The world is gonna judge you no matter what you do, so live your life the way you want to. Focus on what you want. Be patient. Sometimes you have to go through the worst to get to the best. ~ Draco
"Bagaimana keadaan mereka?" Tanya Draco
"Ray baik baik saja, dia sedang istirahat, Vincent masih tidak sadarkan diri. Mereka masih ada di Fallsdeath Hospital." Ucap Tom
"Hey Tom!" Sapa Luke
"Ada apa?"
"Tidak ada, aku hanya ingin bergabung dengan kalian." Kata Luke sambil melompat duduk ke sofa
"Aku masih bertanya tanya, kenapa selalu misi kita tidak bisa sukses 100%, maksudku tidak sukses dengan bersih dan mudah." Kata Robert penasaran
"Apa maksudmu?" Tanya Luke
"Maksudku dengan tidak 100% sukses adalah kenapa selalu ada kejanggalan, dan sukses dengan bersih maksudku kita menyelesaikan misinya tidak secara publik, dan misi kita selalu saja sulit belakangan ini." Jawab Robert
"Ya Robert benar, mafia Rusia tersebut sudah tewas semua tetapi kenapa seperti masih ada orang lain dibalik semua itu dan saat kita di Siberia kita hanya melawan setengah dari mereka sedangkan setengahnya kabur ke Canada sebelum kita tiba disana." Ucap Tom
"Ini sungguh menjadi misteri." Ucap Lucas
"Apa kau pernah mengalaminya Lucas?"
"Ya... saat aku di California, gangster itu sudah ada persiapan seolah olah tahu bahwa aku akan menghabisi mereka, untunglah aku tidak tertembak mati tapi anggotaku sekarat dan banyak yang mati. Kau sendiri?"
"Saat aku ada misi di Tokyo, target yang akan menjawab dan menuntun kita pada beberapa misteri, tiba tiba saja gedung yang ditinggalinya meledak secara tiba tiba, padahal aku baru sampai. Untung saja aku terlambat datang saat itu."
"Lebih baik kita lebih berhati hati."
"Kau benar."
"Charlie, Lucas, Luke ikut aku, James ingin bertemu dengan kalian."
"Tom, ceritakan tentang dirimu."
"Aku menjadi drummer dari SMP sampai SMA. Lalu aku menjadi anggota CIA, kemudian menjadi petinju, hari demi hari kuhabiskan dengan latihanku agar bisa memenangkan sabuk kemenangan itu. Namun semuanya sia sia karena aku lebih fokus bertinju daripada bersama adikku, dan lagipula aku kalah di final, itu sangat menyebalkan. Aku marah sangat marah kemudian aku menjadi kepala gangster, disana aku juga mengedar narkoba, senjata, dsb. Kemudian aku bertemu Luke dan aku mengajarinya bertinju karena suatu alasan. Lalu aku bertemu Charlie dan menjadikan Charlie anggotaku, dia dulu hanya seorang pengedar narkoba sebelum aku merekrutnya. Kemudian James merekrutku, dan memberiku perusahaan. Setelah semua kuatur dan kujalankan dengan baik, aku juga menyarankan James merekrut Charlie karena kemampuannya yang gesit, kemampuannya mengemudi juga luar biasa. Dia juga pandai menggunakan senjata jarak dekat, terkadang pemikirannya cepat dan cerdas, dan masih banyak lainnya. Lalu adikku meninggal karena obat obatan. Aku sangat marah, frustasi, dan hampir gila. Kuhabiskan satu hari penuh minum sampai pingsan di bar. Bagaimana denganmu Drac?"
"Saat lahir di London aku sudah diasuh oleh bibiku begitu juga dengan Charlie. Ayahku seorang kepala CEO. Pekerjaannya hanya bekerja dan uang bahkan tidak datang saat hari kelahiranku. Ibuku tidak bekerja, setahuku dia dulu mantan modelling. Bibi May, Paman Steve, Sebastian,dan Chris saja yang datang, mereka juga yang merawatku dan Charlie dulu saat aku masih kecil, mereka terkadang menemaniku. Dari kecil aku sudah punya hobby menggambar dan bermain gitar, terkadang aku memenangkan perlombaan saat kecil. Bibi May sangat baik,tetapi sedikit cerewet. Tapi dia masih lebih baik dibandingkan Ibuku. Kemudian aku pindah ke rumah Krystall di Las Vegas. Keluarga Kyrstall sangat kejam seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya, mereka sering memukulku karena masalah kecil, terkadang tanpa alasan, selalu menghambur hamburkan uang, munafik, aneh, selalu memakai barangku dan Charlie tanpa ijin, mencuri uang dan barangku dan Charlie dsb. Lalu saat ayahku mengetahuinya, ayahku menyuruh aku, Charlie dan keluarga Krystall agar pindah ke mansion Kingstone di New York, semuanya sama saja,semua pamanku jarang ada disana dan bibi May lebih memilih tinggal di London. Setiap malam aku sering ikut Charlie ke lomba balapan liar, disana perlahan- lahan aku belajar darinya. Kemudian Charlie menjadi aneh penampilannya berubah seperti gangster, perilakunya terkadang berubah, menyelinap malam dan kemudian dia menghilang. Lalu aku menjadi pembalap liar hanya sebentar karena aku malas menghadapi gangster ataupun orang lain yang menginginkan uang dari hasil balapanku. Kemudian aku menjadi pengedar narkoba dan pembunuh bayaran. Dan disinilah aku." Kata Draco
"Wow, perjalanan yang keren."
***
"Hey Vincent kau baik baik saja?"
"Yah aku baik."
"Dimana Ray?"
"Dia sedang ke toilet, mengganti celananya, dia tadi habis mengompol. Hahahahaha."
"Bisakah kau serius sedikit Vince? Ray akan membunuhmu jika dia mendengar itu. Kau habis tertembak, kehilangan banyak darah, pingsan, dan hampir mati."
"Oh ayolah Tom kau tahu aku kan?" Seringai Vincent
"Hergghhh." Tom memutar bola matanya.
Sementara Vincent bercanda. Ray yang baru saja kembali ke ranjang rumah sakitnya dengan infus yang masih ada ditangannya. Tiba tiba dikagetkan dengan suara pintu yang langsung saja dibuka oleh seorang perawat Asia. Perawat Asia tersebut memegang suntik. Ray hanya diam memperhatikan perawat tersebut menyuntikkan cairan bening ke infusnya. Lama kelamaan pandangannya mulai kabur, kepalanya mulai pusing. Perawat tersebut langsung pergi. Saat Draco keluar kebetulan Ia melihat perawat tersebut juga baru saja keluar dari kamar Ray. Perawat tersebut langsung panik,dan mempercepat langkahnya untuk pergi.
"Benar benar orang yang aneh." Ucap Draco
Kemudian Draco pergi ke kamar Ray. Matanya langsung membelalak kaget. Disana Ray sudah kejang kejang. Dia langsung berlari memanggilkan dokter. Ketika dokter dan perawat lain sampai, dengan cepat mereka membawa Ray ke ruangan lain diperiksa lebih lanjut.
"What the fuck is happening?!?!"
"Sepertinya Ray tersuntik racun. Aku rasa perawat Asia itu yang membuatnya seperti itu."
"Apa maksudmu dengan perawat Asia itu?!"
"Saat aku keluar dari kamar Vincent, kebetulan aku melihatnya baru keluar dari kamar Ray. Saat dia melihatku dia panik dan langsung dengan pergi."
"Tapi James tidak pernah mempekerjakan orang Asia disini!!"
"Apa?!?!"
"Itu benar, James hanya mempekerjakan orang orang Eropa di rumah sakit ini."
"Berengsek!!!" Draco pun langsung beranjak pergi berlari, namun tangannya ditahan oleh Vincent.
"Percuma kau pergi Drac. Dia juga sudah pergi, yang pasti dia sudah tidak ada di rumah sakit ini. Saat dia melihatmu pasti dia sudah langsung takut."
"Vincent benar,akan kuhubungi Robert untuk mengatasi masalah ini."
Kemudian Tom beranjak pergi.
"Vince, apa kau yakin Ray akan baik baik saja?"
"Entahlah, tapi aku harap dia baik baik saja."
"Aku sudah dapat koordinat target orang tersebut. Robert sudah memeriksa CCTV rumah sakit ini dan sudah menganalisa data data perawat palsu tersebut, dia bernama Lauren Chen, dia berusia 30 tahun, kelahiran Hongkong, sisanya akan kuberikan ke kalian nanti, dan juga lokasinya, aku dan Draco akan segera mengincar orang tersebut nanti, dan kau Vincent, kau pulanglah."
"Tidak aku saja yang mengincarnya, lagipula kau ada pertemuan dengan The Black Cobra. Aku tidak mau pertemuan tersebut terganggu."
"The Black Cobra?" Tanya Draco
"Yah itu adalah grup gangster wanita yang cukup mematikan, pemimpin mereka berteman baik dengan James."
"Oh aku baru tahu jika ada sebuah kelompok gangster wanita yang mematikan."
"Kalau begitu siapkan barang barangmu Drac kita akan segera pergi." Ucap Tom
***
Draco melaju dengan Koenigsegg CCR Hitamnya. Melintasi jalanan Toronto dengan mobilnya tersebut. Tidak lama kemudian sampailah Ia ke sebuah gedung tinggi, Vincent dan Draco pun segera turun membawa perlengkapannya. Robert mangawasi mereka lewat dronenya.
"Disana ada sekitar puluhan orang bersenjata. Ini sangat aneh didataku dia hanya seorang pekerja kantoran biasa. Bagaimana bisa dijaga oleh banyak penjaga seolah dia tahu jika kita datang untuk mengincarnya?"
"Apa?!?! Yang benar saja!"
"Kalau begitu kita harus ambil lebih banyak perlengkapan."
"Jangan masuk dulu kita akan membuat keributan dulu. Setelah aku membuat kekacauan diatas, dan ketika sebagian pergi ke atas. Kalian baru masuk dan menembaki mereka lewat belakang."
"Ide bagus."
Draco langsung menembakkan bom berukuran kecil disisi setiap gedung
Duar!! Duar!! Duar!! Duar!!
Bomnya meledak bergantian. Drone Penembak Robert langsung menembaki semua yang ada di atas. Draco dan Vincent pun langsung memenuhi setiap lantai dengan smoke dan menembaki semua lampunya, ketika semua gelap dan bersisakan asap. Mereka langsung menembaki semuanya dengan senjata Riffle dan SMG disertai silencer mereka dan memakai Night Vision Googles mereka untuk membantu mereka melihat dalam gelap. Baku tembak pun terjadi dalam waktu yang lumayan lama.
"Drac! Vince! Cepatlah akan ada beberapa mobil polisi sedang melaju kesini."
"Akan kami usahakan." Kata Vincent sambil berlari keatas
"Perempuan itu berada di kamar dengan pintu hitam!" Kata Robert
Vincent pun langsung meledakkan pintu tersebut dengan door bangernya. Setelah masuk dia segera dikejutkan oleh pria yang membawa senjatanya akan menembak Vincent dengan cepat Ia menahan senjata musuhnya yang akan menembaknya kemudian menghantamkan kepalanya ke kepala musuhnya. Draco pun menembak musuh musuhnya yang lain.
"Perempuan itu berada di toilet. Cepatlah!!" Sambil melihat komputer komputer canggihnya.
Vincent segera menendang pintu toiletnya hingga hancur. Lalu dengan cepat menangkap wanita itu.
"Vince keluarlah dari sana polisi sudah ada di bawah gedung."
"Kau bawa wanita tersebut keluar dari gedung. Aku akan mengurus mereka."
"Baiklah."
Draco pun segera turun ke bawah memasang smokenya lagi lalu memecahkan kaca di gedungnya dan melempar beberapa botol molotov ke mobil polisi tersebut dan melempar granat. Lalu Dia pun memasang beberapa C-4 di lantai bawah. Kemudian dia pun segera ke bagian atas Duar!! Duar!! Duar!! Duar!! Duar!! Rupanya C-4 nya terinjak,dan gedungnya pun sudah tidak seimbang. Draco pun segera melompati gedung lain dan berflying fox di kabel baja tanpa pengaman. Ketika di depannya sudah ada gedung berkaca, dia pun segera menendang kaca tersebut hingga pecah dan segera turun ke bawah berlari ke mobil yang diparkirnya tadi.
Saat di dalam mobil, wanita tersebut langsung menghantamkan kepalanya ke Vincent, tapi itu tidak berhasil malah mebuat Vincent marah. Vincent pun langsung mengambil bolpen peledak, lalu menancapkan ke bahu wanita tersebut.
"Arrgghhhhh!" Erang wanita tersebut
"JANGAN MACAM MACAM DENGANKKU BERENGSEK!!!!"
Vincent lalu menghantamkan dengan keras kepala wanita tersebut ke pintu mobil hingga wanita itu pingsan. Kemudian Draco pun datang dan segera melajukan mobilnya ke suatu tempat terpencil dan tak berpenghuni.
"Sudah bangun kau jalang! Sejarang katakan siapa yang menyuruhmu untuk meracuni Ray!!!" Draco marah ekspresinya berubah menjadi serius, seperti Ia menjalankan misi misi yang lain.
"TIDAK AKAN BOCAH INGUSAN!!!"
Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Draco menghujani wanita tersebut dengan tinjunya
"KATAKAN!!"
"PERSETAN DENGANMU!!"
Bruaakk!
Draco menghantam kepala wanita tersebut ke dinding.
"KATAKAN BERENGSEK!!!"
"GO FUCK YOURSELF!!!
Draco pun mengambil pisaunya lalu menggoreskan pisaunya tersebut ke tubuh wanita tersebut seketika itu juga teriakan dan tangisan wanita memenuhi ruangan tersebut.
"Sekarang aku mengerti kenapa Charlie senang menyerang menggunakan pisau."
"Kumohon! Jangan sakiti aku lagi! Bunuhlah aku sekarang!!!"
"Aku tidak akan berhenti jika kau tidak memberikan petunjuk!"
Vincent lalu mencengkram bahu wanita tersebut yang masih terdapat bolpen peledak dan tidak sengaja menyalakan bom tersebut.
"Aarrrgghh! Dave Launchbert, Pelabuhan Sydney Australia!!!"
"Tidak mungkin hanya itu!"
Beep' beep' beep' beep' beep' beep
Suara itu kemudian semakin lama semakin cepat
"Kau dengar sesuatu Vince?"
"HOLLY FUCK!!"
Vincent dan Draco pun mundur cepat berapa langkah
Duarrr!!
Semua anggota wanita tersebut hancur berkeping keping menyebabkan Draco dan Charlie mandi darah.
"Fuck! Menjijikkan!" Kata Draco sambil mengusap darah dari matanya
"Motherfucker." Kata Vincent sambil mengusap darah di wajahnya.
"Kenapa kau tekan tombolnya!?!!"
"A-aku tidak sengaja melakukannya!!"
"Bagus sekali Vincent, kau membuat kita hanya mendapat informasi yang sedikit!!"
"Sudah kubilang aku tidak sengaja melakukannya. Bomnya meledak begitu saja!"
"Bomnya tidak akan meledak begitu saja jika kau tidak menekan tombolnya!"
"Baiklah aku minta maaf oke!?!?!"
"Seharusnya kau tidak menancapkan bolpen peledak itu ke bahunya, itu sangat beresiko!!"
"Aku hilang kendali dan marah jadi aku bisa melakukan apa saja saat itu!"
"Kalau begitu kendalikan emosimu Vince!! Kau membuat seluruh ruangan menjadi lautan penuh darah!!"
"Entahlah Drac bomnya meledak begitu saja aku tidak tahu kenapa!!"
"Yang benar saja Vince berapa banyak tawanan yang sudah kamu bunuh!??!"
"Lagipula kita sudah dapat informasinya!!"
"Seharusnya informasi yang aku dapat akan lebih detail dari itu dan kau malah menghambatnya!!"
"Baiklah aku minta maaf. Aku tidak sengaja menekan tombolnya dan membunuh tawanannya!!"
"Kalau begitu bantu aku bersihkan kekacauan lautan darah ini!!"
Setelah membersihkan semuanya.
"Kau yang bereskan mayatnya." Kata Draco
"Apa!?"
"Kau yang membuatnya begini, seharusnya kau yang membersihkan semua ini bukannya aku!!" Kata Draco lalu langsung beranjak pergi membersihkan dirinya dengan selang air dan mengganti bajunya. Setelah Vincent selesai dengan pekerjaannya.
"Buka bajumu Vince." Kata Draco sambil memegang selang air
"Apa tidak ada kamar mandi disini?"
"Tentu saja tidak ada! Ini adalah tempat terpencil. Apa yang kau harapkan?!? Kamar mandi bersih? Seharusnya kau bersyukur setidaknya ada air untuk membersihkan semuanya."
Setelah membereskan semua, seketika itu juga mereka pulang ke New York.