Descargar la aplicación
13.72% Moon Eclipse / Chapter 21: 21

Capítulo 21: 21

Clara masih asik menyusuri jalan yang sudah diberikan instruksi Daris seorang perempuan pedagang tadi. Tapi karena banyaknya persimpangan dan celah bangunan ia malah semakin kebingungan.

"Wah, ini lebih sulit dari perkiraan ku" ucap nya

"Dia mencari apa?" Tanya salah satu orang yang mengikuti Clara pada temannya yang tadi mencari tahu Clara menanyakan apa pada para pedagang.

"Dia mencari Yeda"

"Yeda? Siapa itu?"

"Aku dengar dia seorang pelukis"

Mereka kembali mengamati Clara dari daerah tersembunyi mereka. Mengantisipasi saat yang tepat untuk menyekap gadis itu dan menyerahkan pada orang yang akan membayar mahal akan gadis itu bahkan jika dalam bentuk jasad. Keadaan pasar yang ramai tentu tidak mempermudah mereka untuk langsung menyekap.

"Astaga! Kenapa aku sepanik ini!" batin Alveno sambil memacu kudanya dengan cepat, ia tak bisa berfikir jernih jika dirinya terlambat. Status Clara sudah sangat bahaya sejak menyelamatkan dirinya dari kematian. Sejak kejadian itu dia sudah berjanji pada dirinya untuk menjaga Clara seperti menjaga nyawanya sendiri.

"Pangeran! Kita tidak bisa masuk dengan terburu-buru ke tengah pasar. Nanti akan menjadi pusat perhatian. Clara akan semakin bahaya jika tahu kau melindungi nya! Dia akan menjadi sasaran lebih banyak musuh!" Teriak Ozey dari samping Alveno. Mereka menunggangi dua kuda yang berbeda

"Aku akan berhenti dijalan masuk"

Mereka telah sampai di gerbang masuk pemukiman Avan yang ramai karena banyaknya pedagang disana. Ia segera turun dan meninggalkan Ozey yang harus mengurus kuda mereka berdua terlebih dahulu.

"Clara... Kau dimana" batin Alveno tak tenang. Matanya terus mengeksplor sekelilingnya. Dia yakin Clara sudah masuk terlalu jauh ke dalam sehingga ia semakin mempercepat langkahnya. Ozey yang sudah mengikuti mencari kearah yang berbeda. Entah dimana anak buahnya itu pergi.

"Permisi, apa kamu tahu tempat tinggal pelukis Yeda?" Tanya Clara pada seorang ibu-ibu yang lewat. Perempuan itu langsung menunjuk kearah persimpangan lagi yang membuat Clara kesal dan menampilkan senyum terpaksa. Sepertinya perjalanan semakin susah.

"Bagus! Itu arah ke persimpangan yang sepi. Cepat kesana dari jalan pintas!" Ucap para penguntit Clara. Mereka segera beranjak namun ada beberapa orang yang menghadang mereka.

"Minggir"

"Kalian harus ikut kami" ucap 4 prajurit yang menyamar

"Oh yah?"

Hanya percakapan singkat sebelum mereka saling bertarung ditempat yang tak ramai. Karena jumlah penguntit itu lebih banyak beberapa yang lain tetap melancarkan rencana mereka.

Alveno yang sudah mencari dengan terburu-buru akhirnya melihat Clara dari jauh, ia segera mengejar Clara yang entah menuju kemana.

"Sial! Dia benar-benar dikejar" umpat nya melihat ada beberapa laki-laki dengan gestur aneh mengintip dan mencari arah lain untuk mengikuti Clara.

Dengan sigap Alveno mengejar Clara agar lebih dahulu bersua sebelum para penguntit.

"Kenapa disini sepi? Ah... Aku tidak bisa lewat sini" batin Clara yang sudah mulai takut dan merasa tak enak melihat jalannya. Ia beralih pada persimpangan lain untuk mencari jalan yang lebih ramai, tentu saja jalan itu jalur lain dan berbeda dengan jalur sebenarnya.

"Hump!!!"

Saat Clara berjalan tiba-tiba ada seseorang datang menutup mulutnya, badannya terasa melayang dengan tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya.

"mmphhg!! Lepaasss!" Teriak Clara yang masih belum bisa melihat orang yang mengangkat dan membawanya, tangannya yang bebas ia gunakan untuk memukul orang itu. Karena mulutnya di tutup dengan rapat teriakannya sama sekali tak berguna.

"Bugh"

Tubuh Clara diturunkan dan dirapatkan ke dinding, tubuhnya dihimpit untuk menutupi keberadaan mereka jika ada orang yang lewat.

Clara menatap wajah laki-laki yang juga menatap manik matanya, dia sudah tidak berteriak lagi.

"Kau!"

"Sst...." Potong Alveno dengan mengarahkan telunjuknya ke bibir Clara

"Keadaan belum aman, mereka masih mencarimu"

"Mereka?"

Clara berfikir sejenak dan langsung paham maksud Alveno, wajahnya langsung menampilkan ekspresi terkejut dan melihat ke kiri untuk memastikan orang jahat yang Alveno maksud tidak mengikuti mereka.

"Apa mereka masih mengikuti ku? Kenapa?" Bisik Clara yang bahkan mengabaikan posisi mereka sekarang. Mata mereka sangat dekat seolah saling menusuk. Alveno yang tadinya juga memperhatikan sekitar kini malah terpesona saat beradu tatapan dengan Clara.

"Al?" Heran Clara melihat laki-laki itu diam saja

"Pakai jubah ini, mereka mengenali gaun mu" ucap Alveno spontan mengeluarkan isi tas yang ia bawa. Tepat saat Clara sudah berhasil menutupi gaunnya langkah kaki yang lumayan ramai terdengar.

"Hah!" Pekik Clara karena jantungan, mendengar langkah kaki yang ia yakin para penjahat, dan saat ia memekik kecil itu juga Ia terkejut dengan tindakan Alveno. Tinggi Clara hanya seleher Alveno dan kini kepala Alveno berada di pipi kirinya.

Para penjahat yang mengikuti Clara melihat ke segala arah dan menemukan tempat mereka.

"Ck, tempat sepi selalu dihuni para pejuang asmara" ucap mereka yang mengejar Clara. Mereka memperhatikan posisi Alveno yang menutupi wajah mereka berdua dan seolah sedang berciuman, gaun Clara sudah tersamarkan. Para penguntit itu segera melanjutkan perjalanan dengan cepat, sebelum Clara yang mereka kejar semakin menjauh.

Clara yang tadinya jantungan langsung menghela saat mendengar langkah kaki menjauh, Alveno sudah menjauhkan kepalanya yang tadi hampir mencium pipi Clara.

"Maaf, aku harus melakukan itu untuk mengalihkan.."

"Aku tahu, tak usah minta maaf" potong Clara, ia terlihat sangat memaklumi

"Ayo kita pergi sebelum mereka kembali"

Mereka segera pergi dari sana dengan terburu-buru. Setelah beberapa lama mereka bertemu dengan Ozey dan anak buahnya yang mencari mereka

"Kalian baik-baik saja?" Tanya Ozey

"Ya, wah.. terimakasih sudah menyelamatkan ku" haru Clara yang melihat Alveno, Ozey dan para prajurit yang melakukan samaran untuk menyelamatkan nya.

Mendengar ucapan terimakasih Clara membuat Ozey merasa bersalah, Alveno hanya diam menatap datar pada Ozey, kali ini ia merasa kecewa dan kesal pada sahabat nya itu.

"Dia tidak tahu akulah yang menjadikan nya umpan, bodohnya dia justru berterimakasih. Aku semakin merasa bersalah" batin Ozey yang memasang senyum kaku

"Ayo kita pulang sebelum mereka sadar" ucap Ozey

Mereka pun pergi kembali ke istana, Clara ikut bersama Alveno dan kuda yang Clara bawa tadi dibawa oleh prajurit.

Dilain tempat para prajurit yang mencari Clara sudah menghentikan pencarian mereka karena sudah kelelahan, mereka segera mundur untuk melihat keadaan teman mereka yang tadinya sempat berkelahi dengan orang tak dikenal.

"Dimana mereka?" Tanya sang ketua pada anak buahnya yang kini sedang mengobati badan nya diruang bawah tanah

"Mereka kuat, kami kalah"

"Kami berteriak saat kami sudah kalah telak, akhirnya ada beberapa warga yang datang dan mereka segera kabur" ucap yang lain

Jika para prajurit itu tidak didatangi warga desa pasti para penjahat itu akan mereka sekap dan bawa ke istana untuk diselidiki. Sayangnya warga desa datang dan terkejut, para penjahat itu dikenal sebagai rakyat biasa bukan preman, jadi prajurit yang menghajar mereka bisa-bisa diamuk massa jika tak segera pergi.

"Arghh!!! Sia-sia usaha kita hari ini"

Clara, Alveno dan Ozey sudah sampai di istana. Mereka segera turun dari kudanya masing-masing dan para prajurit lain sudah kembali ke pekerjaannya.

Alveno yang sudah turun lebih dahulu mengulurkan tangannya seperti biasa, ia hendak membantu Clara tapi lagi-lagi perempuan itu lebih memilih melompat ketimbang dibantu. Alveno memejamkan mata meresapi kepedihan tangannya yang diabaikan.

"Aku belum sempat bertemu Yeda, maaf. Aku juga harus segera pulang. Apa Diva masih disini?" Tanya Clara

"Jangan! Kau harus disini" tegas Alveno

"Hah? Apa maksud mu? Kau sudah baik-baik aja jadi kenapa aku harus tetap disini?"

"Ratu mengatakan kau harus mendapatkan izin dari ku kan? Jadi kau tidak boleh pergi karena aku tidak mengizinkan nya"

Clara memasang wajah tak percaya akan kalimat Alveno barusan, mulutnya sudah membulat sempurna.

"Wah.... Jadi kau mau mengatur hidupku? Jangan harap. Aku! Tetap! Pulang!" Tegas Clara dengan jeda tiga kali, seolah menekankan kalimat nya.

Clara hendak berbalik untuk pergi dari sana, tapi Ozey sudah ada dibelakang nya.

"Maaf Clara, kau tidak bisa pergi dengan bebas lagi sekarang. Para penguntit tadi mengejar mu karena suatu Alasan" ucap Ozey. Tadinya ia hendak mengakui kesalahannya hari ini tapi ia benar-benar tidak sanggup mengatakannya

"Apa alasannya?"

"Aku tidak bisa menjelaskan, karena ini akan menjadi cerita yang panjang. Yang jelas mereka hendak membalas dendam karena kau menyelamatkan nyawa pangeran Alveno"

"Sial, aku menyelamatkan nya agar keberadaan ku aman didunia ini sebelum kembali ke zamanku. Ternyata aku juga semakin memperumit. Seharusnya aku mengobatinya diam-diam" batin Clara

"Jadi.... Apa yang harus ku lakukan?"

"Tinggal lah diistana" ucap Alveno

"Sampai kapan? Hah? Sebentar lagi identitas ku sebagai gadis terpilih juga akan usai. Dan aku jelas tidak mau menjadi selir. Okeh? Kau tahu itu kan?" ucap Clara pada Alveno

"Maka jadilah permaisuri ku"

-Jangan lupa mengundi/vote dan beri komentar yah❤️-


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C21
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión