Malam hari, Desa Babakan diselimuti kegelapan. Walau daerah itu termasuk berpenduduk padat, tapi suasana terasa sunyi mencekam. Sedangkan udara dingin terasa sangat menusuk. Dalam suasana gelap gulita itu, tak terlihat kerlip cahaya bintang pun di langit sanasana sehingga membuat orang enggan keluar meninggalkan rumahnya.
Tak ada seorang pun penduduk desa yang keluar rumah, kecuali seorang lelaki paruh baya bernama Bayan. Ia terlihat sedang duduk pada pagar batu di depan rumahnya. Rumah yang cukup lega untuk ditinggali seorang diri. Berdinding kayu jati dan beratapkan jerami kering. Bayan menatap langit yang kala itu sesekali menampakkan kilatan cahaya. Meskipun hari itu tidak hujan, tetapi kilatan itu berkali-kali menyambar dari ufuk satu ke ufuk lain tanpa menimbulkan suara.