rasakan menghilang.
Seiring sakit kepalanya yang hilang, kejernihan pikirannya muncul dan Raia menghirup udara segar, menyejukan dan lembab.
Lembab? Ya, itu karena di depan Raia terdapat air terjun setinggi 15m, itu cukup bagus.
Raia sengaja memilih lokasi ini karena melihatnya melalui Eagle Cordinates, tetapi saat ia melihat melalui mata kepala sendiri, barulah ia merasakan keindahannya.
"Jadi ini yang dirasakan orang-orang saat pergi ke objek wisata secara langsung? Ternyata benar, melihatnya langsung lebih menyenangkan daripada melihatnya melalui internet."
Raia mengingat kembali saat dimana ia membuka youtube untuk mencari pemandangan indah. Ia berniat pergi tetapi jadwalnya super sibuk plus manager tidak akan membiarkannya berlibur.
Ironis~
Raia menggelengkan kepalanya, ia memutuskan untuk tidak memikirkan masa lalu.
Raia melihat pemandangan indah di depannya yang tidak bisa digambarkan kata-kata. Melihat air mengalir membuatnya ingin berenang dan menyegarkan kembali tubuh dan pikirannya.
Raia menceburkan diri ke sungai yang tidak jauh dari air terjun. Seketika tubuhnya diselimuti sensasi segar dan bersemangat.
"Sejenak aku berpikir aku berada di surga. Serius!"
Karena hanya setengah dari badannya yang tenggelam, Raia memutuskan untuk berenang lebih dekat ke air terjun, biasanya disanalah bagian terdalam.
Tepat seperti yang Raia pikirkan, kakinya sudah tidak bisa menyentuh dasar sungai lagi, dan ia berenang ke bawah air terjun dengan sedikit kesusahan.
Udara jauh lebib lembab disini daripada tempat lainnya, Raia berpikir saat ia melihat batu persegi panjang di bawah air terjun.
"Seharusnya batu ini terkikis karena air yang jatuh terus menerus, tapi ini luar biasa. Batu apa ini?"
Raia menghentikan air yang akan jatuh diatas kepalanya dengan skill levitasi, dan membiarkannya jatuh ketempat lain.
Raia mengetuknya beberapa kali tetapi tidak ada bunyi yang dihasilkan, Raia semakin tertarik dan ia mengepalkan tangan dan meninjunya.
Mengejutkan, batu ini tidak bergerak sedikitpun apalagi hancur, harap diketahui, walaupun Raia hanya menggunakan 5% kekuatannya, itu sebenarnya cukup untuk menghancurkan beberapa bukit. Tapi batu ini tidak bergerak sama sekali, serius.
Raia menyentuhnya dan membelai batu ini, permukaan batu ini sangat halus.
Ia kemudian menaiki batu ini dan berdiri diatas batu, tubuh berototnya terlihat jelas melalui piyama yang menempel di tubuhnya. Kemudian Raia menghilangkan pengaruh levitasi lalu gelombang besar air yang jatuh menimpanya.
Tubuhnya akan hancur, kesakitan melanda karena tekanan air yang jatuh dari ketinggian 15 meter.
Tapi justru inilah yang diinginkannya.
[Keinginannya adalah ... Rasa sakit untuk memuaskan hasrat masokisnya.]
"Hei Rui! Apa yang kamu katakan?!"
Raia kembali fokus, ia sengaja membiarkan tubuhnya merasakan sakit agar otot-otot dan sel-sel yang mati selama 10 tahun mulai kembali bekerja.
Jujur saja, sejak tadi Raia berjalan dengan tubuh kaku, jika ada orang yang melihatnya maka mereka tidak bisa membedakan antara Raia dan robot.
Tapi untungnya, tubuhnya menanggapi apa yang Raia inginkan, sel-sel yang mati mulai digantikan dengan sel-sel yang hidup dan itu segera mengalir ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Rasa sakit yang Raia dapatkan terbayar, ia mendapatkan kembali vitalitasnya yang hilang selama 10 tahun.
Raia tersenyum puas, ia ingin berteriak kegirangan tetapi ia mengalihkan perhatiannya ke air terjun.
Dengan sangat cepat, Raia menangkap sesuatu yang akan jatuh tepat di kepalanya beberapa centi lagi.
Raia penasaran, ia melihat bahwa benda ini lunak dan hanya sebesar kepalan tangannya.
Ia membalik-balikan benda berbentuk oval itu, tetapi saat Raia melihat sesuatu dibaliknya. Firasat buruk menerpanya dan tanpa ragu-ragu sama sekali, ia melemparkan benda ini dengan sekuat tenaga ke arah langit.
Menatap benda kecil yang terus melesat hingga mencapai atmosper, Raia mengerutkan kening dan tepat saat ia akan berbalik ...
*BOOOOOOOOOOOOOOOMMMM!!!*
Raia melihat gelombang awan putih berbentuk jamur terbentuk di langit, mengusir awan-awan yang ada disekitarnya.
Pemandangan awan yang digulung bagaikan tikar sangatlah menarik perhatian, tetapi itulah yang berbahaya.
Segera, gelombang angin yang sangat besar menerpanya hingga air yang akan jatuh di atas kepalanya, terciprat ke segala arah.
Pohon-pohon setinggi 10-16 meter menjadi bengkok dengan dahan-dahan dan daun-daun yang berkibar tanpa henti.
Beberapa pohon yang lebih kecil, tidak memiliki akar yang baik hingga ia terbawa angin besar dan menerpa Raia.
Tapi untungnya Raia menggunakan levitasi di depannya hingga gelombang angin tidak mengenainya, melainkan terhalang oleh angin yang dipadatkan melalui levitasi.
Saat angin melewatinya, dan pohon-pohon mulai tenang, Raia menghilangkan levitasinya.
Melihat sekitar, pohon-pohon besar tumbang berantakan, menimpa pohon-pohon yang lebih kecil.
Pemandangan indah beberapa saat lalu telah menjadi buruk.
Memandangi langit yang terdapat awan jamur. Raia menghela nafas, "Kurumi terlalu berlebihan." kemudian Raia melompat dari batu.
Seketika, Raia berada di ketinggian 100 meter, ia memadatkan angin di telapak kakinya dan ia berdiri dengan stabil, orang akan melihat Raia mengapung dilangit padahal tidak.
Raia memandangi sekitar, lebih tepatnya Raia melihat darimana air itu mengalir dan segera ia melihatnya sejelas hari.
Air adalah salah satu petunjuknya mengenai keberadaan Kurumi, karena benda itu jatuh dari air terjun, maka sudah dipastikan ...
Kurumi aku menemukan mu.
Raia tersenyum dan hendak pergi menuju timur, arah dimana air ini berasal.
Tapi saat Raia akan pergi, Raia membuat tangan kanannya seolah-olah akan mencengkram sesuatu. 1 detik, 2 detik kemudian 3 detik Raia mengepalkan tangannya seolah-olah ia mendapatkan sesuatu.
Bersamaan saat Raia mengepalkan tangan kanannya, empat peluru berbeda dari empat arah berbeda, yang hanya butuh satu meter lagi untuk melubanginya tiba-tiba berhenti di udara.
"Bajingan Kurumi! Ia bermain trik untuk membingungkanku, baiklah-baiklah mari kita mainkan permainan yang ia inginkan."
Senyum yang terhias diwajahnya menghilang digantikan gertakan gigi.
Jujur saja, ia mulai tidak yakin bahwa timur lah arah yang benar.
Lagipula siapa yang sebodoh itu untuk memberikan petunjuk begitu jelas?
Raia mengatur nafasnya dan ia memikirkan bagaimana ia akan menghukum Kurumi karena membuatnya pusing.
"Aku berjanji untuk memberikan sesuatu yang tidak akan bisa ia lupakan hingga sisa hidupnya."
Ia tersenyum licik dan karena rambutnya menghalangi matanya, itu menambah nilai misteri dan liciknya hanya dari melihat senyumnya.
...
[AN: Sekedar pengingat, Raia bukan Rambut legend]
Halo-halo semuanya! ketemu lagi sama author Straww~
Bagaimana kabar kalian? hoho pastinya baik bukan? semoga saja kalian baik, serius.
ngomong-ngomong terimakasih untuk kalian yang sudah mengvote novel saya, uwwwuuu saya senang!
Saya cuma bertanya satu hal, apakah kalian penasaran bagaimana sih rupa para Charakter tersebut? Raia? Ibu? ataukah Sany? adakah yang ingin melihat ilustrasinya?