Descargar la aplicación
18.75% Balasan Atas Cintaku / Chapter 3: 3. Debar

Capítulo 3: 3. Debar

"Ayo lah Lulla, ceritakan padaku."

Lulla menatap jengah pada Mey yang terus menerus membuntutinya sejak dari kelas, perpustakaan, hingga kantin seharian ini. Tepat setelah meletakkan menu makan siangnya, Lulla menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan si teman baru yang belum berubah sejak tadi.

"Kenapa tidak mau cerita? Cinta sepihak ya?" Tanya Mey menyelidik.

"Memang apa hebatnya sih kalau aku suka Oktano atau tidak? Apa pengaruhnya untuk kampus ini?"

Si gadis berkuncir dua melebarkan matanya. "Tentu saja ada."

Lulla sendiri hanya mengerutkan dahi di sela-sela menyendok nasi.

"Kalau kau ada apa-apa dengan Oktano, pasti orang yang mengejar dia akan berkurang."

Lulla mengendikkan bahu. "Yang mengejarku juga banyak kok, tapi aku biasa saja." Ujarnya kelewat percaya diri, membuat Mey bergidik geli.

"Siang, Lulla."

Sebuah suara rendah milik Oktano baru saja membuat dua orang yang sedang asyik berdebat sama-sama menoleh. Lulla dan Mey sama-sama melongo ketika orangnya mengerling satu kali lalu berjalan menjauh.

"Hei, dia menyapamu."

Lulla mengangguk kaku, jantungnya berdebar kencang.

---

"Pagi Lulla,"

Lulla yang sedang menatap pantulan wajahnya dari layar ponsel lantas terlonjak. Di balik punggungnya ada Oktano yang sama-sama baru saja sampai di kampus.

"Tidurmu nyenyak?"

"Err... ya."

"Kau belum menjawab sapaanku tadi." Oktano nyengir.

"Ah, iya. Selamat pagi juga. Kau ada kelas?" Lulla berusaha menyembunyikan rasa malunya namun gagal. Ia menggaruk tengkuk sejak tadi.

"Ada, di ruang 208."

"Eummm, Oktano-"

"Ya?"

"Kenapa kau menyapaku terus sejak kemarin?"

Oktano menatap Lulla tidak mengerti. "Memangnya kenapa? Kau tidak suka?"

Lulla menggeleng. "Temanku mungkin akan berpikir yang aneh-aneh, karena kita tidak sedekat itu."

Mendengarnya membuat Oktano tertawa. "Kalau begitu aku ingin dekat denganmu."

Dekat?

Apa maksudnya?

Dekat yang seperti itu?

Tolong jelaskan kenapa jantung Lulla berdebar kencang saat ini.

"Eumm, Lulla..."

"Iya?"

"Kau ada kuliah sampai jam berapa?"

"Jam berapa ya? Sebelas sepertinya, memangnya kenapa?"

Oktano berdehem singkat. "Nanti mau makan siang denganku?"


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión