Descargar la aplicación
12.41% Moon Eclipse / Chapter 19: 19

Capítulo 19: 19

"Apa aku bisa bicara dengan Hamze?"

Alveno melirik kearah Hamze seolah bertanya apa yang akan mereka bicarakan.

"Pergilah, aku menunggu disini" izin Alveno

"Kau bisa pergi diluan, lagian ngga ada kegiatan penting lagi hari ini kan? Aku gak akan tersesat"

"Siapa bilang tidak ada yang penting, ada kegiatan lain. Makanya cepat selesaikan pembicaraan kalian"

Clara mengajak Hamze masuk keruangan tempat Alveno dan Hamze berbicara tadi, pintunya tetap dibuka tentunya, tapi Alveno tidak bisa mendengar apapun dari luar

"Hamze, apa ada yang ingin kau bicarakan padaku? Aku sudah membocorkan banyak hal padamu" protes Clara yang menginginkan timbal balik

"Aku ada dapat sesuatu" ucap Hamze yang membuat mata Clara melotot

"Apa itu"

"Gerhana bulan dan Kuda putih itu punya arti legenda misteri masing-masing , dulu gerhana bulan diartikan sebagai pertukaran nasib, dan mengenai kuda putih...."

"Kenapa lama sekali?" Teriak Alveno dari luas

"ish bocah itu, baru aja bentar" gerutu Clara pelan

"Kuda putih apa?" Sesak Clara pada Hamze

"Waktu...." Singkat Hamze

"Waktu, aish waktu yang bagaimana?"

"Kau tahu? Kuda putih yang kau lihat pasti putih semua, bahkan matanya, tidak ada yang hitam kan?" Ucap Hamze

"Iya, pas sekali. Putih semua bahkan matanya. Seperti putih salju tanpa noda"

"Itu kuda yang paling misterius yang pernah aku pelajari, hanya ada sedikit  keterangan mengenai kuda itu karena jarang sekali terdengar. Saudarakiku sedang mencari informasi nya"

Clara memegang dahinya, sepertinya proses mencari tahu mengenai kuda putih itu sangat memakan waktu. Keburu dia menjadi tua bangka di dunia ini.

"Pertukaran nasib?" Ucap Clara yang teringat makna gerhana bulan

"Iya"

"Maksudmu.... Aku dan Clara yang asli, bentar aku memang Clara asli di dunia ku dan aku tertukar nasib dengan Clara di diunia ini?!" Ucap Clara tak percaya, suaranya hampir keras

"Sstt... suara mu, ini masih legenda, bahkan kita tidak tahu kebenaran nya. Tapi, tidak mungkin Clara putri Sam hilang begitu saja"

Clara menutup mulutnya, seratus persen sudah dirinya percaya mereka tertukar, antara percaya tak percaya Clara malah tersenyum sendiri. Hamze yang melihat Clara menjadi keheranan, perubahan ekspresi perempuan itu terlalu cepat.

"Astaga, apa aku mimpi?" Ucap Clara pada Hamze

"Oh tidak mungkin, aku sudah lama disini, apa ini alam baka? Tapi gak ada malaikat. Atau ini dunia ghaib dan aku adalah arwah yang gak tenang? Ih shitttt.... Masa ia ini nyata, hahhahah" tawa Clara, ia seperti menjadi orang gila sekarang, seolah shock nya terlambat.

"Gila! Ini... Aku bernafas, aku makan minum. Dan sekarang aku percaya dengan dunia paralel " ucap Clara yang masih terus berbicara sendiri. Hamze bahkan mulai panik.

"Tapi... Ini nyata" ucap Clara pelan seolah semakin bingung. Entah kenapa ia merasa semakin tak percaya dengan dunia tempat dirinya berada.

"Aku butuh ruang" ucap Clara berjalan keluar ruangan meninggalkan Hamze yang panik

"Sudah selesai?" Tanya Alveno melihat Clara keluar, ia juga menikmati rasa penasaran dengan barang Hamze. Clara yang melihat Alveno sempat berfikir kembali.

"Laki-laki ini. Dia nyata apa enggak" batin Clara, ia berjalan mendekati Alveno dengan tatapan menusuk manik mata Alveno. Karena pergerakan  Clara yang cepat Alveno sempat terkejut dan mundur beberapa langkah.

Clara harus mendongak untuk melihat wajah Alveno karena laki-laki itu jauh lebih tinggi. Setelah mengamati wajah kebingungan Alveno ia menangkap kedua pipi Alveno dengan tangannya yang otomatis membuat Alveno berjinjit terkejut.

"Aa...  Kau sedang apa?" Gagap Alveno

"Awwww" ringis Alveno kemudian karena kedua tangan Clara mencubit pipi kanan dan kiri Alveno, seolah memastikan itu daging sungguhan.

Karena teriakan Alveno Clara tersadar dari shock nya.

"Astaga, aku kenapa" ucap Clara sambil menggelengkan kepala. Ia mengambil kursi terdekat untuk duduk, ia duduk telungkup dimeja membenamkan wajahnya untuk kembali berfikir jernih.

"Kenapa dia?" Tanya Alveno

"Em.... Shock, karena hilang ingatan" ucap Hamze

Mereka memberikan Clara sedikit ruang untuk merenung disana sementara mereka sibuk dengan pembicaraan mereka berdua.

"Clara.... ini nyata, dulu kau percaya putri duyung ada. Kau percaya banyak rahasia dunia bahkan mengenai dunia ghaib. Sekarang kau masuk kesalah satu rahasia itu. Jangan panik.... Jalani peranmu dengan baik disini" ucap Clara menyemangati dirinya sendiri

Setelah kembali pada mode dirinya yang biasa Clara mengangkat kepalanya dan memperhatikan sekitar untuk mencari Alveno dan Hemze. Ia mendekati ruangan tempat mereka berada

"Kalian ngapain beduaan?" Tanya Clara berusaha normal seolah tak terjadi apa-apa

"Kau baik-baik saja?" Tanya Alveno

"Iya, oh iya tadi bukannya kita ada kegiatan lain? Ayok sebelum telat" ucap Clara dan pergi meninggalkan mereka berdua, Alveno yang paham langsung mengikutinya.

"Emang sekarang mau ngapain sih?" tanya Clara

"Jumpa mamaku, maksud ku yang mulia ratu"

"Hah? Untuk apa?"

"Lusa itu saimbara ketelatenan, jadi kau akan dilatih, bersama yang lain tentunya"

Mereka terus berbicara sambil menuju tempat ratu Angelina berada.

Dilain tempat keadaan yang seharusnya menjadi surga mereka kini menjadi porak poranda.

"DASAR PAYAH! UNTUK APA KALIAN DIBAYAR MAHAL BAHKAN MENGHILANGKAN NYAWA SATU ORANG SAJA SUSAH!" Maki Laki-laki bangsawan berumur yang berkunjung ke markas para perompak. Perayaan dan pengumuman selamat nya Alveno membuat Laki-laki itu marah.

"Ampun tuan, kami sudah memberikan racun bunga  Olender, tuan tahu sendiri belum ada obat untuk racun itu"

"Gadis itu.... Aku dengar salah satu gadis terpilih yang menyembuhkan nya"

"Benar tuan, dia salah satu gadis terpilih anak penasehat kerajaan"

"Cari tahu informasi tentang gadis itu,  dia harus mengganti rugi biaya yang aku keluar kan untuk rencana gagal kalian"

Laki-laki tua itu pergi dari sana bersama beberapa orang bawaannya, kelompok perompak itu sudah kembali berdiri dari posisi berlutut, bahkan bos mereka sempat di tendang berkali-kali.

"Dasar tua bangka, kalau kau kuat dan cerdas kenapa kau tak bunuh sendiri" ucap sang ketua kelompok

"Kalian, sudah dengar perintah nya kan?"

"Sudah ketua"

"Jalankan dengan baik" sinisnya, ia benar-benar dendam dengan Clara yang sudah menggagalkan kekayaan mereka yang tinggal sejengkal lagi, mereka sudah berpesta menghabiskan uang mereka karena berfikir rencana mereka akan berhasil dan mendapatkan harta yang lebih banyak .

"Setelah disini... kesini..." Ucap Clara mengikuti sang ratu merangkai hiasan ruangan, membentuk sebuah bunga dari lembaran kulit jagung kering yang sudah berwarna, ada lem super lengket yang Clara tidak tahu terbuat dari apa.

Ratu Angelina memperhatikan keempat gadis terpilih yang berada di depannya, Clara datang terlambat dan kini terlihat kesusahan merangkai bunga itu. Brienna, Bianca dan Rose bahkan sudah hampir menyelesaikan lentera bunga mereka. Clara yang tidak melihat proses pembuatan dari awal mereka jadi kesusahan untuk meniru.

"Kau tidak pandai merangkai lentera bunga?" Tanya sang ratu

"Hah? Maaf yang mulia, aku gak ingat cara merangkai lentera ini"

"Emang ini lentera? Bisa terbang?" Batin Clara sambil menatap karya hancurnya

"Apa kau benar-benar hilang ingatan? Bahkan kau tahu ramuan obat bunga Olender yang belum pernah ditemukan" ucap Brienna yang merasa selama ini Clara berbohong, ia ingin memojokkan sekaligus membuang rasa penasaran.

"Aku kehilangan sebagian, karena kadang aku tidak sadar aku sudah mengetahui sesuatu. Mungkin ingatanku akan kembali seiring waktu" ucap Clara

"Namamu menjadi sangat terkenal Clara, apalagi dikalangan para tabib. Mereka akan berfikir kau tabib yang hebat" ucap Rose

Ratu Angelina sangat setuju dengan pendapat Rose, tentu saja kejadian itu memuat Clara terkenal.

"Yang mulia, apa aku bisa pulang hari ini?" Tanya Clara

"Kenapa? Apa kau tak betah diistana?" Heran sang ratu

"Bukan begitu, aku rindu rumah dan juga mama, lagian pangeran Alveno sudah membaik" ucap nya

"Baiklah, kau bisa bertanya pada Alveno. Jika dia mengizinkan mu pulang maka aku mengizinkan mu"

"Lah? Kenapa harus nanya dia sih. Perasaanku jadi gak enak" batin Clara sambil tersenyum

Sesi berlatih merangkai bunga selesai, Brienna, Bianca, dan Rose membuat lentera bunga yang indah dengan rapi, berbeda dengan Clara, bunga karyanya hancur dan bajunya penuh dengan lem.

"Semangat buat dayang yang akan mencuci baju ini" tawa Clara sambil berjalan menuju kamarnya, tapi sebelum itu dia akan menemui Alveno menanyakan izin pulangnya.

"Apa kalian melihat pangeran?" Tanya Clara pada para dayang

"Tadi hamba melihat pangeran dengan Ozey masuk ruang belajar pribadi Pangeran"

"Ruang belajar pribadi?" Beo Clara setelah para dayang pergi, ia melanjutkan perjalanannya yang tanpa arah.

"Rezvan!" Ucap Clara melambai pada laki-laki yang lama tak bersua dan berbicara dengannya. Senyum rezvyan mengembang saat Clara menyapa nya lebih dahulu.

"Sedang apa kau disini?, Astaga kau berantakan sekali" ucap Rezvan melihat keadaan Clara

"Yah... berantakan, ratu memintaku membuat lentera bunga dan aku tak bisa. Bukannya menempel dikerangka nya tapi lem itu menempel digaun ku" ucap Clara sambil tertawa

"Hahhaha, padahal kau dulu sangat ahli membuat lentera bunga. Dulu saat festival kota kau menjadi pemenang gadis merangkai bunga, aku melihat mu waktu itu. Meski.... Dari jauh" ucap Rezvan yang refleks menggaruk tengkuknya

"Hah? Dia garuk tengkuk (leher belakang) nya? Berdasarkan penelitian itu tandanya cowok itu grogi, malu, karena dia suka dengan..... Shit apa dia suka sama ku?" Batin Clara yang terkejut sendiri

"Benarkah? Ahahha"

Plakkkk

Clara memukul lengan Rezvan dan membuat yang dipukul terkejut bukan main, Clara tertawa terbahak sambil memukul-mukul rezvan.

"Ilfil sama ku Van! Ilfill.... Kau harus ilfil sama ku.... Aku bukan Clara gadis yang kau suka" batin Clara sambil tertawa dan memukul

.

.

.

.

-Jangan lupa mengundi / Vote dan beri komentar yah❤️😘-


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C19
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión